Ini masa
lampau, Agustus 2011. Mama Esther (51) bergegas mengemasi barang-barangnya.
Kapal perintis Meliku Nusa sudah tiba di Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Sangihe,
dan akan segera berangkat ke Pulau Miangas, Sulawesi Utara. Tidak mudah bagi
perempuan paruh baya ini untuk bisa naik ke kapal tersebut. Dengan membawa
beberapa barang, dia harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya agar bisa
mendapatkan sedikit ruang di kapal yang penuh sesak itu. Perjalanan dengan
kapal di Miangas jangan dibayangkan seperti naik kapal pesiar yang serba
nyaman, bersih dan aman. Penumpang harus bisa berdamai dengan kondisi yang ada.
“Andai saja ada pesawat terbang yang bisa angkut kita, pasti kita akan pilih
naik pesawat. Tapi mau bagaimana, bandara saja tidak ada,” kata Mama Esther.
Benar! Kapal merupakan pilihan satu-satunya infrastruktur transportasi yang
bisa diandalkan bila ingin ke Miangas. Pembangunan infrastruktur yang memadai
memang masih menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Infrastruktur dan Daya Saing
Persoalan
infrastruktur memang tidak hanya menjadi persoalan di Miangas. Indonesia
khususnya Kawasan Timur, infrastruktur masih menjadi persoalan utama yang
menghambat pertumbuhan suatu daerah. Sarana dan prasarana yang terbatas dan
infrastruktur yang belum memadai, sedangkan kebutuhan akan hal tersebut
menempati urutan teratas. Kawasan Timur Indonesia seolah menjadi kawasan yang
terabaikan. Pembangunan dan pengembangan lebih banyak dilakukan di
wilayah-wilayah barat, Ibu Kota Negara dan wilayah-wilayah sekitarnya. Pembangunan
di pulau Jawa seperti jalur pantura menghiasi cerita-cerita pembangunan
infrastruktur, namun bagaimana memeratakan pembangunan di wilayah Papua dan
Nusa Tenggara masih menjadi cerita-cerita kosong. Wilayah Timur menjadi
tertinggal, bahkan untuk mengatasi ketertinggalan tersebut pemerintah pernah
membentuk kementrian untuk urusan ketertinggalan di timur.
Indonesia sendiri masih
lemah dalam hal ketahanan infrastruktur. Dalam Indeks Daya Saing Global 2015-2016
yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia mencatat bahwa Indonesia berada di
urutan ke-62 dari 144 negara di bidang ketahanan infrastruktur. Rendahnya
ketahanan infrastruktur menjadi salah satu penyebab terhambatnya pertumbuhan
Indonesia. Jika infrastruktur di Indonesia baik, maka pertumbuhan ekonomi juga
akan semakin meningkat, begitupun sebaliknya. Keberadaan
infrastruktur merupakan hal penting yang harus dipenuhi dalam proses
pembangunan. Infrastruktur khususnya transportasi diyakini mampu menunjang
proses pembangunan di bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan
kebudayaan. Infrastruktur juga memiliki peran penting untuk mendukung kemampuan
masyarakat dalam rangka persaingan global.
Minimnya infrastruktur
seperti pelabuhan dan bandara di Kawasan Timur Indonesia membuat tingginya
biaya logistik dan kesenjangan antar daerah, harga barang-barang kebutuhan di
Papua dan Maluku bisa berkali-kali lipat dibanding harga barang serupa di
wilayah Jakarta dan Bandung. Pembangunan infrastruktur seperti transportasi,
komunikasi, pendidikan dan kesehatan mutlak dilakukan di Kawasan Timur Indonesia
untuk menciptakan pemerataan. Bandara, pelabuhan, sekolah, jalan, jembatan, rumah
sakit, pasar dan berbagai sarana lainnya akan memudahkan dan menggairahkan aktivitas
perekonomian serta menggerakkan denyut nadi kehidupan masyarakat. Pembangunan infrastruktur
yang berkualitas dan merata ternyata masih menjadi angan-angan bagi masyarakat-masyarakat
di Kawasan Timur Indonesia, seperti halnya Mama Esther.
****
Ini masa
sekarang, Oktober 2016. Anak-anak berseragam putih merah nampak senyum
sumringah penuh kebahagiaan, bendera merah putih nampak tak henti berkibar dari
gerakan tangan mereka. Ibu rumah tangga, tentara, guru, kepala desa, nelayan,
pejabat, semua orang nampak berbaur bersemangat menyambut kedatangan seorang
tamu penting. Ini adalah hari yang besar! Setelah sekian lama, orang nomor satu
di Negara Indonesia akan menginjakkan kakinya di Pulau Miangas, sebuah pulau
terpencil di wilayah paling utara Indonesia. Kedatangan Presiden pada hari ini
bukan untuk berwisata, melainkan untuk meresmikan bandara pertama sekaligus
bandara paling terluar di wilayah perbatasan Indonesia-Philipina. Bandara
Miangas merupakan infrastruktur transportasi udara pertama yang dibuat di pulau
ini. Seperti impian Mama Esther beberapa tahun lalu, pemerintah menunjukkan
komitmennya untuk lebih serius dalam membangun dan membenahi infrastruktur di Kawasan
Timur Indonesia khususnya wilayah terluar, terdalam, terdepan dan terisolir.
Keseriusan
pemerintah terlihat sejak diluncurkannya Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di bawah masterplan ini, sebanyak 135
proyek pembangunan infrastruktur dan sektor rill telah dimulai. Pendekatan
MP3EI berdasarkan pada pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, baik
yang telah ada maupun yang baru. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ini
disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat-pusat pertumbuhan ekonomi
baik di wilayah barat maupun wilayah timur. Melalui pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi dan konektivitas tersebut diharapkan tercipta koridor ekonomi
Indonesia. Adapun bentuk program percepatan pembangunan infrastruktur di Kawasan
Timur Indonesia, antara lain:
·
Penyediaan
infrastruktur transportasi (dermaga desa, dan jalan/ jembatan) untuk mendukung
kegiatan pemasokan bahan baku dan pemasaran di Kawasan Timur Indonesia.
·
Menyediakan
infrastruktur sosial (sarana dan prasarana air bersih) untuk mendukung proses
produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·
Menyediakan
Infrastruktur energi untuk mendukung proses industri dalam rangka meningkatkan
nilai tambah dari hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·
Menyediakan
infrastruktur informasi serta telekomunikasi untuk mendapatkan informasi
terkini mengenai harga hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
Pembangunan
infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia diharapkan semakin meningkat dengan
adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah. Pemerintahan Jokowi-JK sendiri
telah menempatkan percepatan pembangunan infrastruktur sebagai tema rencana
kerja pemerintah (RKP) tahun 2016. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas
menjadi salah satu prasyarat utama pembangunan bangsa yang berkualitas. Dengan
pembangunan infrastruktur memadai di wilayah timur dan barat akan memperkuat
konektivitas, pertahanan, distribusi barang dan jasa serta meningkatkan daya
saing Bangsa Indonesia di mata dunia.
Membangun
Kawasan Timur Indonesia dengan Semen Tonasa
Industri
semen merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi bangsa. Pembangunan
infrastruktur dan sarana prasarana yang berkualitas menuntut ketersediaan semen
dalam jumlah yang tinggi. Semen yang berkualitas akan menghasilkan
infrastruktur yang berkualitas dan kokoh, sedangkan infrastruktur yang baik
secara langsung akan menopang kemajuan suatu negara. Hal inilah yang mendasari
pemerintah mengambil inisiatif untuk membangun dan menambah industri semen yang
terlebih dahulu dibangun oleh Belanda, seperti halnya pembangunan PT. Semen
Tonasa di wilayah Sulawesi Selatan.
PT.
Semen Tonasa mulai dibangun pada tahun 1960 melalui Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960. Setelah delapan tahun
pembangunan, pabrik Semen Tonasa I resmi beroperasi pada tanggal 2 November
1968. Pabrik Semen Tonasa berlokasi di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep. Secara geografis lokasi ini merupakan pintu gerbang Kawasan
Timur Indonesia, menjadikan Semen Tonasa berkonsentrasi mengarahkan pasarnya
untuk melayani kebutuhan semen di Indonesia Timur. Didukung oleh jaringan
distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sepuluh unit pengantongan semen
yang melengkapi sarana distribusi penjualan, menjadikan Semen Tonasa sebagai
pemasok terbesar di Kawasan Timur Indonesia khususnya wilayah Sulawesi, Maluku
dan Papua. Melihat kontribusi besar yang telah diberikan, maka pembangunan
infrastruktur berkualitas di Kawasan Timur Indonesia tidak dapat dipisahkan
dari sumbangsih PT. Semen Tonasa.
Secara
nyata peran Semen Tonasa dalam pembangunan infrastruktur yang kuat dan kokoh
dapat dilihat dalam pembangunan infrastruktur transportasi, contohnya
pengembangan Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin di Makassar, keseluruhan fasilitas bandara seperti terminal,
landasan pacu, maupun tempat parkir pesawat menggunakan Semen Tonasa. Begitupun halnya dengan pembangunan jalan layang, jembatan dan jalan trans
Sulawesi hampir keseluruhan menggunakan bahan baku Semen Tonasa. Beberapa ikon
wisata dan sejarah di Makassar seperti Monumen Mandala, anjungan Pantai Losari,
hingga Trans Studio pembangunannya tak lepas dari penggunaan Semen Tonasa.
Bahkan pembangunan infrastruktur pendidikan seperti Menasa Phinisi UNM
membuktikan bahwa Semen Tonasa bukan hanya kokoh untuk bangunan seperti hotel
dan mall tapi juga untuk pembuatan menara tinggi.
Dalam memasuki usia
emas masa pengabdiannya, Semen Tonasa masih menjadi pilihan terpercaya para
konsumen semen. Hal ini dibuktikan dengan market share yang konstan
tidak kurang dari 40%. Bahkan untuk wilayah tertentu seperti Papua Barat,
80,16% kebutuhan semen pada tahun 2015 dipasok oleh Semen Tonasa. Tak
mengherankan apabila sebagian besar infrastruktur darat seperti jalan dan
jembatan di wilayah Maluku dan Papua memilih Semen Tonasa sebagai bahan bakunya,
seperti halnya pembangunan jembatan Merah Putih di Teluk Ambon yang paling
tidak menghabiskan duapuluh ribu ton Semen Tonasa. Sebagai produsen semen yang “kokoh, kuat dan terpercaya”, maka PT.
Semen Tonasa konsisten menghasilkan produk unggulan untuk menunjang pembangunan
yang berkualitas di Kawasan Timur Indonesia. Adapun jenis produk yang
dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa antara lain:
·
Semen
Portland Tipe I
Semen hidrolis
yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen jenis ini digunakan untuk
bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan
khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan serta jalan
raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/ saluran irigasi, elemen
bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block,
buis beton, roster dan lain-lain.
·
Semen
Portland Komposit
Semen yang
berasal dari bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen
Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik atau hasil
pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen jenis
ini diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran
dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus
seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving
block) dan sebagainya.
·
Semen
Portland Pozzolan
Semen hidrolis
yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus,
yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan
bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau
gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen jenis ini ideal untuk bangunan
bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti
pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah
berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta
konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi.
Dalam
upaya mencapai visi sebagai salah satu perusahaan terkemuka dengan efesiensi
tinggi di Indonesia, komitmen untuk menyediakan semen terbaik bagi masyarakat
dijalankan terus menerus dengan mempertahankan brand image dan menjaga
kestabilan pasokan produk di pasar. Selain itu sebagai perusahaan yang
berwawasan lingkungan maka perusahaan mengembangkan kegiatan di bidang
kesehatan masyarakat dan Green Industry. Tanggung jawab sosial bagi
masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan dengan bantuan usaha, pemberdayaan
dan pendampingan berkelanjutan.
****
Ini
masa depan, September 2025. Seorang anak perempuan nampak menenteng belanjaan
berisi boneka di tangan kirinya, tangan kanannya bergandengan pada seorang
wanita yang nampak sudah mulai beruban. Dia adalah Mama Esther dan cucunya
Mikela. Sekarang Mama Esther sangat bahagia, mau beli apapun semua ada di
Miangas, harga murah dan terjangkau. Pusat perbelanjaan dan toko-toko mulai
ramai di Miangas. Jalan sudah baik, sekolah sudah banyak, rumah sakit sudah ada,
pelabuhan sudah bertambah, bandara sudah ramai. Orang-orang mulai berdatangan
dan berlibur ke Miangas, pariwisata tumbuh, masyarakat berwirausaha, ekonomi
berkembang, pendapatan meningkat. Begitulah gambaran Miangas setelah
pembangunan infrastruktur besar-besaran. Indonesia sendiri muncul sebagai salah
satu dari tujuh besar kekuatan ekonomi dunia. Pendapatan domestik kotor
mencapai USD 4,5 Triliun, dengan pendapatan per kapita USD 15.000 per tahun.
Pemerataan pembangunan semakin baik, kesenjangan antara wilayah barat dan timur
semakin kecil. Infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia semakin baik dan
berkualitas. Pelaksanaan MP3EI
mendorong pembangunan infrastruktur yang semakin banyak dan beragam.
Pembangunan infrastruktur yang tinggi mendorong tumbuhnya industri semen
nasional.
Di Kawasan Timur Indonesia sendiri mulai masuk
perusahaan-perusahaan baru dalam bisnis persemenan, selain itu kehadiran
produsen semen potensial ke Indonesia akan mempengaruhi market share
semen nasional. Meski begitu, Semen Tonasa tetap kokoh di Kawasan Timur
Indonesia. Citra brand yang telah melekat di hati masyarakat, dan
kualitas produk yang telah terbukti lebih dari setengah abad telah berhasil
menempatkan Semen Tonasa tetap menjadi yang terbaik di wilayah Sulawesi,
Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Pembangunan Tonasa VI telah dimulai pada tahun
2021 dan memperkuat produksi Semen Tonasa di tahun 2025 dengan kapasitas 3.000.000
ton per tahun. Volume penjualan di Kawasan Timur Indonesia mencapai angka
7.561.178 juta ton, meski terdapat pengurangan penguasaan pasar 1-2% tapi market
share Semen Tonasa tetap konstan berada pada angka 40%. Semen Tonasa terus
berinovasi dengan produk yang ramah lingkungan dan harga bersaing. Unit
pengantongan semen akan bertambah di wilayah Manado, Gorontalo, Nusa Tenggara
dan Papua. Semen Tonasa tetap kokoh, kuat dan menjadi kepercayaan masyarakat
Indonesia. Terakhir, ada titipan salam dari Mama Esther. “Ada darah Tonasa di
Bandara Miangas”, katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar