Kamis, 27 Oktober 2016

SEMEN TONASA DAN SEMANGAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KAWASAN TIMUR INDONESIA



Ini masa lampau, Agustus 2011. Mama Esther (51) bergegas mengemasi barang-barangnya. Kapal perintis Meliku Nusa sudah tiba di Pelabuhan Tahuna, Kabupaten Sangihe, dan akan segera berangkat ke Pulau Miangas, Sulawesi Utara. Tidak mudah bagi perempuan paruh baya ini untuk bisa naik ke kapal tersebut. Dengan membawa beberapa barang, dia harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya agar bisa mendapatkan sedikit ruang di kapal yang penuh sesak itu. Perjalanan dengan kapal di Miangas jangan dibayangkan seperti naik kapal pesiar yang serba nyaman, bersih dan aman. Penumpang harus bisa berdamai dengan kondisi yang ada. “Andai saja ada pesawat terbang yang bisa angkut kita, pasti kita akan pilih naik pesawat. Tapi mau bagaimana, bandara saja tidak ada,” kata Mama Esther. Benar! Kapal merupakan pilihan satu-satunya infrastruktur transportasi yang bisa diandalkan bila ingin ke Miangas. Pembangunan infrastruktur yang memadai memang masih menjadi harapan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia.  
Infrastruktur dan Daya Saing
Persoalan infrastruktur memang tidak hanya menjadi persoalan di Miangas. Indonesia khususnya Kawasan Timur, infrastruktur masih menjadi persoalan utama yang menghambat pertumbuhan suatu daerah. Sarana dan prasarana yang terbatas dan infrastruktur yang belum memadai, sedangkan kebutuhan akan hal tersebut menempati urutan teratas. Kawasan Timur Indonesia seolah menjadi kawasan yang terabaikan. Pembangunan dan pengembangan lebih banyak dilakukan di wilayah-wilayah barat, Ibu Kota Negara dan wilayah-wilayah sekitarnya. Pembangunan di pulau Jawa seperti jalur pantura menghiasi cerita-cerita pembangunan infrastruktur, namun bagaimana memeratakan pembangunan di wilayah Papua dan Nusa Tenggara masih menjadi cerita-cerita kosong. Wilayah Timur menjadi tertinggal, bahkan untuk mengatasi ketertinggalan tersebut pemerintah pernah membentuk kementrian untuk urusan ketertinggalan di timur.
Indonesia sendiri masih lemah dalam hal ketahanan infrastruktur. Dalam Indeks Daya Saing Global 2015-2016 yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia mencatat bahwa Indonesia berada di urutan ke-62 dari 144 negara di bidang ketahanan infrastruktur. Rendahnya ketahanan infrastruktur menjadi salah satu penyebab terhambatnya pertumbuhan Indonesia. Jika infrastruktur di Indonesia baik, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin meningkat, begitupun sebaliknya. Keberadaan infrastruktur merupakan hal penting yang harus dipenuhi dalam proses pembangunan. Infrastruktur khususnya transportasi diyakini mampu menunjang proses pembangunan di bidang lain, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan. Infrastruktur juga memiliki peran penting untuk mendukung kemampuan masyarakat dalam rangka persaingan global.
Minimnya infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara di Kawasan Timur Indonesia membuat tingginya biaya logistik dan kesenjangan antar daerah, harga barang-barang kebutuhan di Papua dan Maluku bisa berkali-kali lipat dibanding harga barang serupa di wilayah Jakarta dan Bandung. Pembangunan infrastruktur seperti transportasi, komunikasi, pendidikan dan kesehatan mutlak dilakukan di Kawasan Timur Indonesia untuk menciptakan pemerataan. Bandara, pelabuhan, sekolah, jalan, jembatan, rumah sakit, pasar dan berbagai sarana lainnya akan memudahkan dan menggairahkan aktivitas perekonomian serta menggerakkan denyut nadi kehidupan masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan merata ternyata masih menjadi angan-angan bagi masyarakat-masyarakat di Kawasan Timur Indonesia, seperti halnya Mama Esther.
****
Ini masa sekarang, Oktober 2016. Anak-anak berseragam putih merah nampak senyum sumringah penuh kebahagiaan, bendera merah putih nampak tak henti berkibar dari gerakan tangan mereka. Ibu rumah tangga, tentara, guru, kepala desa, nelayan, pejabat, semua orang nampak berbaur bersemangat menyambut kedatangan seorang tamu penting. Ini adalah hari yang besar! Setelah sekian lama, orang nomor satu di Negara Indonesia akan menginjakkan kakinya di Pulau Miangas, sebuah pulau terpencil di wilayah paling utara Indonesia. Kedatangan Presiden pada hari ini bukan untuk berwisata, melainkan untuk meresmikan bandara pertama sekaligus bandara paling terluar di wilayah perbatasan Indonesia-Philipina. Bandara Miangas merupakan infrastruktur transportasi udara pertama yang dibuat di pulau ini. Seperti impian Mama Esther beberapa tahun lalu, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk lebih serius dalam membangun dan membenahi infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia khususnya wilayah terluar, terdalam, terdepan dan terisolir.
Keseriusan pemerintah terlihat sejak diluncurkannya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di bawah masterplan ini, sebanyak 135 proyek pembangunan infrastruktur dan sektor rill telah dimulai. Pendekatan MP3EI berdasarkan pada pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, baik yang telah ada maupun yang baru. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ini disertai dengan penguatan konektivitas antarpusat-pusat pertumbuhan ekonomi baik di wilayah barat maupun wilayah timur. Melalui pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas tersebut diharapkan tercipta koridor ekonomi Indonesia. Adapun bentuk program percepatan pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia, antara lain:
·         Penyediaan infrastruktur transportasi (dermaga desa, dan jalan/ jembatan) untuk mendukung kegiatan pemasokan bahan baku dan pemasaran di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan infrastruktur sosial (sarana dan prasarana air bersih) untuk mendukung proses produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan Infrastruktur energi untuk mendukung proses industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
·         Menyediakan infrastruktur informasi serta telekomunikasi untuk mendapatkan informasi terkini mengenai harga hasil produksi di Kawasan Timur Indonesia.
Pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia diharapkan semakin meningkat dengan adanya komitmen yang tinggi dari pemerintah. Pemerintahan Jokowi-JK sendiri telah menempatkan percepatan pembangunan infrastruktur sebagai tema rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2016. Pembangunan infrastruktur yang berkualitas menjadi salah satu prasyarat utama pembangunan bangsa yang berkualitas. Dengan pembangunan infrastruktur memadai di wilayah timur dan barat akan memperkuat konektivitas, pertahanan, distribusi barang dan jasa serta meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia di mata dunia.

Membangun Kawasan Timur Indonesia dengan Semen Tonasa
Industri semen merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi bangsa. Pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang berkualitas menuntut ketersediaan semen dalam jumlah yang tinggi. Semen yang berkualitas akan menghasilkan infrastruktur yang berkualitas dan kokoh, sedangkan infrastruktur yang baik secara langsung akan menopang kemajuan suatu negara. Hal inilah yang mendasari pemerintah mengambil inisiatif untuk membangun dan menambah industri semen yang terlebih dahulu dibangun oleh Belanda, seperti halnya pembangunan PT. Semen Tonasa di wilayah Sulawesi Selatan.
PT. Semen Tonasa mulai dibangun pada tahun 1960 melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960. Setelah delapan tahun pembangunan, pabrik Semen Tonasa I resmi beroperasi pada tanggal 2 November 1968. Pabrik Semen Tonasa berlokasi di Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Secara geografis lokasi ini merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, menjadikan Semen Tonasa berkonsentrasi mengarahkan pasarnya untuk melayani kebutuhan semen di Indonesia Timur. Didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sepuluh unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, menjadikan Semen Tonasa sebagai pemasok terbesar di Kawasan Timur Indonesia khususnya wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Melihat kontribusi besar yang telah diberikan, maka pembangunan infrastruktur berkualitas di Kawasan Timur Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sumbangsih PT. Semen Tonasa.
Secara nyata peran Semen Tonasa dalam pembangunan infrastruktur yang kuat dan kokoh dapat dilihat dalam pembangunan infrastruktur transportasi, contohnya pengembangan Pelabuhan Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, keseluruhan fasilitas bandara seperti terminal, landasan pacu, maupun tempat parkir pesawat menggunakan Semen Tonasa. Begitupun halnya dengan pembangunan jalan layang, jembatan dan jalan trans Sulawesi hampir keseluruhan menggunakan bahan baku Semen Tonasa. Beberapa ikon wisata dan sejarah di Makassar seperti Monumen Mandala, anjungan Pantai Losari, hingga Trans Studio pembangunannya tak lepas dari penggunaan Semen Tonasa. Bahkan pembangunan infrastruktur pendidikan seperti Menasa Phinisi UNM membuktikan bahwa Semen Tonasa bukan hanya kokoh untuk bangunan seperti hotel dan mall tapi juga untuk pembuatan menara tinggi.
Dalam memasuki usia emas masa pengabdiannya, Semen Tonasa masih menjadi pilihan terpercaya para konsumen semen. Hal ini dibuktikan dengan market share yang konstan tidak kurang dari 40%. Bahkan untuk wilayah tertentu seperti Papua Barat, 80,16% kebutuhan semen pada tahun 2015 dipasok oleh Semen Tonasa. Tak mengherankan apabila sebagian besar infrastruktur darat seperti jalan dan jembatan di wilayah Maluku dan Papua memilih Semen Tonasa sebagai bahan bakunya, seperti halnya pembangunan jembatan Merah Putih di Teluk Ambon yang paling tidak menghabiskan duapuluh ribu ton Semen Tonasa. Sebagai produsen semen yang “kokoh, kuat dan terpercaya”, maka PT. Semen Tonasa konsisten menghasilkan produk unggulan untuk menunjang pembangunan yang berkualitas di Kawasan Timur Indonesia. Adapun jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa antara lain:
·         Semen Portland Tipe I
Semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan serta jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/ saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.
·         Semen Portland Komposit
Semen yang berasal dari bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen jenis ini diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya. 
·         Semen Portland Pozzolan
Semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi.
Dalam upaya mencapai visi sebagai salah satu perusahaan terkemuka dengan efesiensi tinggi di Indonesia, komitmen untuk menyediakan semen terbaik bagi masyarakat dijalankan terus menerus dengan mempertahankan brand image dan menjaga kestabilan pasokan produk di pasar. Selain itu sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan maka perusahaan mengembangkan kegiatan di bidang kesehatan masyarakat dan Green Industry. Tanggung jawab sosial bagi masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan dengan bantuan usaha, pemberdayaan dan pendampingan berkelanjutan.
****
Ini masa depan, September 2025. Seorang anak perempuan nampak menenteng belanjaan berisi boneka di tangan kirinya, tangan kanannya bergandengan pada seorang wanita yang nampak sudah mulai beruban. Dia adalah Mama Esther dan cucunya Mikela. Sekarang Mama Esther sangat bahagia, mau beli apapun semua ada di Miangas, harga murah dan terjangkau. Pusat perbelanjaan dan toko-toko mulai ramai di Miangas. Jalan sudah baik, sekolah sudah banyak, rumah sakit sudah ada, pelabuhan sudah bertambah, bandara sudah ramai. Orang-orang mulai berdatangan dan berlibur ke Miangas, pariwisata tumbuh, masyarakat berwirausaha, ekonomi berkembang, pendapatan meningkat. Begitulah gambaran Miangas setelah pembangunan infrastruktur besar-besaran. Indonesia sendiri muncul sebagai salah satu dari tujuh besar kekuatan ekonomi dunia. Pendapatan domestik kotor mencapai USD 4,5 Triliun, dengan pendapatan per kapita USD 15.000 per tahun. Pemerataan pembangunan semakin baik, kesenjangan antara wilayah barat dan timur semakin kecil. Infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia semakin baik dan berkualitas. Pelaksanaan MP3EI mendorong pembangunan infrastruktur yang semakin banyak dan beragam. Pembangunan infrastruktur yang tinggi mendorong tumbuhnya industri semen nasional.
Di Kawasan Timur Indonesia sendiri mulai masuk perusahaan-perusahaan baru dalam bisnis persemenan, selain itu kehadiran produsen semen potensial ke Indonesia akan mempengaruhi market share semen nasional. Meski begitu, Semen Tonasa tetap kokoh di Kawasan Timur Indonesia. Citra brand yang telah melekat di hati masyarakat, dan kualitas produk yang telah terbukti lebih dari setengah abad telah berhasil menempatkan Semen Tonasa tetap menjadi yang terbaik di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Pembangunan Tonasa VI telah dimulai pada tahun 2021 dan memperkuat produksi Semen Tonasa di tahun 2025 dengan kapasitas 3.000.000 ton per tahun. Volume penjualan di Kawasan Timur Indonesia mencapai angka 7.561.178 juta ton, meski terdapat pengurangan penguasaan pasar 1-2% tapi market share Semen Tonasa tetap konstan berada pada angka 40%. Semen Tonasa terus berinovasi dengan produk yang ramah lingkungan dan harga bersaing. Unit pengantongan semen akan bertambah di wilayah Manado, Gorontalo, Nusa Tenggara dan Papua. Semen Tonasa tetap kokoh, kuat dan menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia. Terakhir, ada titipan salam dari Mama Esther. “Ada darah Tonasa di Bandara Miangas”, katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar