Minggu, 25 Maret 2012

Surat Perdamaian untuk Bumiku

There were a lot of things that had happened n still happen into our world. the very world we’re living in we are force to believe that there’s no love anymore the best condition is the best that we can get.fights,discrimination,wars,killings,boms,terorism and so many other bad things we were tampting to believe what i called none love.but i refuse to give in to that,i refuse to believe that there’s no love in our heart. And a little space right here i still believe in simpaty,carrings,efection and touch..we are created to giving no to take away.together and not to divorce.to united and not to devide.and most importantly we are created to love and to be loved

check the video @   http://www.youtube.com/watch?v=bpa7gkHY4qw

Sabtu, 24 Maret 2012

MY SPIRIT TO CREATE A BETTER WORLD

"Be a better person than what we could do, be a person who has a bright future is not like what we feel now!"
- My Parent's
    My name is M. Asfar Syafar, I am 16 years old and soon I will get my seventeen birthday. Well, soon I'll be ready to have an NRIC, where the rights and obligations as a citizen I need and must be met. I just went up to class 12 Senior High School in Indonesia, a country in Southeast Asia that are inhabited by 206 million people with the different background, customs, racial, ethnic, linguistic and religious groups. However, we remain a national semboyang and peace in our country that is "Bhineka Tunggal Ika" ("Diversity remains one")
     However, recent issues of politics and the economy began to undermine the peace that already exist and divide the brotherhood among us, especially after the rise of terrorism are extremely detrimental to society. I’m still remembered in my mind when a few months ago, my country is being slammed by the issue of terrorism is detrimental to national security and disturb my country. What's more terror attacks brought the name of a certain group and undermine the unity of the ummat of religion in Indonesia. These terrorist attacks had raised fears and made people nervous to working their daily activities. Not only in my country, but almost all over in the world especially in the Middle East region there was the upheaval of the heat and make a very big fear for the world's population. Children, women, even elderly parents were murdered and be the victimized. Yet we should come together and hold hands to create peace in this world. I feel that we have to make changes, yeah make a CHANGES. A change to create a better life, a life who can bring us the change towards progress in the future!
    I'm just a kid from an ordinary economic backgrounds who live isolated on an island far from the capital city Jakarta, so it is very difficult for me to say what my role and contribution to creating a better world. However, if I recall what a mess and destruction of the world today, so I always have a fiery spirit to create peace and change in this world. I still remember when I was six years old, my parents always said "be a better person than what parents can do". Yes, and I made it as a vision in my life. My parents are just a small trader selling goods on the market overhang, and I don’t want to suffer the same fate as them. I thought I should make changes in my family, I have to have a better future than my parents, and I have to change it from myself.
    I was so excited when I entered in one of the famous school in my town, and I am more excited again when through my first contest event, although at that time I haven’t be the winner but I'm still excited. After that I’m write more often and following the contest at the national level. And the result I was able three times to the capital city Jakarta with hard work and spirit I have. I think that the spirit is the most precious thing I have. I dare to make changes and create a better future with the encouragement, and I already implement it in my family environment. Yeah, one thing is important if we want to create change for the better by creating a spirit of determination and belief in our heart of nature, seeing the environment around us, and strive to contribute to the slightest of social conditions in the environment around us. I am sure that every person must have the spirit to change the world, but just a little person realized that to be a reality. And I'm sure the spirit will make us willing to take a small step that would create a major change towards progress. And most importantly is that we all as citizens of the earth should join hands, forming a large and powerful union and take steps to make such changes.
    We don’t know exactly when the world will be well-peaceful and prosperous, but we have to do to wait for that day is to keep our spirit to dare to make a changes. Share it with others, apply it in our lives, and make this spirit as a positive change that will create happiness in our lives.
    SPIRIT is the most precious thing I have, and I am confident with my spirit can make a changes, make changes to create a better earth. Let's keep our passion for creating a better world people !!!

“Phinisi” Perahu Legendaris yang Membelah Lautan, Merupakan Esensi Budaya Leluhur yang Patut di Lestarikan.

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia, hal itu terbukti dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. (http://www.nationalintegrationmovement.org/)
Seperti diketahui bersama bahwa 3/5 dari wilayah negara kita merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh ± 17.508 pulau yang kaya akan sumber daya hayati dan nirhayati yang sampai hari ini oleh karena pergeseran nilai dan paradigma yang tidak tepat memandang konsep negara kepulauan menyebabkan potensi kelautan kita belum benar-benar bisa dimaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya. Berdasarkan Deklarasi Juanda wilayah perairan Indonesia terbagi atas 3 bagian yaitu: Laut Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan Perairan pedalaman, dengan pembagian ini maka terbentuk konsep negara kepulauan Indonesia yang berdaulat. (http://www.nationalintegrationmovement.org/)
Sebagai sebuah negara yang memiliki budaya maritim yang luhur,  Indonesia sejak jaman dahulu sudah sangat terkenal dengan para pelautnya yang ulung yang dapat melakukan penjelajahan bahkan sampai ke wilayah perairan Madagaskar, Vancover dan perairan Ceylon yang ditempuh oleh para pelaut kita dengan menggunakan kapal tradisional. Salah satunya adalah perahu phinisi. Phinisi adalah kapal layar tradisional khas asal Indonesia, yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar, yaitu tiga di ujung depan, dua di depan, dan dua di belakang, umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antarpulau. Phinisi menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mengandung makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia.
    Sejarah Lahirnya Kapal Phinisi
Alkisah di negeri nan jauh di seberang lautan hiduplah seorang raja yang bernama Batara Lattu' dan istrinya We Datu Sengeng, mereka merasa sangat bahagia ketika di karuniai dua orang anak kembar emas yang bernama La Ma'dukelleng atau Sawerigading dan seorang anak perempuan bernama We Tenriyabeng. Karena dikhawatirkan akan saling jatuh cinta pada saat dewasa mereka berdua pun dipisahkan pada saat kecil dan tidak diperkenankan untuk bertemu. Akan tetapi pada suatu waktu semua kekhawatiran yang selama ini ditakutkan tiba-tiba menjadi kenyataan. Dalam sebuah pesta besar di istana Luwu, tanpa sengaja Sawerigading melihat adik kembarnya We Tenriabeng. Saat itulah perasaan dan pikiran Sawerigading tidak pernah tentram lagi, siang dan malam yang terbayang hanyalah adik kembarnya We Tenriabeng. Akhirnya perasaan cinta itupun ditumpahkannya dengan memberitahukan kepada sang ayah yakni Batara Lattu’. Dalam waktu sekejap Batara Lattu’ mengadakan rapat dewan adat untuk membicarakan masalah ini. Dimana dewan adat memutuskan bahwa peristiwa ini dianggap suatu pelanggaran adat yang sangat memalukan, dan sebagai hukuman atas kelakuan Sawerigading tersebut adalah pembuangan.
Meskipun merasa sedih karena harus di asingkan tapi Sawerigading tetap patuh terhadap titah yang di perintahkan oleh ayahnya tersebut. We Tenriabeng juga merasa sangat sedih mendengar kabar tersebut, ia berlari ke istana dan memohon kepada ayahnya agar Sawerigading tidak jadi di asingkan, tapi keputusan raja dan dewan adat sudah tak dapat di tantang lagi, akan tetapi karena anjuran We Tenriabeng tersebut, maka negeri yang dituju dalam pembuangan itu adalah negeri Cina. Karena di negeri Cina terdapat putri raja Cina yang bernama I We Cudai yang kecantikan dan kelembutannya tidak jauh berbeda dengan dirinya (We Tenriabeng).  Sawerigading berjanji kepada Batara Lattu’ bahwa ia tak akan pernah lagi menginjakkan kakinya di tanah Luwu. Sebelum berangkat ia di bekali sebuah perahu besar oleh Batara Lattu’. Setelah berjalan selama berbulan-bulan maka sampailah Sawerigading ke tanah Cina, di sana ia mulai membangun kehidupannya yang baru sebagai seorang Ono (Hamba) sampai suatu ketika ia bertemu dengan We Cudai, seorang putri Cina yang perawakannya sama persis dengan We Tenriabeng. Ia kembali menemukan perasaan cintanya yang selama ini telah hilang akibat jalinan cintanya dengan We Tenriabeng di masa lalu. Ia terpikat oleh kecantikan dan kelembutan yang di tampakkan oleh putri We Cudai sampai sampai ia menyamar sebagai seorang pedagang yang di maksudkan hanya untuk melihat wajah We Cudai setiap harinya.
Sawerigading memberanikan diri untuk berkenalan lebih dekat dengan We Cudai, sampai mereka kemudian menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Sawerigading berjanji kepada We Cudai untuk menikahinya, dan untuk menepati janjinya tersebut maka ia meminang putri We Cudai. Tapi sayang sekali karena lamaran Sawerigading di tolak oleh raja Cina. Karena merasa kecewa lamarannya di tolak maka Sawerigading melakukan peperangan dengan kerajaan Cina. Setelah berhasil mengalahkan pasukan raja Cina, barulah Sawerigading melangsungkan pernikahan dengan We Cudai. Mereka hidup rukun damai dan memperoleh tiga orang anak yaitu : I La Galigo , I Tenridia dan Tenribalobo.
Pada suatu ketika I We Cudai ingin berkunjung ke negeri suaminya, menjumpai mertua yang belum pernah dilihatnya. Sawerigading bimbang mengingat akan sumpahnya dahulu ketika hendak bertolak ke Cina. Bahwa seumur hidupnya ia tidak akan lagi menginjakkan kakinya di tanah Luwu, akan tetapi karena kasihan akan isteri dan anaknya apabila  dibiarkan berlayar sendiri tanpa ditemani, akhirnya iapun ikut serta.
Tapi sebuah musibah terjadi di tengah jalan. Ombak dan badai menghantam perahu mereka dan menghancurkannya. Bagian badan perahu terdampar di Dusun Ara, layarnya mendarat di Tanjung Bira dan sisanya mendarat di Tanah Lemo. Peristiwa itu seolah menjadi pesan simbolis bagi masyarakat Desa Ara. Mereka mengartikan peristiwa ini sebagai petunjuk bahwa mereka harus mengalahkan lautan dengan kerjasama. Sejak kejadian itu, orang Ara hanya mengkhususkan diri sebagai pembuat perahu. Orang bira yang memperoleh sisa layar perahu mengkhususkan diri belajar perbintangan dan tanda-tanda alam. Sedangkan orang Lemo-lemo adalah pengusaha yang memodali dan menggunakan perahu tersebut. Tradisi pembagian tugas yang telah berlangsung selama bertahun-tahun itu akhirnya berujung pada pembuatan sebuah perahu kayu tradisional yang disebut Phinisi.
    Upacara Ritual Pembuatan Phinisi
Upacara ritual juga masih mewarnai proses pembuatan perahu ini. Konon, para pengrajin harus menghitung hari baik untuk memulai pencarian kayu sebagai bahan baku. Biasanya jatuh pada hari ke lima dan ketujuh pada bulan yang berjalan. Angka 5 (naparilimai dalle'na) yang artinya rezeki sudah di tangan. Sedangkan angka 7 (natujuangngi dalle'na) berarti selalu dapat rezeki. Setelah dapat hari baik, lalu kepala tukang yang disebut "punggawa" memimpin pencarian.
Menurut catatan, pohon yang akan ditebang juga tak boleh sembarangan. Harus digelar upacara khusus untuk itu. Tujuannya, mengusir roh penghuni kayu tersebut. Seekor ayam dijadikan sebagai korban untuk dipersembahkan kepada roh. Jenis pohon yang ditebang itu disesuaikan dengan fungsi kayu tersebut. Pemotongan kayu untuk papan selalu disesuaikan dengan arah urat kayu agar kekuatannya terjamin. Pemotongan yang dilakukan dengan gergaji harus dilakukan sekaligus tanpa boleh berhenti. Itu sebabnya untuk melakukan pemotongan harus dikerjakan oleh orang yang bertenaga kuat. Ujung lunas yang sudah terpotong tidak boleh menyentuh tanah. Bila balok bagian depan sudah putus, potongan itu harus dilarikan untuk dibuang ke laut. Potongan itu menjadi benda penolak bala dan dijadikan lambang sebagai suami yang siap melaut untuk mencari nafkah. Sedang potongan balok lunas bagian belakang disimpan di rumah, diibaratkan sebagai istri pelaut yang dengan setia menunggu suami pulang dan membawa rezeki. Setelah semua bahan kayu mencukupi, barulah dikumpulkan untuk dikeringkan. Ketika melakukan peletakan lunas, juga harus disertai prosesi khusus. Saat dilakukan pemotongan, lunas diletakkan menghadap Timur Laut. Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki. Sedang balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita. Usai di ucapkan doa, bagian yang akan dipotong ditandai dengan pahat.
 Pemasangan papan pengapit lunas disertai dengan upacara "Kalebiseang" atau Upacara "Anjerreki" yaitu untuk penguatan lunas, disusul dengan penyusunan papan dari bawah dengan ukuran lebar yang terkecil sampai ke atas dengan ukuran yang terlebar. Jumlah seluruh papan dasar untuk perahu pinisi adalah 126 lembar. Setelah papan teras tersusun, diteruskan dengan pemasangan buritan tempat meletakkan kemudi bagian bawah. Apabila badan perahu sudah selesai dikerjakan, dilanjutkan dengan pekerjaan "a'panisi", yaitu memasukkan majun pada sela papan.
Supaya sambungan antarpapan merekat kuat, dipakai bahan perekat dari sejenis kulit pohon barruk. Selanjutnya, dilakukan allepa, yaitu mendempul. Bahan dempul terbuat dari campuran kapur dan minyak kelapa. Campuran tersebut diaduk selama 12 jam, dikerjakan sedikitnya 6 orang. Untuk kapal 100 ton, diperlukan 20 kg dempul badan kapal. Sentuhan terakhir adalah menggosok dempul dengan kulit pepaya. Proses terakhir kelahiran pinisi adalah peluncurannya. Lagi-lagi, digelar prosesi khusus. Untuk perahu dengan bobot kurang dan 100 ton, biasanya dipotong seekor kambing. Sedangkan untuk kapal 100 ton ke atas, dipotong seekor sapi. Disamping itu juga di siapkan berbagai sesaji yang menjadi salah satu  syarat yang tak boleh ditinggalkan dalam upacara ini seperti jajanan yang semuanya harus berasa manis dan seekor ayam jago putih yang masih sehat. Jajanan menimbulkan keinginan dari pemilik agar perahunya kelak mendatangkan keuntungan yang tinggi. Sedikit darah dari ayam jago putih ditempelkan ke lunas perahu. Ritual itu sebagai simbol harapan agar tak ada darah tertumpah di atas perahu yang akan dibuat.
Ketika pinisi sudah mengapung dl laut, barulah dipasang layar dan dua tiang. Layarnya kadang-kadang berjumlah tujuh. Kapal yang diluncurkan biasanya sudah siap dengan awaknya. Peluncuran kapal dilaksanakan pada waktu air pasang dan matahari sedang naik. Sebagai pelaksana utama upacara itu, punggawa alias kepala tukang yang duduk di sebelah kiri lunas. Doa pun diucapkan: “Bismillahir Rahmanir Rahim BuIu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako mukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir“ (Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayu dari kekayuan dari Mukma-nul Hakim saya percaya Nabi Haidir untuk menjagamu.)
Berkaitan dengan cerita kapal phinisi ini, timbul kekhawatiran dari masyarakat Bugis Bulukumba, Sulawesi Selatan bahwa rancangan bangun kapal phinisi akan didaftarkan hak patennya oleh negara asing. Mengingat sentra-sentra pembuatan perahu phinisi yang terbesar di dunia justru terletak diluar Indonesia. Contohnya sentra-sentra itu malah berada di beberapa negara seperti Jepang, Australia, Malaysia dan Brunei. Padahal sebelumnya Bulukumba sudah terlebih dahulu terkenal sebagai penghasil kapal phinisi dengan kualitas terbaik. Indonesia dewasa ini memang sedang penuh dengan hiruk pikuk kepentingan dari banyak pihak. Hal-hal yang seharusnya diperhatikan malah jadi diabaikan. Hal-hal yang pernah membuat negeri ini bangga, sekarang sudah dilupakan. Padahal sebagian besar wilayah kita adalah lautan. Tapi justru di lautan kita makin tertinggal. Seperti nasib kapal Phinisi yang kini terlunta-lunta meskipun pernah mencetak prestasi yang luar biasa. Bahkan mungkin sudah banyak orang Indonesia yang tidak ingat lagi lagu “Nenek moyangku orang pelaut”.
Di tengah kemajuan teknologi yang pesat ini, efektifitas dan produktivitas memang sangat di tuntut, sehingga  sangat aneh apabila masih ada sebuah perahu yang dapat berdiri kokoh tanpa adanya campur tangan teknologi, namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah “apakah kita mampu bertahan di tengah tuntutan zaman yang menginginkan segalanya dengan extra cepat ini?“. Mengingat proses pembuatan phinisi membutuhkan waktu dan dana yang  lumayan besar. Entahlah, semuanya tergantung di tangan-tangan anak muda  bugis saat ini. Yang pasti, di balik semua prosesi adat, dana serta waktu pembuatan yang besar itu, tercipta sebuah perahu phinisi dengan kualitas terbaik yang dapat membelah lautan meskipun tanpa adanya campur tangan dari teknologi. Jayalah phinisiku, tetaplah lestari dan tetaplah menjadi esensi budaya luhur dalam setiap proses pembuatan perahu di negara ini . 

Hubungan Indonesia – Maroko : Kami Bersahabat dan Akan Tetap Begitu !

    Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Sedangkan Maroko adalah sebuah negara di barat laut Afrika yang mempunyai garis pantai yang panjang dekat Samudra Atlantik yang memanjang melewati Selat Gibraltar hingga ke Laut Tengah. Bentuk pemerintahan Maroko adalah Monarki Konstitusional.
    Yah, sekilas memang ada perbedaan yang nampak di antara kedua Negara ini. Yang satunya berada di benua Asia, dan yang satunya lagi berada jauh di benua Afrika. Bukan itu saja, perbedaan letak geografis yang begitu jauh tentu saja juga menciptakan keadaan alam, suku bangsa dan budaya yang berbeda. Bahkan ideologi kedua negara pun jelas-jelas berbeda, Indonesia memiliki ideologi Pancasila sedangkan Maroko berideologi Islam. Tapi nampaknya, perbedaan mendasar ini tidak lantas memunculkan ketidakharmonisan tetapi justru malah menciptakan hubungan yang akrab dan harmonis antara keduanya. Bahkan hubungan tersebut telah dimulai dari pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika hingga diresmikan pada awal kemerdekaan kedua negara. Jadi sangatlah tidak masuk akal untuk menghentikan hubungan kedua negara yang sudah bagai saudara ini apabila hanya karena sebatas kekhawatiran akan pertikaian politik yang akan dan sedang terjadi di Timur Tengah sana.
    Persahabatan memang begitu indah, sahabat tidak hanya ada di saat kita bahagia, bahkan disaat kita sedih dan menangis pun sahabat selalu ada disamping kita. Sahabat selalu ada memberikan semangat dan dukungan disaat kita sedang terpuruk, sahabat selalu mengerti kondisi kita, bahkan sahabat selalu membantu kita meskipun kita tidak memintanya. Layaknya seorang sahabat, hal inilah yang dinampakkan dalam hubungan antara Indonesia dan Maroko. Indonesia memberikan dukungan moril dengan membangkitkan kesadaran dan semangat juang rakyat Maroko untuk membebaskan diri dari kolonialisme. Begitupun Maroko, memberikan dukungan dalam pencapaian kepentingan nasional Indonesia di berbagai forum organisasi internasional di dunia. Bahkan bukan hanya itu saja, persahabatan bilateral yang dibentuk dan dijaga dengan begitu apik juga mulai menciptakan hubungan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan satu sama lain, baik di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata maupun kebudayaan.
    Bila menelisik ke masa lalu, ternyata hubungan Indonesia-Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi. Hubungan itu terjalin ketika seorang musafir terkenal bernama Ibnu Battutah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India, dan akhirnya tiba di Indonesia yakni di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Begitu juga salah satu “Wali Songo” penyebar Islam di Indonesia yang bergelar Al-maghriby ( Maulana Malik Ibrahim) juga datang dari negara ini. Ini dibuktikan oleh Ahmad Najib Afandi dalam disertasinya “al-Harkah as-Syufiyah bi Indonesia wa Atsaruha bi Falsafah al-Akhlak”, untuk meraih gelar doktornya di Maroko (2006). Selanjutnya, pada tahun 1995 hubungan Indonesia-Maroko lebih kuat lagi ketika Maroko turut aktif berperan di Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat. Saat itu Indonesia melalui Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Afrika Utara yang diketuai oleh M. Natsir memberikan dukungan penuh kepada Maroko untuk memperjuangkan kemerdekaannya, hal inilah yang mendorong Alal Fassi dengan gigih menyuarakan kepentingan Maroko dan negara-negara Afrika Utara lainnya guna meraih kemerdekaannya. Sehingga setahun kemudian, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Maroko menjadi salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaannya dari kolonial Perancis. Selanjutnya empat tahun kemudian persahabatan kedua Negara ini diresmikan dengan penyerahan surat kredensial Dutabesar Nazir Pamontjak kepada Raja Maroko Mohammed V pada 19 April 1960. Dan pada tanggal 2 Mei 1960, Indonesia-Maroko makin mempererat persahabatannya dengan kunjungan Presiden Soekarno ke kota Rabat, ibukota Maroko untuk bertemu dengan Raja Muhamad V. Hal ini tentunya menjadi kegembiraan bagi Maroko mengingat Presiden Soekarno menjadi pemimpin negara pertama yang mengunjungi Maroko setelah dinyatakan merdeka, apalagi Presiden Soekarno juga dianggap sebagai pemimpin revolusi dunia yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika khususnya bagi Maroko sendiri.
    Kunjungan persahabatan ini yang membuat Raja Mohammed V memberikan buah tangan spesial untuk Presiden Soekarno yakni berupa penamaan jalan yang mengambil namanya di jantung kota Rabat. Bahkan bukan hanya jalan Soekarno saja yang dijadikan nama jalan, malahan masih ada lagi pemberian nama jalan yang berkaitan dengan Indonesia yaitu jalan Bandoeng dan jalan Jakarta di ibukota Negara ini. Sebagai rasa terima kasihnya Presiden Soekarno juga menamatkan salah satu nama jalan terpenting dan tersibuk yang ada di Jakarta dengan nama Jalan Casablanca yaitu salah satu kota perdagangan dan kota pelabuhan terpenting  di Maroko. Kunjungan persahabatan ini juga menjadi awal mula berdirinya kedutaan besar Republik Indonesia di Maroko, selain itu sampai sekarang Warga Negara Indonesia juga dibebaskan visa untuk masuk ke Maroko.
    Peristiwa 51 tahun yang lalu ini bisa menjadi obat rindu sekaligus mengingatkan kita betapa erat dan pentingnya kelanjutan hubungan persahabatan Indonesia-Maroko agar selalu dipererat dari dulu, kini dan di hari esok. Meskipun perbedaan kedua negara masih menjadi kendala, tetapi hal ini tidak menghalangi kedua negara untuk menjaga dan membangun fondasi kokoh persahabatan antar kedua Negara, tidak hanya menjalin hubungan bilateral semata, tidak hanya saling mencari keuntungan yang satu dengan yang lainnya saja. Tetapi  yang lebih penting bagaimana kita menjalin hubungan persahabatan dari hati ke hati antara masyarakat kedua bangsa (people to people contact) menjadikannya sebagai hubungan persahabatan yang abadi dan harmonis, dan tidak hanya berlandaskan kepentingan ekonomi atau politik yang mudah rapuh, memecah belah, serta hanya bersifat sementara saja. Diharapkan kedepan hubungan Indonesia-Maroko semakin ditingkatkan di berbagai bidang agar dapat diwariskan ke generasi penerus kedua negara. Memperkuat hubungan persahabatan dan kerja sama Indonesia-Maroko, bukan hanya di bidang politik dan ekonomi semata. Tetapi juga merambah ke bidang perdagangan, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan. Dan yang terpenting apabila dikemudian hari ada yang mempertanyakan bagaimana hubungan yang terjalin antara Indonesia-Maroko lagi, maka kita sebagai generasi penerus bangsa akan dengan tegas menjawab bahwa KAMI BERSAHABAT DAN AKAN TETAP BEGITU !



Referensi
Afandi, Nasrulloh. 2010. Pengaruh intelektualitas dan spiritualitas  ulama Maroko di Indonesia. Online.
Ali, Burhan. 2011. Berawal dari Sejarah Indonesia-Maroko. http://www.ppimaroko.org/
Anonim. 2011. Maroko Berharap Hubungan Dengan Indonesia Dapat Ditingkatkan.  http://berita.kapanlagi.com/
Fabrian, Dicky. Produk – produk Indonesia di Pasar Maroko. http://www.aksesdeplu.com/Maroko.htm 
http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Indonesia
http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Maroko

“Ammatoa Kajang” Kawasan Adat, Dimana Gender Wanita Lebih Dihormati dan Dijunjung Tinggi Oleh Lelaki


“Bhinneka Tunggal Ika”
Indonesia merupakan Negara yang memiliki beragam agama, ras, suku, bahasa, adat dan kebudayaan. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi, beberapa kebudayaan di Indonesia telah pudar, sehingga kebudayaan yang masih bertahan sudah dapat dihitung dengan jari tangan. Salah satu kebudayaan tersebut adalah kebudayaan Ammatoa yang terletak di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
 Masyarakat Ammatoa hidup dan menetap di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Mereka menyebut daerah itu sebagai Tana Toa. Mereka selalu patuh terhadap aturan adat yang berlaku di Tana Toa.  Adat Ammatoa, begitulah masyarakat Kajang menyebutnya.  Setiap hari, mereka selalu hidup dalam kesederhanaan. Mereka tinggal di rumah yang terbuat dari kayu yang beratapkan ijuk.  Mereka juga tidak menggunakan perabot rumah tangga, seperti kasur dan kursi. Alat elektronik seperti Radio dan televisi juga tak satupun terlihat di dalam rumah masyarakat Ammatoa. Ammatoa memiliki adat dan tradisi yang unik dengan sejarah yang cukup panjang dan kompleks. Daerah ini sama sekali belum tersentuh oleh hal-hal yang berbau modern, hal ini disebabkan oleh sikap masyarakat Ammatoa yang tidak mau menerima pengaruh kebudayaan dari luar. Mereka tetap mempertahankan apa yang selama ini mereka anggap benar dan mereka yakini, mereka menolak segala hal yang terkait dengan modernisasi.
Setiap bentuk rumah Suku Kajang selalu sama.  Mereka menganggap, persamaan itu sebagai simbol kebersamaan.  Setiap harinya, mereka juga mengenakan pakaian hitam.  Bagi mereka, hitam merupakan simbol keseragaman dan kesederhanaan.  Hitam juga dianggap sebagai simbol bahwa Suku Kajang harus selalu ingat pada dunia akhir atau kematian.  Konon, semuanya mereka lakukan atas dasar ajaran para leluhur.
Salah satu dari tradisi adat Ammatoa yang masih di junjung tinggi sampai saat ini adalah tradisi penghormatan terhadap harkat perempuan dan anak-anak yang lebih sering disebut dengan kesetaraan gender. Tradisi ini sangat jauh berbeda dengan kebanyakan tradisi masyarakat lain di Indonesia yang pada umumnya melakukan diskriminasi dan pengekanan terhadap hak-hak wanita dan anak. Adapun beberapa alasan masyarakat Ammatoa Kajang dalam penghormatan hak-hak wanita dan anak-anak adalah sebagai berikut :  
  •     Islam sangat menghormati wanita.
    Islam sangat menghormati wanita. Baik sebagai seorang ibu, seorang istri, atau pun seorang anak. Bahkan juga sebagai seorang kawan dan anggota masyarakat pada umumnya. Perintah untuk menghormati para wanita tersebar di mana-mana. Di dalam Al-Quran dalam bentuk firman-firman Allah, di hadits-hadits Rasulullah saw, atau pun di berbagai perilaku yang dicontohkan oleh para sahabat Nabi. Islam adalah agama yang sangat menghormati wanita.
    Suatu ketika, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasul, siapakah orang yang harus saya hormati di dunia?. Maka Rasulullah menjawab: ibumu. Setelah itu siapa lagi ya Rasul? Rasulullah menjawab lagi: ibumu. Setelah itu siapa? Dijawab lagi: ibumu. Dan setelah itu siapa? Barulah Rasulullah menjawab: bapakmu. Hadits ini sungguh luar biasa, di tengah-tengah perlakuan biadab lelaki terhadap perempuan di zaman itu, Rasulullah justru memberikan jawaban di atas. Bahwa orang yang harus paling kita muliakan dan kita hormati adalah seorang wanita yakni ibu kita.
  •     Wanita adalah orang tua yang utama dan yang melahirkan kita.
Wanita sebagai seorang ibu adalah orang tua yang utama, hal itu kerena tanpa ibu kita tak akan pernah ada. Mengingat seorang lelaki tidak bisa melahirkan anak tanpa wanita. Akan tetapi, bagi seorang wanita. Ia bisa memiliki anak meskipun tanpa ayah. Ini dibuktikan dengan lahirnya Isa ibn Maryam. Yang dalam ilmu kedokteran disebut sebagai kelahiran parthenogenesis. Yakni  kelahiran bayi dari seorang ibu tanpa melalui proses perkawinan dengan seorang ayah.
    Pengorbanan wanita tidak terkira.
Wanita sebagai seorang ibu telah bersusah payah mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik kita sampai dewasa. Karena itu, sungguh tidak tahu diri jika kita mengabaikannya begitu saja. Ibu telah melakukan sebuah pengorbanan yang besar bagi anaknya, pengorbanan yang tak akan pernah bisa di balas oleh sang anak.
    Wanita memperoleh perlindungan dalam hal harta benda.
Wanita memperoleh perlindungan dalam hal harta benda ketika berumah tangga. Seorang suami diwajibkan untuk menafkahi istri dan anak-anak. Karena itu dalam harta suami ada hak istri. Akan tetapi, dalam harta istri tidak terdapat hak suami. Sebagai contoh, adalah istri yang bekerja. Maka seluruh penghasilan yang diperolehnya sepenuhnya adalah milik si istri. Kecuali ia merelakannya, maka tidak apa-apa si suami ikut menikmatinya. Apalagi jika si istri merasa, bahwa dia bekerja atas izin dan persetujuan suaminya.
  •     Wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya.
Wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya, meskipun sang suami memiliki tingkatan satu derajat lebih tinggi sebagai pemimpin rumah tangga. Dalam konteks interaksi sosial, Allah menempatkan laki-laki dan wanita secara seimbang. Kedua-duanya adalah sama di hadapan Allah. Yang membedakan hanyalah keimanan, ketakwaan, dan amal kebajikannya. Tak peduli dia laki-laki atau perempuan, kalau dia beriman, bertakwa dan banyak berbuat amal kebajikan, maka ia adalah hamba Allah yang tinggi derajatnya. Dan jika sebaliknya, ia adalah  rendah di hadapanNya.
  •     Wanita adalah mahluk yang lemah.
Wanita merupakan sosok mahluk yang diciptakan dengan sikap kelembutan, dan memang sudah pada dasarnya wanita hendaknya berlaku lemah lembut. Di samping penciptaan wanita dengan sikap kelembutannya, Allah juga telah menciptakan sesosok pria yang akan mendampingi dan melindunginya. Sehingga sudah pada kodratnyalah pria melindungi wanita yang merupakan mahluk yang lemah.
Hal itulah yang melatar belakangi tingginya tingkat penghormatan masyarakat Kajang terhadap perempuan, posisi perempuan di dalam adat, sangat-sangat dihormati. Selaku figur warna masyarakat yang harus selalu kita kedepankan ialah penghormatan terhadap wanita. Salah satu contohnya, di dalam kawasan Ammatoa tidak ada cukup sumur untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Mungkin hanya satu-dua biji saja, terlebih lagi sumur  itu menjadi tempat mandi bagi masyarakat Ammatoa. Kalau di sumur itu ada wanita, maka pria tidak boleh langsung ke sana mendekati sumur itu. Nanti setelah wanita tersebut selesai mandi atau menyelesaikan hajatnya dan mengambil air untuk pulang, barulah kemudian pria bisa mendekat ke sana. Dan apabila aturan ini tidak dipatuhi oleh masyarakat maka sang pelaku akan didenda dengan tuduhan pelanggaran asusila bahkan tak jarang nyawa bisa menjadi taruhannya.
Turun temurun, masyarakat Suku Kajang di Tana Toa tetap menjalankan ajaran Patuntung, ajaran yang menjadi adat turun temurun di Ammatoa.  Aturan adat Ammatoa yang selalu mengikat setiap aktifitas kehidupan masyarakat Ammatoa.  Konon, ajaran dan aturan itulah yang membuat mereka akan selalu hidup dalam kesederhanaan.  Kesederhanaan yang menjadi wujud kebersamaan masyarakat Ammatoa Kajang dan kebersamaan itulah yang membuat Suku Kajang selalu hidup rukun dan berdampingan. Maka, kita harus proporsional dalam memahami persoalan gender ini. Jangan terlalu berlebihan untuk menyamakan wanita dengan lelaki. Tetapi juga jangan berlebihan merendahkan martabatnya. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya, sesuai dengan fitrah yang mengiringinya. Bergantung di mana mereka berkiprah dalam kehidupannya. Seperti masyarakat Ammatoa Kajang yang akan senantiasa menghormati kesetaraan gender di kalangan wanita, semoga adat dan tradisi ini tak lekang oleh zaman seperti masyarakat Ammatoa yang tetap kukuh mempertahankan adat dan tradisi mereka hingga akhir hayat.

Sundala’ : Kata Tabu yang Kini Populer di Kalangan Anak Bugis


Suatu waktu pada jam istirahat di sekolah, salah seorang teman saya yang bernama Dodi menitipkan uang kepada teman saya Andi untuk dibelikan makanan ringan di kantin sekolah karena Dodi sedang asyik bermain facebook di hpnya. Setelah lama menanti, ternyata makanan yang dibelikan oleh Andi ini ternyata berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Dodi. Setelah melihat makanan ringan yang dibelikan oleh Andi tersebut, Dodi kemudian mengumpat dengan berkata “wihh, salahki sundala’ bukan ini yang kusuruh beli” ujarnya. Kemudian Andi juga membalas dengan menjawab “apa paeng mauta’ sundala’ ?”
    Betapa kagetnya saya mendengar kedua temanku ini saling caci-memaki dengan kata-kata tersebut. Bagaimana tidak, saya pernah hampir ditampar oleh Ayah saya karena bertanya apa arti dari kata tersebut, ayah saya bahkan bertanya siapa yang mengajarkan saya mengatakan kata-kata kotor tersebut. Saya akhirnya tahu apa arti kata tersebut setelah menanyakannya dengan sopan kepada kakak sepupuku, dan semenjak kejadian tersebut saya berjanji untuk tidak mengucapkan kembali kata kotor tersebut. Apalagi mengingat di lingkungan sekitar rumah saya yang masyarakatnya didominasi oleh kalangan suku Bugis yang sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan dan beretika di dalam keseharian, masyarakat yang sangat memegang teguh prinsip bahwa budaya adalah jembatan menuju kesuksesan, budaya adalah tempat untuk mencari solusi jika terdapat permasalahan, budaya adalah harta yang tak ternilai harganya, jadi sungguh malu rasanya jika sampai mengucapkan kata hina tersebut.
Sundala’ sebenarnya berasal dari bahasa Indonesia “Sundal” yang berarti perempuan jalang; lacur; atau pelacur yang kemudian diadaptasi ke bahasa Makassar menjadi sundala’, seperti kata sandala dari kata “sandal” atau “sendal”. Sekali diucapkan akan membuat seseorang merasa terhina hingga harga dirinya jatuh. Dulu, kata ini dianggap tabu untuk diucapkan, bahkan para orang tua akan memukuli anaknya ketika ia mengucapkannya. Dimana jika sang anak mengucapkannya, si anak akan dipandang tak beretika. Jika begitu si orang tua akan malu jika tak mampu mengajarkan anaknya etika yang baik.
 
Awalnya, kata ini banyak digunakan oleh kaum tak terdidik seperti banci dan pemulung. Namun seiring berjalannya waktu, kata ini kemudian popular dan banyak digunakan oleh anak-anak muda dalam pergaulannya. Bahkan dianggap sebagai kata candaan yang jika diucapkan yang lain bisa bebas tertawa. Makanya, kebiasaan ini kian merebak bak jamur di musim hujan. Sumpah serapah ini bukan lagi menjadi hal yang tabu untuk diucapkan. Jengkel sedikit, sumpah serapah lalu keluar tak terkendali. Segala macam makian keluar untuk meluapkan emosi. Bahkan bukan di kalangan anak muda Bugis saja, berbagai saudara kata yang memiliki makna yang sama dengan kata sundala’ ini juga kian merebak hampir merata di seluruh Indonesia, contohnya saja kata kampret, maho, anjing, fuck, bitch, dan berbagai kata kotor lainnya menjadi lazim digunakan di kalangan anak muda sekarang, sungguh ironis.
    Bagaimanapun bangsa ini harus mengakui bahwa nilai-nilai kesopanan dan kesantunan di dalam dirinya, berangsur-angsur pudar. Keidentikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah perlahan terkikis bersamaan tergerusnya nilai-nilai moral lain. Bangsa ini menjadi sulit untuk memanifestasikan dirinya yang baik, dalam perjalanan untuk menjadi bangsa yang maju dan beradab. Aroma kemajuan membawanya ke dalam ruang-ruang asing yang keras dan kejam. Akan sulit sekali saat ini menemukan manusia-manusia Indonesia yang menjunjung nilai-nilai kesopanan dan kesantunan. Dan semakin sulit saja menemukan orang-orang Indonesia yang mau menegakkan dirinya bersama nilai-nilai kejujuran dan kebaikan. Bangsa ini telah menjadi bangsa yang lebih suka mengabaikan etika dan nilai-nilai moral yang ada. Tak peduli lagi itu baik atau buruk, kecuali bila itu berhubungan dengan kepentingan dan kebaikannya.
    Bangsa ini lebih memilih menjadi bangsa yang memenuhi sisi-sisi di dalam pikirannya dengan nilai-nilai pragmatisme daripada kolektivisme yang tak membawa keuntungan. “loe-loe, gue-gue. Engkau ada karena kau berguna, aku ada karena melihat ada yang berguna.” Nilai-nilai pragmatisme ini memupuskan kuncup-kuncup moral yang sebelumnya menjadi bagian keseharian hidup manusia Indonesia. Bangsa ini tak lagi mau dan tak mampu berkembang dengan kebaikan, dan itu telah menjadi bagian dari sekian pilihan yang dipilihnya. Di sini pekerjaan, jabatan, golongan, kekayaan, kebijakan, dan kekuasaan, dengan bermacam relasi sosialnya tak akan lepas dengan negatifitas penjelmaannya. Bangsa ini tak malu lagi bila menyingkirkan nilai-nilai kejujuran dan kebaikan di dalam lubuk hatinya yang dalam sekalipun, dan diganti dengan segala kepicikan dan kepura-puraan. Bangsa ini menjadi bangsa yang tak lagi mau mengerti arti penting kesopanan dan keramahan, dan arti penting kebaikan dan kejujuran.
    Padahal selama ini orang Indonesia dikenal sebagai orang-orang yang sangat menjunjung tinggi nilai – nilai budayanya sendiri, menjunjung tinggi nilai budayanya sebagai aset untuk melestarikan daerah dan kebudayanya secara turun – temurun. Nilai – nilai budaya yang secara turun – temurun yang dimaksud adalah sopan, santun, taat, menghormati, menghargai, menjunjung tinggi adat, tata krama pergaulan, dan lainnya yang menjadi ciri khas orang Indonesia. Kebiasaan mengalah, menghargai jasa orang lain, menghormati hak milik orang, merupakan gambaran betapa orang Indonesia merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi budayanya.
    Akan tetapi semua hal ini seakan lenyap dan melebur seakan meleburnya globalisasi dan perkembangan zaman yang semakin modern, dengan keterbukaan antar Negara yang membuat semua aspek kehidupan termasuk aspek kebudayaan membaur tanpa batas. Salah satu hasil nyata dari globalisasi adalah teknologi, teknologi mempercepat terjadinya pembauran dan mempermudah pertukaran serta akses informasi di masyarakat dunia. Dengan teknologi kita bisa dengan mudah memilih keinginan yang kita mau. Tentunya hal ini menjadi pengaruh teknologi yang baik bagi masyarakat, akan tetapi perlu kita sadari bahwa teknologi memiliki dampak negative yang lebih banyak dari apa yang bisa kita bayangkan.
    Bagaimana perkembangan teknologi membawa pengaruh negatif dalam hidup manusia ? apakah pengaruh negatif dari teknologi mempengaruhi pergeseran nilai – nilai budaya dalam kehidupan manusia ? Kedua pertanyaan ini menjadi wajar apabila kita perhatikan dengan seksama dampak dari kemajuan teknologi saat ini. Tidak dipungkiri bahwa perkembangan teknologi saat ini juga membawa pengaruh yang kurang baik atau negatif dalam kehidupan manusia. Kehadiran tekologi yang sedemikian canggih membuat masyarakat umum mempunyai begitu banyak pilihan untuk memilih apa yang dikehendakinya. Sehingga memungkinkan mereka keliru dalam mengadopsi gaya hidup dan tren, hal itu dapat dilihat dari masyarakat Indonesia yang sebelumnya didominasi dan masih menjaga adat Timur kini dengan cepat diubah menjadi negara yang mengikuti gaya dan tren orang-orang Barat, bahkan menjadikan budaya western sebagai gaya hidup anak muda jaman sekarang, termasuk  juga di kalangan anak muda Bugis.
    Dan untuk jawaban atas pertanyaan yang kedua apakah pengaruh negatif teknologi mempengaruhi bergesernya nilai – nilai budaya dalam masyarakat, jawabannya iya. Teknologi diciptakan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuan manusia itu sendiri, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya justru teknologi tersebut disalah gunakan. Misalnya lewat teknologi internet atau dunia maya orang akan semakin mudah mengakses situs – situs porno, yang mana justru hal itu datangnya dari kaum muda, hal ini tentu membuat pergeseran norma asusila dalam hidup kaum muda tersebut. Ini menjadi satu contoh dari sekian banyak contoh yang ada dalam kehidupan sehari hari masyarakat. Contoh lain adalah dampak teknologi di dalam bidang militer, berpuluh – puluh macam senjata dicipatakan untuk membunuh manusia, kemana larinya budaya untuk saling menolong, menghargai sesama manusia kalau teknologi yang diciptakan justru dipakai untuk membunuh manusia sendiri.
    Yang paling hangat dalam ingatan kita tentunya kasus penculikan dan perkosaan yang dilakukan oleh pelajar beberapa waktu lalu yang justru dilakukan setelah pada mulanya berkenalan lewat media teknologi jejaring sosial online facebook. Dengan begitu mudahnya orang dapat mengakses informasi diri dan menyebarluaskan kepada sesama teman, akibatnya prostitusi pun dapat dilakukan lewat dunia maya, ini yang justru merupakan efek dari perkembangan teknologi modern. Selain itu sekarang saya sudah tidak pernah lagi melihat anak-anak di lingkungan sekitar rumah saya bermain bersama di lapangan maupun halaman rumah, sekarang mereka lebih memilih bermain game atau bermain internet di warnet dibanding bermain bersama yang dapat membangun sifat kebersamaan, semangat kegotong-royongan, tolong-menolong, dan persaudaraan. Dan masih banyak lagi contoh betapa perkembangan teknologi yang begitu canggih justru disalah gunakan sehingga mengakibatkan bergesernya nilai – nilai budaya umat manusia itu sendiri.
    Dan bukti yang lebih nyata seperti yang ditunjukkan pada kedua teman saya diatas, mereka menjadi melupakan tata karma dan nilai kesopanan, mereka menjadi lumrah mengucapkan kata-kata yang sebelumnya dianggap tabu, mereka kemudian seakan melupakan berbagai ajaran nilai-nilai luhur yang pernah diajarkan oleh orang tua mereka saat mereka masih kecil. Mereka lebih kian gemar menggunakan kata-kata kasar dan cacian kepada orang lain, bukannya menggunakan kata-kata sopan. Mereka lebih memilih mempopulerkan kata-kata yang dulunya dianggap tabu dan dijadikan sebagai bahasa candaan meraka.
    Memperbaiki tantangan kebobrokan anak muda yang cukup mengkhawatirkan di masa mendatang tentunya bukanlah soal yang gampang. Hal ini memerlukan proses yang berkesinambungan. Namun setidaknya pendidikan moral yang menyenangkan dan mengenalah yang seharusnya ditanamkan dalam diri anak muda. Oleh karena itu dalam upaya mempertahankan nilai nilai budaya dalam lingkungan masyarakat tentunya dibutuhkan kerja yang ekstra, mengingat bahwa nilai – nilai budaya dalam masyarakat menentukan pula perkembangan kehidupan sosial masyarakat itu sendiri. Mereka yang mampu bertahan di tengah kehidupan teknologi yang semakin canggih tentunya akan mendapatkan kehidupan yang diinginkan, demikian sebaliknya. Akantetapi, Setinggi apapun kemajuan teknologi yang ditawarkan kepada kita jika kita salah menggunakannya tentu akan membuat hidup kita menjadi salah jalan, justru teknologi tersebut akan menyesatkan hidup kita sehingga nilai – nilai budaya hidup kita tidak lagi sesuai dengan yang kita harapkan. Semuanya berpulang kembali kepada kita manusia sebagai makluk sosial, apakah teknologi yang sedemikian canggih ini dapat kita maksimalkan penggunaannya atau justru perkembangan teknologi yang menyeret kita pada hancurnya kebudayaan kita.
    Yang pasti satu hal yang harus kita lakukan sejak dini adalah bagaimana kembali menumbuhkan nilai luhur, kesopanan, kesantunan, ketaatan, sikap saling menghormati, menghargai, menjunjung tinggi adat, tata krama pergaulan, dan nilai lainnya yang menjadi ciri khas orang Indonesia kepada generasi muda sekarang, anak-anak kita, dan cucu-cicit kita nantinya. Menumbuhkan sifat dasar orang Indonesia yang sangat menjunjung tinggi kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsanya, memupuk semangat nasionalisme, menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya.
    Dan membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang mampu menjaga kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsanya meskipun ditengah gempuran teknologi dan kemajuan zaman yang semakin modern. Mari menjaga kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa kita! Mempertahankan jati diri bangsa, karena kebudayaan adalah harta yang paling berharga bagi suatu bangsa, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghargai budayanya. dan memulainya sekarang sebagai generasi muda. Mengapa harus menunggu hari besok kalau masih ada hari ini! Majulah Bangsaku, Indonesia!

Nilai – Nilai itu Kini menghilang !

    Bingkai keberhasilan suatu negara tak lepas dari poros penggerak anak muda. Bung Karno, sang proklamator pun pernah berkata yang intinya bahwa generasi mudalah yang akan mengguncang dan membuat dunia takluk kepadanya. Ya, memang sabda tersebut mampu membenarkan ramalan yang merujuk dari sepak terjang anak muda saat ini. Namun, sayangnya guncangan tersebut bukanlah sebuah titik awal kebangkitan dari anak muda, melainkan tindakan yang mengancam Indonesia pada keterpurukan. 

    Anggota masyarakat lain memiliki sebuah monitor terhadap sumbangsih baik maupun buruk anak muda. Ketika merujuk pada anak muda dapat dipastikan bahwa image yang akan dominan muncul adalah sikap anak muda yang bisanya hanya bertindak anarkhis, tidak mandiri, dan tidak real action. Sehingga, masyarakat pada umumnya belum juga sempat berfikir dan menaruh kepercayaan akan masa depan bangsa Indonesia terhadap anak muda sudah tertutupi image buruk anak muda tersebut.
    Hampir dunia keseharian terisi dengan cerminan kondisi kronis anak muda Indonesia. Menu berita beberapa masalah tawuran antar pemuda maupun pelajar tanpa alasan yang jelas menjadi santapan sehari-hari hampir semua bentuk media informasi dari televisi hingga internet. Bahkan, beberapa kota yang terkenal dengan icon kota pelajar, kota budaya, dan lain sebagainya pun tak luput dari wabah ini. Dan seakan anak mudalah yang justru melunturkan icon tersebut.
    Namun, di sisi lain anak muda menghadapi terpaan pengaruh yang sangat kuat. Perlu disadari bahwa anak muda saat ini hidup dalam era globalisasi. Sebuah musuh yang sangat cerdik atau sebuah peluang besar yang prospektif bagi yang mampu memanfaatkannya. Didukung dengan kemajuan teknologi dan kemudahan informasi mampu membentuk pola baru dalam kehidupan khususnya anak muda yang tidak memberikan dampak positif, tetapi dampak negatif.
    Bisa dikatakan bahwa terdapat penjajahan sengit yang saat ini tengah berlangsung. Apabila dahulu para pendahulu bangsa dan pahlawan bangsa menempuh berbagai strategi untuk menghadapi serangan penjajahan dari beberapa negara untuk meraih kemerdekaan. Sedangkan, saat ini anak muda demi sukses juga harus menghadapi penjajahan berupa arus informasi buruk dari globalisasi.
    Apabila melihat kenyataan-kenyataan dari anak muda tersebut, maka terjadi keoptimisan ataupun kepesimisan bagi Indonesia di masa mendatang. Namun, kepesimisan lebih cenderung muncul jika melihat tabiat-tabiat yang dilakukan anak muda saat ini. Mampu dianalogikan bahwa masyarakat maupun pemerintah masih dalam fase menghadapi anak muda belum terfikir akan fase memperbaiki apalagi mempercayai. Sehingga, satu pertanyaan mengakar adalah bagaimana memperbaiki generasi muda ini yang notabene akan memegang kendali dari bangsa Indonesia di masa mendatang. Generasi muda yang akan meneruskan dan menjaga tradisi kebudayaan bangsa Indonesia, generasi muda yang akan berpegang teguh kepada nilai-nilai luhur yang selama ini dianggap sebagai jati diri bangsa Indonesia.
     Padahal negara Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai ke Papua. Dengan 17.000 lebih pulau, 470 suku bangsa, 19 daerah hukum adat, sekitar 726 bahasa daerah dan ratusan kelompok etnis yang tersebar di seluruh nusantara, Indonesia juga memiliki banyak sekali nilai-nilai luhur yang dijadikan sebagai jati diri bangsa Indonesia, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan lama-kelamaan menjadi nilai turun –temurun yang mesti dipelihara meskipun ditengah era globalisasi sekalipun. Nilai – nilai budaya yang secara turun – temurun yang dimaksud adalah sopan, santun, taat, menghormati, menghargai, menjunjung tinggi adat, tata krama pergaulan, dan lainnya yang menjadi ciri khas orang Indonesia. Kebiasaan mengalah, menghargai jasa orang lain, menghormati hak milik orang, merupakan gambaran betapa orang Indonesia merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi budayanya.
    Salah satu masyarakat di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kebudayaannya adalah masyarakat Bugis-Makassar, masyarakat Bugis-Makassar adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai – nilai budayanya yang memegang teguh prinsip bahwa budaya adalah jembatan menuju kesuksesan, budaya adalah tempat untuk mencari solusi jika terdapat permasalahan, budaya adalah harta yang tak ternilai harganya. Adapun salah satu budaya dan nilai luhur masyarakat Bugis yang masih dipegang adalah dalam nilai toleransi, yang mana nilai toleransi tersebut berbunyi “Sipakatau’, Sipakelebbii, Sipakainge”. Tak sekedar slogan atau semboyang, konsep 3S ini bahkan berkembang menjadi tatanan, tuntunan yang sarat nilai etika, norma dan kaidah. Bahkan, Pemerintah di Sulawesi Selatan pernah menjadikannya sebagai acuan dan nilai dalam menjalankan roda pemerintahannya di masa lampau. Adapun konsep 3S ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
    Sipakatau’, menandaskan bahwa setiap manusia adalah sama (equal). Oleh karena itu setiap manusia berhak mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari sesamanya tanpa memandang ras, agama, bahasa dan jabatan. Di balik sebuah jabatan seseorang ia tetaplah manusia biasa, yang kadang khilaf. Begitupun mereka yang papa adalah juga manusia yang perlu disapa bahkan disantuni. Kebijakan seorang penguasa semestinyalah memperhatikan aspek kemanusiaan dan mendahulukan pendekatan persuasif daripada kekerasan. Dan sikap rakyat dan mahasiswa kepada penguasa semestinyalah pada kadar yang wajar, tidak anarkis dan mengandalkan kebringasan massa serta merusak fasilitas umum demi menyalurkan protes dan aspirasi.
    Sipakalebbi, menandaskan tentang pentingnya saling menghargai posisi masing-masing manusia dalam struktur kemasyarakatan dan pemerintahan. Orang tua tahu bagaimana menyayangi yang muda, dan orang muda tahu cara menghormati yang tua. Laki-laki tahu menghormati perempuan begitupun sebaliknya. Pejabat mengerti cara berkuasa yang adil serta bijaksana dalam melihat keadaan dan mengambil keputusan. Rakyat pun tahu makna dipimpin dan menghormati pemimpinnya yang bekerja keras untuk kepentingan orang banyak. Konsekuensi dari prinsip ini akan membuat siapapun berperilaku dan berbicara sesuai dengan norma (baik) yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maupun pemerintah.
    Sipakainge, menegaskan bahwa untuk menciptakan keseimbangan (equilibrium) hidup, maka perlu ada controling (saling mengingatkan). Dan adanya ruang publik untuk saling mengingatkan ini menandaskan bahwa orang Bugis sangat menghargai demokrasi. Setiap masyarakat dan pemerintah mengakui bahwa manusia adalah tempatnya kekurangan dan kekhilafan. Maka sikap menghargai nasehat, saran, dan kritikan dari siapapun merupakan keniscayaan yang harus ditegakkan dalam masyarakat yang sipakainge/demokratis.
    Selain konsep 3S diatas, masyarakat Bugis-Makassar juga memiliki nilai-nilai luhur lainnya yang mesti dipatuhi, misalnya nilai- nilai tata krama dan sopan santun yang ditunjukkan lewat cara duduk (mempo assulengka), cara berdiri (ammenteng) yang tidak boleh berkacak pinggang atau membusungkan dada, cara mempersilahkan (appakarammula), cara menerima tamu (annarima tuana), dan lain sebagainya. Selain itu terdapat pula nilai etika dalam berbicara sopan kepada orang lain, menyangkut sopan santun dan tata krama, ada kata - kata dalam Bahasa Bugis- Makassar yang seharusnya tidak diucapkan dalam pergaulan sosial, apalagi jika berkomunikasi dengan orang tua atau orang yang dituakan, kita diwajibkan menggunakan kata-kata yang sopan dan hormat seperti mengucapkan kata iye’ dan tabe’.
    Untuk kata Iye’, bermakna iya atau mengiyakan, tapi kata ini adalah pilihan kata yang sangat sopan. Kata yang tidak sopannya adalah “Iyo”.  Misalnya ada orang bertanya, “Mau-ki ikut ke Makassar ?”. Jika dijawab “Iyo” maka itu berarti tidak sopan, tapi jika dijawab “Iye”, itu jawaban yang sangat sopan. Mengucapkannya bisa dengan menundukkan kepala sedikit (sedikit saja seperti anggukan kepala). Mengucapkannya sekali saja, sampai dua atau tiga kali masih cukup sopan, “Iye, iye … Iye”. Tapi mengucapkannya kata “Iye” tersebut sudah lebih dari tiga kali maka bisa menimbulkan ketersinggungan atau sudah dapat dipandang sebagai kurang ajar, atau dalam bahasa lokal (Makassar) disebut patoa-toai, Ini berlaku umum, baik kepada kerabat maupun orang lain termasuk orang yang baru kita kenal, baik orang luar, terlebih lagi bagi sesama orang Bugis Makassar.

     Akan tetapi di era globalisasi seperti ini, dunia sedang berkembang tanpa batas melalui berbagai aspek, yang salah satunya adalah aspek kebudayaan, kebudayaan menjadi begitu mudah menjalar dan bercampur menembus batas wilayah. Tentunya kondisi ini dapat membawa dampak positif bagi kemajuan masyarakat, akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal ini membawa banyak dampak negatif khususnya dalam eksistensi kebudayaan lokal yang selama ini dianggap menjadi jati diri dan nilai luhur bangsa Indonesia. Hal ini pula yang terjadi dengan beberapa nilai-nilai luhur masyarakat Bugis-Makassar seperti yang dijelaskan diatas, banyak sekali nilai-nilai luhur yang tidak pernah lagi diimplementasikan di kehidupan sehari-hari hingga lama kelamaan semakin dilupakan, terlebih lagi bagi kaum remaja dan anak-anak zaman sekarang, mereka lebih doyang mengadopsi berbagai gaya dan tren negara barat dibanding mengaplikasikan nilai-nilai luhur tersebut. Kini nilai-nilai luhur tersebut perlahan tapi pasti menhilang, seiring meleburnya zaman dengan globalisasi, dan inilah yang menjadi kewajiban generasi muda sekarang, kewajiban untuk mengembalikan nilai-nilai luhur tersebut dan mengaplikasikannya sampai kepada anak, cucu dan cicit kita. Memperlihatkan kepada mereka bahwa Indonesia adalah negara yang kuat, negara yang kokoh, negara yang mampu mempertahankan budaya, tradisi dan nilai-nilai luhur bangsanya, meskipun dihadang oleh badai globalisasi. Katakan WAJIB untuk menjaga kebudayaan bangsa kita di tengah globalisasi, dan katakan tidak kepada kepunahan nilai-nilai luhur bangsa kita karena globalisasi !!!!

“Manfaatkan Teknologi untuk Mempertahankan Eksistensi Budaya dan Nilai Luhur Bangsa Indonesia, Bukannya Sebagai Penghancur”

“Manfaatkan Teknologi untuk Mempertahankan Eksistensi Budaya dan Nilai Luhur Bangsa Indonesia, Bukannya Sebagai Penghancur”

    Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai budayanya, mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan begitu beragamnya budaya Indonesia yang membentang mulai dari Sabang sampai Merauke. Bahkan, secara matematis kita tidak dapat menghitung betapa melimpahnya kekayaan budaya bangsa kita. Dengan belasan ribu pulau, ratusan suku bangsa, puluhan daerah hukum adat, sekitar tujuh ratusan bahasa daerah dan ratusan kelompok etnis yang tersebar di seluruh nusantara.
    Akan tetapi di zaman globalisasi seperti ini, dunia sedang berkembang tanpa batas melalui berbagai aspek, yang salah satunya adalah aspek kebudayaan, kebudayaan menjadi begitu mudah menjalar dan bercampur menembus batas wilayah. Tentunya kondisi ini dapat membawa dampak positif  bagi kemajuan masyarakat, akan tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal ini membawa banyak dampak negatif khususnya dalam eksistensi kebudayaan lokal yang selama ini dianggap menjadi jati diri dan nilai luhur bangsa Indonesia.
    Salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang saat ini mulai langka dilakukan oleh generasi muda adalah alat musik, yang mana hal itu ditunjukkan dengan tingginya minat generasi muda sekarang untuk ikut les piano, gitar, maupun drum dibandingkan memainkan bahkan sekedar berapresiasi terhadap alat musik tradisional Indonesia. Padahal Indonesia memiliki banyak alat musik tradisional yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya, antara lain sasando, gamelan, kecaping, angklung, kolintang, berbagai jenis gendang, rebana, suling, tifa dan masih banyak lagi lainnya yang belum saya ketahui. Padahal berbagai alat musik ini banyak diminati di negara luar, bahkan ada beberapa negara yang menklaim dan akan mematenkannya sebagai warisan budayanya, sedangkan di Indonesia yang punya alat musik ini, semakin jauh ditinggalkan bahkan masih sedikit anak muda generasi sekarang yang memainkan atau sekedar mengetahui alat musik tersebut.
    Salah satu cara untuk mempopulerkan berbagai alat musik tersebut di kalangan anak muda adalah melalui pemanfaatan teknologi modern, yang mana salah satunya dapat dilakukan melalui pengembangan desain virtual dan visualisasi musik tradisional, yang mana kita memanfaatkan teknologi untuk melakukan transformasi kedalam bentuk seni musik yang bernuansa modern dalam sajian desain multimedia. Desain ini merupakan implementasi multimedia dalam berbagai alat musik tersebut yang dilengkapi berbagai macam pilihan menu suara alat musik tersebut yang direkam secara langsung. Musik virtual dan visualisasi ini dapat dimainkan secara kolosal dalam satu lokasi dengan menggunakan banyak komputer dimana satu komputer memainkan satu buah alat musik tersebut. Desain virtual dan visualisasi musik tradisional ini juga dapat dipakai sebagai multimedia pembelajaran dan pengenalan kepada anak-anak. Media ini dapat digunakan sebagai awal transmisi kebudayaan untuk menanamkan kebudayaan lokal yang selama ini dianggap menjadi jati diri dan nilai luhur bangsa Indonesia kepada generasi muda. Disamping itu kita juga bisa memanfaatkan teknologi dengan menciptakan game maupun mengembangkan musik tradisional melalui mp3 untuk mengembangkan kebudayaan bangsa kita.
        Dan yang terpenting dari semua hal itu adalah bagaimana kita menyikapi dan memaksimalkan penggunaan teknologi modern untuk dimanfaatkan dalam mempertahankan eksistensi kebudayaan lokal dan nilai luhur bangsa Indonesia. Bukannya menjadikan teknologi sebagai salah satu penyebab hancur dan punahnya kebudayaan bangsa kita. Anda, saya dan kita semua generasi muda Indonesia yang akan menjawabnya!

UPAYA PENANGGULANGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DAERAH PESISIR STUDI KASUS PESISIR PANTAI BULUKUMBA

Kategori Pelajar

UPAYA PENANGGULANGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
DI DAERAH PESISIR STUDI KASUS PESISIR PANTAI BULUKUMBA

Esai ditulis untuk diikutkan dalam
 “Lomba Esai Pelajar dan Mahasiswa KSAN 2011 ″







DISUSUN OLEH :

M. ASFAR SYAFAR

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BULUKUMBA,
SMA NEGERI 1 BULUKUMBA
2011


Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di seluruh nusantara dengan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kurangnya ketersediaan air bersih. Kekurangan air bersih ini dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Padahal air bersih merupakan kebutuhan paling penting untuk menunjang aktivitas makhluk hidup. Kurangnya ketersediaan air bersih secara kuantitatif disebabkan karena 97 % air di bumi merupakan air laut, sehingga dengan kadar garam sekitar 35000 mg/l menyebabkan air tersebut tidak dapat langsung dipergunakan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena pembangunan yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga memperkecil daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin menipis karena diambil terus menerus sehingga semakin banyak air laut yang meresap kedalam tanah menggantikan posisi air tawar tersebut.
Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat, diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman penduduk, khususnya bagi penduduk yang bermukim disekitar pesisir. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya. Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk. Salah satu daerah pesisir yang memiliki kualitas penyediaan air bersih yang minim adalah Kabupaten Bulukumba.

o    Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah pesisir dengan ketersediaan air bersih yang minim
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan yang luas wilayahnya sekitar 1.154,67 km2 yang terdiri dari 22,22% daerah pantai, 0,79% daerah lembah, 15,87%  daerah perbukitan, dan 61,60% merupakan dataran. Secara kewilayahan kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi yaitu dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompo Battang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan sensus penduduk 2010) yang tersebar di 10 kecamatan, 24 kelurahan, serta 123 desa. Adapun ke 10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa. Dari ke-10 kecamatan tersebut tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir yang dimanfaatkan sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan. (Wikipedia)
Dari kondisi geografis Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari 22,22% daerah pantai tersebut memberi gambaran bahwa Kabupaten Bulukumba terletak hampir di sepanjang pesisir pantai. Inilah yang membuat sebagian besar penduduk Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai memilih profesi sebagai nelayan dan buruh rumput laut, yang mana kebanyakan  dari nelayan ini adalah nelayan yang berpendapatan rendah yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan yang kuat mengapa nelayan di sepanjang pesisir pantai ini memiliki akses air bersih yang rendah dan sanitasi yang buruk.
Nelayan tersebut lebih memilih menggunakan air tanah (sumur) dibanding mendapat pasokan dari PDAM dikarenakan biaya pemasangan yang relatif mahal. Masalah yang selanjutnya timbul adalah adanya perubahan rasa, aroma, dan warna air sumur di daerah pesisir Kabupaten Bulukumba akibat dari semakin kecilnya daerah resapan air hujan dan semakin menipisnya kandungan air tanah akibat pembangunan berkelanjutan yang tanpa batas. Yang mana sumur yang mereka buat kebanyakan berair asin (payau), memiliki aroma yang tidak enak dan berwarna kekuningan karena dekat daerah pantai.  Hal ini membuat penduduk yang bermukim disekitar pesisir terpaksa mengkomsumsi air tidak layak tersebut. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena dengan mengkomsumsi air berkadar garam tinggi (air payau) dapat menyebabkan terjadinya penyakit diare, mual, muntaber, pusing, gangguan pencernaan, dan berbagai gangguan kulit seperti kudisan dan bisul.
o    Ada solusi, tapi tidak efektif
Untuk permasalahan penduduk yang bermukim di pesisir pantai tersebut sebenarnya sudah ada solusinya , yaitu dengan melakukan pemurnian air laut. Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah proses pemisahan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar, antara lain:
1.Penyulingan
Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.
2.Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemat tempat,dan menghemat energi.
3.Evaporator
Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain: penguapan dengan multi guna yaitu air laut yang direbus untuk penguapan. Sehingga uap itu akan terkumpul menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut skala besar. Disamping itu juga terdapat proses tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik yaitu  cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil.
Dari uraian diatas, kita dapat mengetahui berbagai cara untuk melakukan pemurnian air laut menjadi air tawar. Akantetapi apakah proses desalinasi diatas efektif diterapkan untuk penduduk pesisir? Apakah ini solusi yang jitu untuk menghadapi permasalahan ketersediaan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai? Jawabannya adalah tidak, mengapa? Karena seperti yang diterangkan diatas bahwa masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai didominasi oleh nelayan berpendapatan rendah dan masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini tentunya menjadi alasan yang kuat bahwa ke-tiga proses desalinasi tersebut tidak cocok diterapkan di masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai karena cara tersebut membutuhkan biaya yang tinggi karena menggunakan bahan kimia dan prosesnya yang rumit. Disamping itu juga terjadi kesenjangan antara pemerintah dan rakyatnya, pemerintah sangat tidak peduli dan acuh terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh rakyatnya saat ini. Sehingga sangat tidak mungkin terjalin kerja sama untuk menarik investor agar menginvestasikan uangnya untuk membantu kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menyediakan akses air bersih yang layak.
o    Merumuskan solusi, menghadapi tantangan
    Untuk menghadapi permasalahan ini kita membutuhkan solusi yang jitu sekaligus efektif, Nah, coba kita tinjau kembali! Bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan bisa dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air tanah yang layak? Fakta membuktikan bahwa arang dan sekam padi mampu menetralkan air asin (payau) menjadi air berpH normal (pH 7) sehingga menjadi air yang layak komsumsi. Disamping itu kita tidak perlu takut kekurangan bahan baku tersebut karena sekam padi dan arang tergolong limbah yang banyak tersedia dimana-mana. Apalagi berdasarkan studi pustaka yang telah saya lakukan ternyata arang dan sekam padi telah teruji keandalannya sebagai salah satu bahan filter untuk pengolahan air yang tercemar oleh bakteri coli, logam berat (Cu dan Cr), memperbaiki warna, dan tingkat kejernihan air
Nah, sekarang sudah jelas bagaimana buruknya penyediaan air bersih bagi masyarakat pesisir Kabupaten Bulukumba, bagaimana melakukan melakukan pemurnian air laut menjadi air tawar, serta bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan bisa dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air tanah yang layak. Sekarang, yang dibutuhkan adalah sebuah pemikiran yang maju untuk menciptakan sebuah inovasi baru demi menyediakan air bersih yang layak yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Maka berdasarkan masalah tersebut maka saya mencoba melakukan eksperimen sederhana yang adapun hasilnya yaitu:
Parameter    Filter sekam padi    Filter arang    Filter Campuran
sekam padi dan arang
Banyaknya  air    1 liter    1 liter    1 liter
Warna    Jernih    Agak jernih    Jernih
Rasa    Agak asin    tawar    Tawar
Aroma    Agak  berbau    Tidak berbau    Tidak berbau
pH    7,35    7    7,1
    Sumber: data primer. Uji laboratorium sangat dibutuhkan
Ternyata pada filter sekam padi dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, sedangkan rasanya tidak terjadi perubahan karena tetap asin, hal ini disebabkan oleh pori sekam padi yang lebih besar dibanding arang. Dan aromanya masih agak berbau dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,35 (basa).
Sedangkan pada filter arang dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, begitu pula dengan rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar, sedangkan dicium dari aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7 (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.
Sedangkan pada filter campuran sekam padi dan arang dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, begitu pula dengan rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar, sedangkan dicium dari aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,1 yang dibulatkan menjadi pH 7 (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.
Berdasarkan eksperimen sederhana yang telah saya lakukan, didapatkan kesimpulan bahwa air hasil penyaringan yang paling baik adalah air hasil saringan pada filter campuran sekam padi dan arang, yang mana kualitas warna yang dihasilkan jernih, rasanya tawar, tidak berbau, dan berada pada pH yang normal. Yang mana hal ini dihasilkan oleh pori arang yang mampu menyerap bau, dan adanya sekam padi yang mampu meningkatkan kejernihan air sehingga menjadi air bersih yang layak dikomsumsi dan digunakan oleh masyarakat pesisir khususnya di pesisir Kabupaten Bulukumba. Disamping itu bahan diatas lebih efiesien, murah, mudah didapat, dan tersedia dalam jumlah banyak, sehingga tidak akan menyulitkan masyarakat pesisir.
Selain itu dibutuhkan solusi teknologi untuk penerapan filter sekam padi dan arang ini, yang mana dengan membuat filter air sederhana yang menggunakan pipa dari sumur ke bak filter penyaringan, yang mana filter penyaringannya terbagi atas beberapa filter seperti batu kerikil, sekam padi, pasir, arang yang selanjutnya dialirkan keluar melalui kerang. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan masyarakat pesisir karena biaya yang diperlukan murah, efisien, perawatannya mudah dan memanfaatkan limbah. Adapun rancangan desain yang coba ditawarkan yaitu

Maka dengan begitu masyarakat pesisir tidak perlu lagi pusing memikirkan masalah ketersediaan air bersih, mereka bisa mengolah air payau di sumur mereka untuk diolah menjadi air tawar yang layak komsumsi, tentunya dengan biaya yang murah. Dan tentunya hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir serta akan menciptakan pola hidup bersih yang baik dan akan meningkatkan kesehatan masyarakat untuk terhindar dari berbagai penyakit pencernaan seperti diare.
 Sekarang yang dibutuhkan adalah terjun langsung ke lapangan, memberikan sosialisasi terhadap masalah ini, memberikan solusi, pemahaman dan mencoba menerapkan solusi tersebut kepada masyarakat, karena praktek lebih baik dibanding hanya teori. Idealnya, mengapa kita harus menunda-nunda sebuah kesempatan emas untuk masa depan yang lebih cerah selagi hari ini masih ada waktu. Kesadaran untuk menolong sesama  yang sedang kesusahan harus dipupuk sejak dini.
Kesimpulannya, pemanfaatan berbagai limbah dan bahan yang melimpah dan murah di Indonesia terutama arang dan sekam padi dapat menjadi solusi permasalahan yang kompleks dimasyarakat, misalnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat pesisir, permasalahan kesehatan karena air minum yang tidak layak dsb. Jadi, untuk apa berlepas diri karena benturan ekonomi apabila terdapat solusi dengan harga yang murah, terjangkau, dan mudah didapat, banyak hal yang bisa dioptimalkan pemanfaatnnya didalam negeri kita tercinta ini. Buktikan pada dunia bahwa kita adalah bangsa yang mandiri, bangsa yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk masalah penyediaan air bersih sekalipun. Maju terus Indonesiaku ! Mari tingkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan taraf kesehatan masyarakat pesisir dengan menyediakan air bersih dan sanitasi yang layak!

test..test.. 1..2..3... The first post

folllaaaa :D welcome to my new personal blog !

I'm forgot the password of my old blog, so i make this new one..

yaay, let's share news, information, motivation quotes, and others.. in here, i wanna use 2 languages, both Bahasa Indonesia and English languages.. i'm sorry if there are so much grammar or vocab mistakes in my english articles, pls give the corrections :) so, what do you waiting for?? let's reading and enjoy this :)
it's me, i am just as human as i can be :)