Kamis, 27 Oktober 2016

SEMEN TONASA DAN SEMANGAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KAWASAN TIMUR INDONESIA



Ini masa lampau, Agustus 2011. Mama Esther (51) bergegas mengemasi barang-barangnya. Kapal perintis Meliku Nusa sudah tiba di Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Sangihe, dan akan segera berangkat ke Pulau Miangas, Sulawesi Utara. Tidak mudah bagi perempuan paruh baya ini untuk bisa naik ke kapal tersebut. Dengan membawa beberapa barang, dia harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya agar bisa mendapatkan sedikit ruang di kapal yang penuh sesak itu. Perjalanan dengan kapal di Miangas jangan dibayangkan seperti naik kapal pesiar yang serba nyaman, bersih dan aman. Penumpang harus bisa berdamai dengan kondisi yang ada. “Andai saja ada pesawat terbang yang bisa angkut kita, pasti kita akan pilih naik pesawat. Tapi mau bagaimana, bandara saja tidak ada,” kata Mama Esther. Benar! Kapal merupakan pilihan satu-satunya infrastruktur transportasi yang bisa diandalkan bila ingin ke Miangas. Pembangunan infrastruktur yang memadai memang masih menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia.  
Infrastruktur dan Daya Saing
Persoalan infrastruktur memang tidak hanya menjadi persoalan di Miangas. Indonesia khususnya Kawasan Timur, infrastruktur masih menjadi persoalan utama yang menghambat pertumbuhan suatu daerah. Sarana dan prasarana yang terbatas dan infrastruktur yang belum memadai, sedangkan kebutuhan akan hal tersebut menempati urutan teratas. Kawasan Timur Indonesia seolah menjadi kawasan yang terabaikan. Pembangunan dan pengembangan lebih banyak dilakukan di wilayah-wilayah barat, Ibu Kota Negara dan wilayah-wilayah sekitarnya. Pembangunan di pulau Jawa seperti jalur pantura menghiasi cerita-cerita pembangunan infrastruktur, namun bagaimana memeratakan pembangunan di wilayah Papua dan Nusa Tenggara masih menjadi cerita-cerita kosong. Wilayah Timur menjadi tertinggal, bahkan untuk mengatasi ketertinggalan tersebut pemerintah pernah membentuk kementrian untuk urusan ketertinggalan di timur.
Indonesia sendiri masih lemah dalam hal ketahanan infrastruktur. Dalam Indeks Daya Saing Global 2015-2016 yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia mencatat bahwa Indonesia berada di urutan ke-62 dari 144 negara di bidang ketahanan infrastruktur. Rendahnya ketahanan infrastruktur menjadi salah satu penyebab terhambatnya pertumbuhan Indonesia. Jika infrastruktur di Indonesia baik, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat, begitupun sebaliknya. Keberadaan infrastruktur merupakan hal penting yang harus dipenuhi dalam proses pembangunan. Infrastruktur khususnya transportasi diyakini mampu menunjang proses pembangunan di bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Infrastruktur juga memiliki peran penting untuk mendukung kemampuan masyarakat dalam rangka persaingan global.
Minimnya infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara di Kawasan Timur Indonesia membuat tingginya biaya logistik dan kesenjangan antar daerah, harga barang-barang kebutuhan di Papua dan Maluku bisa berkali-kali lipat dibanding harga barang serupa di wilayah Jakarta dan Bandung. Pembangunan infrastruktur seperti transportasi, komunikasi, pendidikan dan kesehatan mutlak dilakukan di Kawasan Timur Indonesia untuk menciptakan pemerataan. Bandara, pelabuhan, sekolah, jalan, jembatan, rumah sakit, pasar dan berbagai sarana lainnya akan memudahkan dan menggairahkan aktivitas perekonomian serta menggerakkan denyut nadi kehidupan masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata ternyata masih menjadi angan-angan bagi masyarakat-masyarakat di Kawasan Timur Indonesia, seperti halnya Mama Esther.
****
Ini masa sekarang, Oktober 2016. Anak-anak berseragam putih merah nampak senyum sumringah penuh kebahagiaan, bendera merah putih nampak tak henti berkibar dari gerakan tangan mereka. Ibu rumah tangga, tentara, guru, kepala desa, nelayan, pejabat, semua orang nampak berbaur bersemangat menyambut kedatangan seorang tamu penting. Ini adalah hari yang besar! Setelah sekian lama, orang nomor satu di Negara Indonesia akan menginjakkan kakinya di Pulau Miangas, sebuah pulau terpencil di wilayah paling utara Indonesia. Kedatangan Presiden pada hari ini bukan untuk berwisata, melainkan untuk meresmikan bandara pertama sekaligus bandara paling terluar di wilayah perbatasan Indonesia-Philipina. Bandara Miangas merupakan infrastruktur transportasi udara pertama yang dibuat di pulau ini. Seperti impian Mama Esther beberapa tahun lalu, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk lebih serius dalam membangun dan membenahi infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia khususnya wilayah terluar, terdalam, terdepan dan terisolir.
Keseriusan pemerintah terlihat sejak diluncurkannya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di bawah masterplan ini, sebanyak 135 proyek pembangunan infrastruktur dan sektor rill telah dimulai. Pendekatan MP3EI berdasarkan pada pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, baik yang telah ada maupun yang baru. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ini disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat-pusat pertumbuhan ekonomi baik di wilayah barat maupun wilayah timur. Melalui pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut diharapkan tercipta koridor ekonomi Indonesia. Adapun bentuk program percepatan pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia, antara lain:
·         Penyediaan infrastruktur transportasi (dermaga desa, dan jalan/ jembatan) untuk mendukung kegiatan pemasokan bahan baku dan pemasaran di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan infrastruktur sosial (sarana dan prasarana air bersih) untuk mendukung proses produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan Infrastruktur energi untuk mendukung proses industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan infrastruktur informasi serta telekomunikasi untuk mendapatkan informasi terkini mengenai harga hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
Pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia diharapkan semakin meningkat dengan adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah. Pemerintahan Jokowi-JK sendiri telah menempatkan percepatan pembangunan infrastruktur sebagai tema rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2016. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas menjadi salah satu prasyarat utama pembangunan bangsa yang berkualitas. Dengan pembangunan infrastruktur memadai di wilayah timur dan barat akan memperkuat konektivitas, pertahanan, distribusi barang dan jasa serta meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia di mata dunia.

Membangun Kawasan Timur Indonesia dengan Semen Tonasa
Industri semen merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi bangsa. Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang berkualitas menuntut ketersediaan semen dalam jumlah yang tinggi. Semen yang berkualitas akan menghasilkan infrastruktur yang berkualitas dan kokoh, sedangkan infrastruktur yang baik secara langsung akan menopang kemajuan suatu negara. Hal inilah yang mendasari pemerintah mengambil inisiatif untuk membangun dan menambah industri semen yang terlebih dahulu dibangun oleh Belanda, seperti halnya pembangunan PT. Semen Tonasa di wilayah Sulawesi Selatan.
PT. Semen Tonasa mulai dibangun pada tahun 1960 melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960. Setelah delapan tahun pembangunan, pabrik Semen Tonasa I resmi beroperasi pada tanggal 2 November 1968. Pabrik Semen Tonasa berlokasi di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Secara geografis lokasi ini merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, menjadikan Semen Tonasa berkonsentrasi mengarahkan pasarnya untuk melayani kebutuhan semen di Indonesia Timur. Didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sepuluh unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, menjadikan Semen Tonasa sebagai pemasok terbesar di Kawasan Timur Indonesia khususnya wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Melihat kontribusi besar yang telah diberikan, maka pembangunan infrastruktur berkualitas di Kawasan Timur Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sumbangsih PT. Semen Tonasa.
Secara nyata peran Semen Tonasa dalam pembangunan infrastruktur yang kuat dan kokoh dapat dilihat dalam pembangunan infrastruktur transportasi, contohnya pengembangan Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, keseluruhan fasilitas bandara seperti terminal, landasan pacu, maupun tempat parkir pesawat menggunakan Semen Tonasa. Begitupun halnya dengan pembangunan jalan layang, jembatan dan jalan trans Sulawesi hampir keseluruhan menggunakan bahan baku Semen Tonasa. Beberapa ikon wisata dan sejarah di Makassar seperti Monumen Mandala, anjungan Pantai Losari, hingga Trans Studio pembangunannya tak lepas dari penggunaan Semen Tonasa. Bahkan pembangunan infrastruktur pendidikan seperti Menasa Phinisi UNM membuktikan bahwa Semen Tonasa bukan hanya kokoh untuk bangunan seperti hotel dan mall tapi juga untuk pembuatan menara tinggi.
Dalam memasuki usia emas masa pengabdiannya, Semen Tonasa masih menjadi pilihan terpercaya para konsumen semen. Hal ini dibuktikan dengan market share yang konstan tidak kurang dari 40%. Bahkan untuk wilayah tertentu seperti Papua Barat, 80,16% kebutuhan semen pada tahun 2015 dipasok oleh Semen Tonasa. Tak mengherankan apabila sebagian besar infrastruktur darat seperti jalan dan jembatan di wilayah Maluku dan Papua memilih Semen Tonasa sebagai bahan bakunya, seperti halnya pembangunan jembatan Merah Putih di Teluk Ambon yang paling tidak menghabiskan duapuluh ribu ton Semen Tonasa. Sebagai produsen semen yang “kokoh, kuat dan terpercaya”, maka PT. Semen Tonasa konsisten menghasilkan produk unggulan untuk menunjang pembangunan yang berkualitas di Kawasan Timur Indonesia. Adapun jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa antara lain:
·         Semen Portland Tipe I
Semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan serta jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/ saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.
·         Semen Portland Komposit
Semen yang berasal dari bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen jenis ini diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya. 
·         Semen Portland Pozzolan
Semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi.
Dalam upaya mencapai visi sebagai salah satu perusahaan terkemuka dengan efesiensi tinggi di Indonesia, komitmen untuk menyediakan semen terbaik bagi masyarakat dijalankan terus menerus dengan mempertahankan brand image dan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar. Selain itu sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan maka perusahaan mengembangkan kegiatan di bidang kesehatan masyarakat dan Green Industry. Tanggung jawab sosial bagi masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan dengan bantuan usaha, pemberdayaan dan pendampingan berkelanjutan.
****
Ini masa depan, September 2025. Seorang anak perempuan nampak menenteng belanjaan berisi boneka di tangan kirinya, tangan kanannya bergandengan pada seorang wanita yang nampak sudah mulai beruban. Dia adalah Mama Esther dan cucunya Mikela. Sekarang Mama Esther sangat bahagia, mau beli apapun semua ada di Miangas, harga murah dan terjangkau. Pusat perbelanjaan dan toko-toko mulai ramai di Miangas. Jalan sudah baik, sekolah sudah banyak, rumah sakit sudah ada, pelabuhan sudah bertambah, bandara sudah ramai. Orang-orang mulai berdatangan dan berlibur ke Miangas, pariwisata tumbuh, masyarakat berwirausaha, ekonomi berkembang, pendapatan meningkat. Begitulah gambaran Miangas setelah pembangunan infrastruktur besar-besaran. Indonesia sendiri muncul sebagai salah satu dari tujuh besar kekuatan ekonomi dunia. Pendapatan domestik kotor mencapai USD 4,5 Triliun, dengan pendapatan per kapita USD 15.000 per tahun. Pemerataan pembangunan semakin baik, kesenjangan antara wilayah barat dan timur semakin kecil. Infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia semakin baik dan berkualitas. Pelaksanaan MP3EI mendorong pembangunan infrastruktur yang semakin banyak dan beragam. Pembangunan infrastruktur yang tinggi mendorong tumbuhnya industri semen nasional.
Di Kawasan Timur Indonesia sendiri mulai masuk perusahaan-perusahaan baru dalam bisnis persemenan, selain itu kehadiran produsen semen potensial ke Indonesia akan mempengaruhi market share semen nasional. Meski begitu, Semen Tonasa tetap kokoh di Kawasan Timur Indonesia. Citra brand yang telah melekat di hati masyarakat, dan kualitas produk yang telah terbukti lebih dari setengah abad telah berhasil menempatkan Semen Tonasa tetap menjadi yang terbaik di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Pembangunan Tonasa VI telah dimulai pada tahun 2021 dan memperkuat produksi Semen Tonasa di tahun 2025 dengan kapasitas 3.000.000 ton per tahun. Volume penjualan di Kawasan Timur Indonesia mencapai angka 7.561.178 juta ton, meski terdapat pengurangan penguasaan pasar 1-2% tapi market share Semen Tonasa tetap konstan berada pada angka 40%. Semen Tonasa terus berinovasi dengan produk yang ramah lingkungan dan harga bersaing. Unit pengantongan semen akan bertambah di wilayah Manado, Gorontalo, Nusa Tenggara dan Papua. Semen Tonasa tetap kokoh, kuat dan menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia. Terakhir, ada titipan salam dari Mama Esther. “Ada darah Tonasa di Bandara Miangas”, katanya.

Minggu, 14 Februari 2016

Terima Kasih Pagandeng Makassar



Sayuurrrr.. Sayurrrr... Adama’.. Suara teriakan panjang nan tegas memenuhi udara di sebuah kompleks. Sesekali suara itu disertai dengan iringan klakson motor. Satu dua orang pun mulai mendekat untuk mengerumuni sumber suara, memilih dan membeli keperluan dapur yang nantinya dimasak memenuhi kebutuhan perut. Sang penggelar dagangan nampak sibuk meladeni pembeli, memilih dan mengemas sayuran yang nampak hijau dan segar.

Dia adalah Daeng Gassing, seorang pedagang sayur keliling yang menjajakan dagangannya dengan mengendarai motor yang dibelakangnya diberi keranjang atau dalam keseharian masyarakat Makassar disebut pagandeng sayur. Sudah 20 tahun Daeng Gassing berjualan sayur, dekade lalu dia berdagang sayuran di salah satu pasar tradisional di pusat kota Makassar. Namun seiring perbaikan Kota Makassar untuk menjadi salah satu kota dunia, pasar tradisional yang tak terawat dan kotor mulai dibongkar. Dikemas lebih ciamik dan cantik dengan harga sewa tempat yang menjadi mahal sehingga Daeng Gassing memutuskan untuk berhenti berjualan di sana dan memilih untuk berjualan keliling saja. Selain tak perlu keluar duit sewa, dia juga mengerti kemauan konsumen yang selalu ingin hal praktis dan efesien. Segala hal tinggal di panggil saja, tak perlu jauh-jauh ke pasar lagi karena sekarang pagandeng sayur, ikan, bahkan mainan anak pun secara rutin keliling kompleks tertentu untuk menjajakan dagangannya.
 
Daeng Gassing dan gandengan sayur-nya

Saya sendiri sangat tertolong dengan keberadaan pagandeng seperti Daeng Gassing. Bukan tanpa alasan, aktivitas saya sebagai seorang mahasiswa dengan tugas dan kegiatan yang padat membuat saya perlu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Belum lagi keberadaan saya sebagai anak rantau yang jauh dari orang tua membuat saya harus mandiri dan memenuhi segala keperluan secara sendiri. Khusus untuk keperluan perut, saya mengandalkan Daeng Gassing untuk mencukupi kebutuhan serat dan vitamin saya.

Setiap pagi saya akan membeli beberapa jenis sayuran dan buah untuk kemudian diolah menjadi lauk makan siang dan malam. Disini keberadaan pagandeng secara tidak langsung ikut menjalankan amanah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penyediaan pangan yang bergizi dan sehat. Kita tak perlu lagi jauh-jauh ke pasar yang jaraknya beberapa kilometer hanya untuk mencari satu-dua item kebutuhan yang kurang. Mahasiswa di sekitar kompleks pondokan Universitas Hasanuddin juga tidak perlu sering-sering mengandalkan mie instan untuk kebutuhan perut, sebab para pagandeng sayur dan ikan secara rutin tiap pagi menjajakan kebutuhan kita. 

****

Di suatu kesempatan saya pernah mendengar curhatan dari Daeng Taba, seorang pagandeng ikan di kompleks pondokan Unhas. Sebenarnya dia sudah cukup tua untuk berkeliling menjajakan ikan ke wilayah-wilayah di Makassar, dia mau menjalankan usaha di rumah saja. Dia memiliki impian untuk membuka warung sop dan ikan bakar di depan rumahnya, apalagi sang istri katanya cukup mahir dalam meracik masakan tersebut.

Tapi sayang, mereka tidak mempunyai cukup modal untuk mewujudkan usaha tersebut. Dia telah memiliki lokasi warung yang menurutnya cukup ramai dilewati pengendara, belum lagi pengalamannya bertahun-tahun sebagai pagandeng ikan membuatnya tak perlu khawatir kehilangan stok ikan segar. Namun karena modalnya tak cukup, maka keinginan tersebut dia urungkan. Daeng Taba sempat berkeinginan untuk meminjam uang pada tengkulak atau rentenir, selain administrasinya mudah dananya pun cepat cair. Namun kemudian dia berpikir dua kali, dia takut nantinya tak bisa mengembalikan uang tersebut sebab bunga pinjaman yang diberikan sangat tinggi. “Tobatma’ berhubungan sama rentenir karena sudah ka’ dulu pinjam, na susah saya kasi kembali. Tinggi dudui bunga na, nda mau ma”, begitu kata Daeng Taba.

Saya kemudian mengusulkan agar dia meminta pinjaman ke bank saja, namun lagi-lagi Daeng Taba enggan. Ya! Bagi pagandeng seperti Daeng Taba dan Daeng Gassing, bank bukanlah sebuah tempat yang ramah untuk dikunjungi. Bagi mereka bank hanyalah tempat untuk orang-orang kaya saja, sedangkan orang-orang kecil seperti mereka cukuplah berurusan dengan rentenir atau tengkulak saja.

Entah rasa minder atau tingkat pendidikan yang rendah menjadi penyebabnya, mereka lebih memilih meminjam dana dengan bunga tinggi pada rentenir daripada harus ke bank. Padahal pemerintah sendiri sejak tahun 2007 telah menjamin seluruh rakyat Indonesia untuk mendapatkan kredit usaha rakyat. Salah satu bank yang menyediakan pinjaman tersebut adalah BTPN.

****

BTPN merupakan singkatan dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Bank ini sudah berdiri sejak tahun 1958 di Bandung dengan nama Bank Pegawai Pensiunan Militer (Bapemil). Pada tahun 2011, BTPN meluncurkan program Daya. Sebuah program pemberdayaan yang berkelanjutan dan terukur, yang fokus pada kesehatan dan kesejahteraan, serta pelatihan praktis keterampilan wirausaha. Program ini sendiri menawarkan kesempatan kepada seluruh stakeholder BTPN untuk berpartisipasi dalam misi memberdayakan jutaan mass market di Indonesia. Nasabah BTPN mencakup komunitas pra-sejahtera produktif, pensiunan, dan pelaku usaha mikro, kecil & menengah (UMKM) seperti halnya Daeng Taba dan pagandeng lainnya di Makassar.

Untuk solusi permasalahan yang dihadapi Daeng Taba di atas, saya menyarankan agar dia memilih layanan Paket MU Bebas, dengan besar pinjaman berkisar antara 1-50 juta dalam jangka waktu 2 tahun. Dimana Daeng Taba tidak perlu pusing mengenai jaminan atau agunan sebab layanan ini memberikan kredit tanpa jaminan, waktu proses yang cepat hanya dua sampai tiga hari, terlebih lagi dia akan mendapatkan pengembangan dan pelatihan inovatif untuk memaksimalkan kemampuannya sehingga usaha mereka dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Fasilitas Kredit PaketMU Bebas dari BTPN

 Saya sendiri sangat bangga dengan keberadaan BTPN. Mereka lebih fokus pada pengembangan sektor wirausaha dan UMKM. Apalagi, sektor usaha kecil menengah merupakan salah satu penggerak perekonomian di Indonesia, usaha mikro sendiri mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90,12% atau lebih dari seratus juta jiwa. Bayangkan bila sektor ini tidak berkembang dan mati, berapa banyak pengangguran baru yang akan muncul di Indonesia? Tentunya beda cerita bila sektor ini terus berkembang dan bertambah, berapa banyak pengangguran yang akan diserap? Berapa banyak masyarakat yang akan diberdayakan? Oleh karena itu perlu dilakukan penguatan terhadap sektor usaha kecil, perlu mengenalkan semangat wirausaha kepada para pedagang kecil seperti halnya para pagandeng untuk mengembangkan usaha mereka. Mereka perlu didorong untuk lebih berani mencoba peluang yang baru, perlu disokong dengan bantuan dana untuk meningkatkan pendapatan mereka, salah satunya dengan memberikan kelonggaran dan kemudahan untuk mendapatkan modal usaha seperti halnya yang dilakukan oleh BTPN.

Dengan menabung di BTPN maka secara tidak langsung kita telah membantu memberdayakan jutaan mass market di Indonesia, termasuk di dalamnya Daeng Taba dan pagandeng-pagandeng lainnya di Makassar. Sebagai langkah awal, anda dapat mengikuti simulasi menabung untuk memberdayakan di sini.
Contoh Simulasi Menabung di BTPN
 Sebagai contoh, apabila saya menabung setiap bulannya sebesar Rp.2.500.000 dalam jangka waktu lima tahun maka kemudian dana saya dapat tumbuh menjadi Rp.170.885.649. Fantastis! Hal ini sangat menguntungkan dibanding bila saya hanya menyimpan uang di bawah kasur, dengan dana dan jangka waktu yang sama saya hanya mendapat Rp.150.000.000 ( 2,5 juta x 5 tahun x 12 bulan), belum lagi pahala yang akan kita dapat karena telah ikut serta memberikan kesempatan bagi para pelaku mass market untuk mengembangkan usahanya. Luar biasa.
****
 Ini Daeng belanjaan sama kembalian ta’. Jangki bosan belanja sama saya di’! klau ada sayur dimaui tidak kujual pesan meki saja. Besok saya bawakan. Suara Daeng Gassing menyadarkan lamunan saya. Tak pernah terbayangkan oleh saya, kalau keberadaan para mass market seperti para pagandeng ini sangat membantu kehidupan saya sehari-hari. Terlebih lagi berbincang dengan mereka mengajarkan saya tentang makna dan perjuangan hidup yang sesungguhnya. Dengan bergegas saya mengucapkan terima kasih kepada Daeng Gassing sembari dalam hati saya mendoakan semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rezeki yang melimpah bagi hamba-hambanya yang senantiasa mau berjuang dalam kehidupan. Rezeki yang melimpah bagi Daeng Gassing, Daeng Taba, para pagandeng dan pelaku mass market lainnya di seluruh Indonesia. *



Makassar, 14 Februari 2016

Kamis, 24 Desember 2015

Cargill Global Scholars Program 2015/2016

  1. What is the Cargill Global Scholars Program? The Cargill Global Scholars Program is a distinctive scholarship opportunity that provides financial support in addition to leadership development opportunities through seminars, networking events, and a mentorship program.
    Through this scholarship program, Cargill wants to help nourish and build a network of future leaders who can develop new innovations and positively contribute to their communities. This program embodies Cargill’s commitment to improving living standards and promoting vibrant and stable communities around the globe.
  2. Why Apply? There are several key reasons to be a part of the Cargill Global Scholars Program.
    • Receive scholarship funding for up to two years to help off-set your undergraduate education expenses
    • Participate in Cargill Global Scholars enrichment activities where you will have the opportunity to network with Cargill executives, community and business leaders, and members of the Cargill Global Scholars worldwide network
    • Receive academic and professional guidance and counseling from a Cargill leader through the mentorship program
    • Join a growing community of future world leaders and visionaries
  3. Who can apply? Applicant eligibility will be determined based on meeting the required criteria.
    1. Citizen or permanent resident of Indonesia
    2. Enrollment in one of the partner universities which include:
    • Institut Pertanian Bogor (IPB)
    • Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
    • Universitas Brawijaya (UB)
    • Universitas Gadjah Mada (UGM)
    • Universitas Hasanuddin (UNHAS)
    • Universitas Lampung (UNILA)
    • Universitas Tanjungpura (UNTAN)
    3. Demonstrate high academic performance
    4. Involvement in social and student activities and showing leadership potential
    5. Demonstrate financial need
    6. Women and difable are strongly encouraged to apply.
  4. What are the requirements? – Undergraduate students of 2014 from IPB, ITS, UB, UGM, UNHAS, UNILA, and UNTAN. Fields of study: Accounting (preference in Makassar area), Agriculture Related Field, Biology, Electrical Engineering, Industrial Engineering and Mechanical Engineering
    – With GPA of at least 3.0 (0-4 scale) for semester 1 – 3
    – Involved in social and student activities, and showing leadership potential
  5. How do I apply? To access the application, visit http://www.cargillglobalscholars.com/applications.
    In order to get started with the application, you will first need to register online and create a log-in by following this link: http://www.cargillglobalscholars.com/applications/accounts/register/.
  6. What document should I prepare for the application to be uploaded online? The applicants have to attach these documents in the online application form (in doc/docx/pdf/jpeg):
    – University transcript from semester 1 to 3
    – High school transcript record (daftar nilai di ijazah)
    – Two (2) Letter of References
    – Resume (CV)
    – Certification letter
    – Enrollment letter
  7. When is the deadline? The online application must be completed in full and submitted by the deadline of March 1, 2016.
  8. Where can I get the information? For more information please contact:
    IIEF – Indonesian International Education Foundation
    Menara Imperium Lt. 28 Suite C
    Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12980
    Telp: +6221 – 8317330; ext: 111/115 (office hours)
    Email: scholarship@iief.or.id

    Download Poster Cargill Global Scholars Program

Program beasiswa DataPrint 2015


Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun kelima. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2014, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.

Di tahun 2015 sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.

Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!
Like dan follow DataPrint di page DataPrint Indonesia dan @dataprintindo .
Untuk info lebih lanjut kunjungi website beasiswa DataPrint (www.beasiswadataprint.com) dan website DataPrint (www.dataprint.co.id).

Pendaftaran periode 1 : 10 Februari – 30 Juni 2015
Pengumuman                : 10 Juli 2015

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 25 Desember 2015
Pengumuman                : 13 Januari 2016

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
150 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
150 orang

Jumat, 16 Oktober 2015

Kala Local Brand Menggoda, Aku Pun Berpindah Hati #SmescoNV



Teaja baju begitu, mauku saya yang merk billabong atau planet surf! (saya tidak mau baju begitu, saya maunya yang merk billabong atau planet surf). Ini adalah kalimat yang saya dapati ketika menemani adik saya berbelanja baju di salah satu toko di Makassar. Ya! adik saya gengsi memakai brand lokal dan ikut-ikutan menggunakan merk luar, biar gaul katanya, ikut trend dengan kawan-kawan yang lain. Tapi eh, itu dulu. Beberapa tahun silam, sebelum distro-distro menyerbu tempat kelahiran saya. Kami harus jauh-jauh ke Makassar untuk mencari pakaian model terbaru yang sedang hits.

Distro menyerang, Produk Impor meradang.
Distro merupakan singkatan dari Distribution Store atau Distribution Outlet, semacam toko yang menerima titipan dari berbagai macam brand clothing company lokal, umumnya mereka memproduksi sendiri produknya, dibuat terbatas dengan harga yang ramah di kantong anak muda. Distro yang memang menyasar konsumen anak muda sangat tahu bagaimana sifat anak muda sekarang yang selalu ingin tampil trendi, berbeda dan anti mainstream sehingga dibuatlah produk-produk yang limited edition dan kekinian.

Distro sendiri merupakan usaha yang hampir keseluruhan pelakunya adalah generasi muda, dari produsen, penjual bahkan pembelinya sendiri pun dari anak muda. Perkembangan distro yang sangat pesat secara tidak langsung menumbuhkan kecintaan anak muda pada brand- brand lokal. Anak muda semakin sadar kalau produk-produk distro yang asli buatan anak negeri ternyata tidak kalah keren dan kreatif dari produk luar. Secara perlahan anak muda mulai beralih dan melirik brand-brand lokal yang ada di distro. Produk luar negeri yang umumnya dibuat dalam jumlah unlimited pun mulai ditinggalkan anak muda, katanya modelnya pasaran, belum lagi maraknya penjiplakan produk luar, munculnya produk-produk kawe semakin mendorong anak muda beralih ke produk-produk lokal. Hal ini tentunya sangat baik dalam menanamkan rasa kecintaan pada produk Indonesia, mendorong peningkatan ekonomi bangsa, dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Jollorock, Bulukumba Keren dan Kearifan Lokal.
Salah satu local brand yang banyak diminati di Sulawesi Selatan saat ini adalah brand Jollorock. Brand ini sendiri bukanlah asli berasal dari Ibu Kota Provinsi, melainkan local brand yang berasal dari Bulukumba, Kabupaten yang terletak di wilayah paling selatan Pulau Sulawesi. Bagaimana local brand yang pusat produksinya berjarak ± 200 Km dari Kota Makassar ini mampu melakukan penetrasi pasar hingga ke pusat kota? Menjadi salah satu local brand yang diminati anak muda SulSel? Berikut ulasannya.

Jollorock sendiri merupakan pengembangan dari kata joloro atau jolloro (bahasa bugis) yang berarti jenis perahu berpapan yang umumnya digunakan untuk memancing maupun sarana transportasi masyarakat Bugis, perahu ini memiliki bodi ramping yang mampu memotong ombak dan bergerak lincah di atas laut. Kemudian kata ini dimodifikasi dengan kata rock mengacu pada salah satu aliran musik yang disukai anak muda. Melalui penamaan brand ini kita dapat melihat inovasi dan originalitas anak muda dalam melestarikan kebudayaan lokal yang dikolaborasi dengan selera dan watak anak muda yang kekinian.

Pada awalnya Jollorock hanya melakukan produksi secara kecil-kecilan dan mengandalkan media sosial sebagai saranan pemasaran, namun lambat laun seiring meningkatnya minat masyarakat khususnya anak muda terhadap brand ini maka dibangunlah distribution store Jollorock yang beralamat di Jl. Dr. Moh. Hatta No.75 Bulukumba. Brand ini mengangkat tagline #BulukumbaKeren dengan menyisipkan nilai-nilai lokal dan kearifan masyarakat Bugis pada produk yang dibuat. Adapun beberapa produk Jollorock dapat dilihat pada gambar berikut:








Sumber foto: https://instagram.com/jollorock/
Selain mengangkat tema-tema yang unik dan kekinian, Jollorock mengusung nilai budaya setempat sebagai ajang promosi budaya sekaligus melestarikan kearifan lokal, contohnya: kebanggaan masyarakat Bugis sebagai pelaut, Pasang (petuah) orang-orang terdahulu, ataupun kearifan masyarakat Kajang yang dikenal sebagai salah satu masyarakat adat yang sangat ketat menjaga dan melindungi peradabannya. Melalui produk- produknya, Jollorock tidak hanya local brand yang sekedar mencari keuntungan, melainkan promosi budaya dan misi pelestarian pun secara tidak langsung mereka jalankan. Selain itu konsistensi Jollorock juga nampak dari design dan edisi produk yang selalu dibuat berbeda setiap bulannya, bahkan konsep limited yang disukai anak muda juga dipertahankan dengan hanya mengeluarkan 12 buah disetiap edisi yang dipasarkan. Kualitas bahan, proses produksi dan pelayanan juga dijalankan secara ketat untuk menghasilkan produk yang bernilai saing sehingga mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai salah satu produk Indonesia yang berkualitas.

Jollorock menjadi salah satu bukti bagaimana local brand yang berasal dari pelosok mampu bersaing dan mengalahkan produk-produk impor dalam memikat hati anak muda. Seperti halnya usaha yang dilakukan SMESCO, penulis percaya selama produk dalam negeri berkualitas, original dan inovatif pasti tidak akan kalah saing dengan produk luar. Yang terpenting perlu membangun kepercayaan dan rasa cinta masyarakat Indonesia agar bangga menggunakan local brand Indonesia. Sekarang adik saya makin bangga menggunakan produk Indonesia, katanya local brand Indonesia lebih keren. Kamu kapan?