Kamis, 24 Desember 2015

Cargill Global Scholars Program 2015/2016

  1. What is the Cargill Global Scholars Program? The Cargill Global Scholars Program is a distinctive scholarship opportunity that provides financial support in addition to leadership development opportunities through seminars, networking events, and a mentorship program.
    Through this scholarship program, Cargill wants to help nourish and build a network of future leaders who can develop new innovations and positively contribute to their communities. This program embodies Cargill’s commitment to improving living standards and promoting vibrant and stable communities around the globe.
  2. Why Apply? There are several key reasons to be a part of the Cargill Global Scholars Program.
    • Receive scholarship funding for up to two years to help off-set your undergraduate education expenses
    • Participate in Cargill Global Scholars enrichment activities where you will have the opportunity to network with Cargill executives, community and business leaders, and members of the Cargill Global Scholars worldwide network
    • Receive academic and professional guidance and counseling from a Cargill leader through the mentorship program
    • Join a growing community of future world leaders and visionaries
  3. Who can apply? Applicant eligibility will be determined based on meeting the required criteria.
    1. Citizen or permanent resident of Indonesia
    2. Enrollment in one of the partner universities which include:
    • Institut Pertanian Bogor (IPB)
    • Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
    • Universitas Brawijaya (UB)
    • Universitas Gadjah Mada (UGM)
    • Universitas Hasanuddin (UNHAS)
    • Universitas Lampung (UNILA)
    • Universitas Tanjungpura (UNTAN)
    3. Demonstrate high academic performance
    4. Involvement in social and student activities and showing leadership potential
    5. Demonstrate financial need
    6. Women and difable are strongly encouraged to apply.
  4. What are the requirements? – Undergraduate students of 2014 from IPB, ITS, UB, UGM, UNHAS, UNILA, and UNTAN. Fields of study: Accounting (preference in Makassar area), Agriculture Related Field, Biology, Electrical Engineering, Industrial Engineering and Mechanical Engineering
    – With GPA of at least 3.0 (0-4 scale) for semester 1 – 3
    – Involved in social and student activities, and showing leadership potential
  5. How do I apply? To access the application, visit http://www.cargillglobalscholars.com/applications.
    In order to get started with the application, you will first need to register online and create a log-in by following this link: http://www.cargillglobalscholars.com/applications/accounts/register/.
  6. What document should I prepare for the application to be uploaded online? The applicants have to attach these documents in the online application form (in doc/docx/pdf/jpeg):
    – University transcript from semester 1 to 3
    – High school transcript record (daftar nilai di ijazah)
    – Two (2) Letter of References
    – Resume (CV)
    – Certification letter
    – Enrollment letter
  7. When is the deadline? The online application must be completed in full and submitted by the deadline of March 1, 2016.
  8. Where can I get the information? For more information please contact:
    IIEF – Indonesian International Education Foundation
    Menara Imperium Lt. 28 Suite C
    Jl. H.R. Rasuna Said, Jakarta 12980
    Telp: +6221 – 8317330; ext: 111/115 (office hours)
    Email: scholarship@iief.or.id

    Download Poster Cargill Global Scholars Program

Program beasiswa DataPrint 2015


Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun kelima. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2014, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.

Di tahun 2015 sebanyak 500 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.

Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!
Like dan follow DataPrint di page DataPrint Indonesia dan @dataprintindo .
Untuk info lebih lanjut kunjungi website beasiswa DataPrint (www.beasiswadataprint.com) dan website DataPrint (www.dataprint.co.id).

Pendaftaran periode 1 : 10 Februari – 30 Juni 2015
Pengumuman                : 10 Juli 2015

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 25 Desember 2015
Pengumuman                : 13 Januari 2016

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
150 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
150 orang

Jumat, 16 Oktober 2015

Kala Local Brand Menggoda, Aku Pun Berpindah Hati #SmescoNV



Teaja baju begitu, mauku saya yang merk billabong atau planet surf! (saya tidak mau baju begitu, saya maunya yang merk billabong atau planet surf). Ini adalah kalimat yang saya dapati ketika menemani adik saya berbelanja baju di salah satu toko di Makassar. Ya! adik saya gengsi memakai brand lokal dan ikut-ikutan menggunakan merk luar, biar gaul katanya, ikut trend dengan kawan-kawan yang lain. Tapi eh, itu dulu. Beberapa tahun silam, sebelum distro-distro menyerbu tempat kelahiran saya. Kami harus jauh-jauh ke Makassar untuk mencari pakaian model terbaru yang sedang hits.

Distro menyerang, Produk Impor meradang.
Distro merupakan singkatan dari Distribution Store atau Distribution Outlet, semacam toko yang menerima titipan dari berbagai macam brand clothing company lokal, umumnya mereka memproduksi sendiri produknya, dibuat terbatas dengan harga yang ramah di kantong anak muda. Distro yang memang menyasar konsumen anak muda sangat tahu bagaimana sifat anak muda sekarang yang selalu ingin tampil trendi, berbeda dan anti mainstream sehingga dibuatlah produk-produk yang limited edition dan kekinian.

Distro sendiri merupakan usaha yang hampir keseluruhan pelakunya adalah generasi muda, dari produsen, penjual bahkan pembelinya sendiri pun dari anak muda. Perkembangan distro yang sangat pesat secara tidak langsung menumbuhkan kecintaan anak muda pada brand- brand lokal. Anak muda semakin sadar kalau produk-produk distro yang asli buatan anak negeri ternyata tidak kalah keren dan kreatif dari produk luar. Secara perlahan anak muda mulai beralih dan melirik brand-brand lokal yang ada di distro. Produk luar negeri yang umumnya dibuat dalam jumlah unlimited pun mulai ditinggalkan anak muda, katanya modelnya pasaran, belum lagi maraknya penjiplakan produk luar, munculnya produk-produk kawe semakin mendorong anak muda beralih ke produk-produk lokal. Hal ini tentunya sangat baik dalam menanamkan rasa kecintaan pada produk Indonesia, mendorong peningkatan ekonomi bangsa, dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Jollorock, Bulukumba Keren dan Kearifan Lokal.
Salah satu local brand yang banyak diminati di Sulawesi Selatan saat ini adalah brand Jollorock. Brand ini sendiri bukanlah asli berasal dari Ibu Kota Provinsi, melainkan local brand yang berasal dari Bulukumba, Kabupaten yang terletak di wilayah paling selatan Pulau Sulawesi. Bagaimana local brand yang pusat produksinya berjarak ± 200 Km dari Kota Makassar ini mampu melakukan penetrasi pasar hingga ke pusat kota? Menjadi salah satu local brand yang diminati anak muda SulSel? Berikut ulasannya.

Jollorock sendiri merupakan pengembangan dari kata joloro atau jolloro (bahasa bugis) yang berarti jenis perahu berpapan yang umumnya digunakan untuk memancing maupun sarana transportasi masyarakat Bugis, perahu ini memiliki bodi ramping yang mampu memotong ombak dan bergerak lincah di atas laut. Kemudian kata ini dimodifikasi dengan kata rock mengacu pada salah satu aliran musik yang disukai anak muda. Melalui penamaan brand ini kita dapat melihat inovasi dan originalitas anak muda dalam melestarikan kebudayaan lokal yang dikolaborasi dengan selera dan watak anak muda yang kekinian.

Pada awalnya Jollorock hanya melakukan produksi secara kecil-kecilan dan mengandalkan media sosial sebagai saranan pemasaran, namun lambat laun seiring meningkatnya minat masyarakat khususnya anak muda terhadap brand ini maka dibangunlah distribution store Jollorock yang beralamat di Jl. Dr. Moh. Hatta No.75 Bulukumba. Brand ini mengangkat tagline #BulukumbaKeren dengan menyisipkan nilai-nilai lokal dan kearifan masyarakat Bugis pada produk yang dibuat. Adapun beberapa produk Jollorock dapat dilihat pada gambar berikut:








Sumber foto: https://instagram.com/jollorock/
Selain mengangkat tema-tema yang unik dan kekinian, Jollorock mengusung nilai budaya setempat sebagai ajang promosi budaya sekaligus melestarikan kearifan lokal, contohnya: kebanggaan masyarakat Bugis sebagai pelaut, Pasang (petuah) orang-orang terdahulu, ataupun kearifan masyarakat Kajang yang dikenal sebagai salah satu masyarakat adat yang sangat ketat menjaga dan melindungi peradabannya. Melalui produk- produknya, Jollorock tidak hanya local brand yang sekedar mencari keuntungan, melainkan promosi budaya dan misi pelestarian pun secara tidak langsung mereka jalankan. Selain itu konsistensi Jollorock juga nampak dari design dan edisi produk yang selalu dibuat berbeda setiap bulannya, bahkan konsep limited yang disukai anak muda juga dipertahankan dengan hanya mengeluarkan 12 buah disetiap edisi yang dipasarkan. Kualitas bahan, proses produksi dan pelayanan juga dijalankan secara ketat untuk menghasilkan produk yang bernilai saing sehingga mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai salah satu produk Indonesia yang berkualitas.

Jollorock menjadi salah satu bukti bagaimana local brand yang berasal dari pelosok mampu bersaing dan mengalahkan produk-produk impor dalam memikat hati anak muda. Seperti halnya usaha yang dilakukan SMESCO, penulis percaya selama produk dalam negeri berkualitas, original dan inovatif pasti tidak akan kalah saing dengan produk luar. Yang terpenting perlu membangun kepercayaan dan rasa cinta masyarakat Indonesia agar bangga menggunakan local brand Indonesia. Sekarang adik saya makin bangga menggunakan produk Indonesia, katanya local brand Indonesia lebih keren. Kamu kapan?

Kamis, 05 Maret 2015

Menggelorakan Cinta Kebangsaan



Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang engkau dustakan? Hidup di negeri yang begitu kaya. Limpahan laut luas yang menyegarkan mata, daratan hijau yang menenangkan hati. Gugusan pulau-pulau menawan yang membentang dari Merauke hingga ke Sabang. Belum lagi ratusan juta manusia dengan beragam khazanah, berjuang bersama untuk menjadi “manusia-manusia Indonesia”. Indonesia adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Sudahkah kita mensyukurinya? ataukah kita masih menolak dan mengingkarinya?
Wawasan Kebangsaan dan Kecintaan Terhadap Indonesia.
Bangsa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya. Bangsa merupakan sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan. Sedangkan kebangsaan merupakan sifat atau ciri yang menandai golongan suatu bangsa. Kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan pemiliknya.
Konsep mengenai wawasan kebangsaan pertama kali muncul saat negara Indonesia sedang mengalami penjajahan, pada masa itu perjuangan kemerdekaan dilakukan dengan cara kedaerahan, bersifat lokal dan ternyata tidak membawa hasil nyata karena belum adanya persatuan dan kesatuan. Barulah kemudian dengan adanya kebangkitan nasional yang dipertegas dengan kelahiran Sumpah Pemuda pada tahun 1928 memunculkan kesadaran bahwa untuk mencapai kemerdekaan dibutuhkan perjuangan yang bersifat nasional dan berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia.
Wawasan kebangsaan Indonesia merupakan wujud penolakan atas segala bentuk diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, golongan agama, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan Indonesia bertujuan untuk membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan yang pada akhirnya berujung pada sikap kecintaan terhadap Indonesia. Diharapkan konsep kebangsaan dapat menumbuhkan kemauan pada “manusia-manusia Indonesia” untuk merawat, memelihara dan melindungi bangsa kita dari segala bentuk bahaya yang mengancam, termasuk bahaya penjajahan dimasa lampau, sekarang maupun dimasa mendatang.
Globalisasi, Penjajahan Masa Kini dan Lunturnya Cinta Kebangsaan.
Globalisasi merupakan salah satu tantangan terbesar bangsa Indonesia di masa kini. Globalisasi yang dianggap sebagai alat pemersatu dunia dapat mengancam tatanan kehidupan masyarakat terlebih akan hilangnya nilai-nilai pemersatu bangsa seperti wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap Indonesia. Selain globalisasi, penjajahan masa kini terwujud dalam berbagai bentuk dan cara, sebut saja kemiskinan, ketimpangan sosial, ketergantungan produk impor dan utang luar negeri yang semakin menumpuk. Budaya koruptif serta perilaku hedonis yang menjangkiti semua ka­langan menjadi bukti nyata masih kuatnya cengkeraman penjajahan di Indonesia.
Terlebih lagi adanya kelunturan cinta kebangsaan dan kebanggaan sebagai “manusia-manusia Indonesia” menandakan bahwa secara terencana, terstruktur, sistematis, dan masif kita semakin menjauh dari akar nilai-nilai luhur budaya bangsa. Tak sedikit berita yang memperlihatkan kelunturan rasa nasionalisme kebangsaan kita, peristiwa seperti perang antar suku, pemberontakan, tawuran antar warga menunjukkan semakin pudarnya sifat keindonesiaan kita. Akan menjadi sebuah bencana apabila degradasi ini akan terus berlanjut sehingga kecintaan dan kebanggaan kita akan semakin luntur dan berganti dengan budaya baru.
Semakin banyak saja masyarakat Indonesia yang mengadopsi budaya bangsa lain. Mereka cenderung malu mendengarkan dan melestarikan musik tradisional dan lebih memilih untuk mendengar musik kpop maupun barat. Anak muda merasa lebih keren kalau bisa makan di restoran fast food menikmati pizza atau burger dibanding menikmati makanan tradisional yang jelas jauh lebih nikmat dan sehat. Belum lagi kasus pencurian dan klaim berbagai kebudayaan kita oleh bangsa lain seperti tempe, tari pendet, bahkan lagu “rasa sayange” yang diklaim oleh negara tetangga. Kita baru marah saat kasus pencurian kebudayaan itu sedang marak-maraknya, namun selang beberapa saat kemudian kita sudah lupa tentang kasus kemarin dan kita baru kembali marah saat yang lain ikut diklaim tanpa melalukan tindakan pencegahan.
Menggelorakan Cinta Kebangsaan
            Cinta merupakan anugerah lain yang diberikan oleh Tuhan. Hanya kekuatan cinta yang mampu mendamaikan dunia, meredakan amarah dan membuat kebahagiaan bagi setiap orang. Salah satu solusi yang mampu membuat kita bertahan di tengah globalisasi adalah dengan menggelorakan cinta kebangsaan. Kita perlu menyuburkan kembali rasa kecintaan terhadap bunga Indonesia yang semakin gersang dan layu, kita perlu menambahkan pupuk, menyiram, merawat dan melindunginya dari segala ancaman yang dapat membuatnya mati.
Hal sederhana yang bisa dengan mudah kita lakukan mulai saat ini adalah terus memupuk rasa bangga menjadi orang Indonesia, menggelorakan rasa cinta kebangsaan. Menanamkan pola pikir untuk mencintai tanah air, suku bangsa dan bahasa Indonesia yang luhur. Menunjukkan sifat Indonesia yang penuh adab santun, toleransi, dan cinta damai. Menjunjung tinggi bahasa dan budaya Indonesia sebagai tanda martabat kita. Terus memperkuat karakter dan kepribadian sebagai bangsa yang merdeka, unggul, mandiri dan berdaulat. Dengan tegas menolak paham-paham yang tidak sesuai dengan nasionalisme kita. Belajar mencintai produk lokal, memainkan dan mendengarkan musik tradisional, tidak malu makan jajanan dan kuliner tradisional, menghargai dan mengembangkan warisan tradisional bangsa. Membeli dan menggunakan produk dalam negeri. Mengapresiasi karya-karya seni dan produksi “manusia-manusia Indonesia”. Dan hal yang paling penting adalah dengan selalu bersyukur, mensyukuri kelahiran kita di Indonesia, negeri yang indah dan berkelimpahan, dimana semua hal yang kita inginkan dapat dengan mudah terpenuhi. Jadi jangan pernah berpaling! Kecuali kalau kau memang benar-benar sudah tak cinta lagi.


Bahan Bacaan:
Enthus Susmono. Mengindonesiakan Indonesia. Suara Merdeka edisi 21 Agustus 2014
Herni Susanti. 2014. Makna Kebangkitan Nasional. Okezone News edisi 20 Mei 2014.
Yudi Latif. Kelahiran Kekuatan Mencintai. Kompas edisi 15 Januari 2013.

Jumat, 26 Desember 2014

Beasiswa DataPrint 2014

Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun keempat. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2013, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.
Di tahun 2014 sebanyak 700 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.
Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!
Pendaftaran periode 1 : 7 Februari – 30 Juni 2014
Pengumuman                : 10 Juli 2014

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 31 Desember 2014
Pengumuman                : 12 Januari 2015

info lebih lanjut kunjungi website beasiswa DataPrint www.beasiswadataprint.com  dan website DataPrint www.dataprint.co.id

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
250 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
250 orang

Sabtu, 20 September 2014

Saya, Mereka dan Trans Studio dalam Suatu Keterhubungan.



Connected! Ya, kata itu yang saya ucapkan ketika modem yang saya gunakan mampu menghubungkan saya dengan teman-teman melalui sosial media. Meski berada diwilayah pedalaman, tapi kebutuhan untuk mengecek beberapa pemberitahuan di akun sosial rasanya sudah menjadi kebutuhan yang harus dan kudu dipenuhi. Mama sudah berkali-kali bilang klau sosial media itu berbahaya, “jangan selalu main facebook, jangan sampai kebablasan main twitter! Pentingkan belajar daripada ngeblog!” begitu katanya. Suka tidak suka, perkataan Mama memang ada benarnya. Masih teringat diingatan saya beberapa waktu yang lalu, seorang mahasiswi S2 sampai eksis diseluruh media elektronik dan tv nasional karena nyaris masuk bui gara-gara mencaci-maki suatu kota lengkap dengan masyarakatnya. Tapi bermain sosial media memang tak ada salahnya kawan. Akun sosial media itu seperti pisau, klau penjahat yang pakai untuk membunuh ya jelas salah, tapi kalau yang pake Mama buat memasak ya jelas kenyang pada ujung-ujungnya.  Hahha.
Tuhan pasti punya rencana, lewat hamba-hamba cerdasnya seperti Zuckerberg, Jack Dorsey dan Larry Page, Tuhan memberikan kemampuan untuk mengembangkan sistem informasi dan teknologi yang menghasilkan sebuah program sosial media yang membantu memenuhi kebutuhan umat manusia. Sebuah media yang mampu menghubungkan kamu yang jauh dibelahan dunia sana dengan saya yang berada disini, disebuah negeri indah bernama Indonesia. Masalahnya ada pada pengguna, sering kali manusia menggunakan akun sosial media untuk kejahatan, melakukan penipuan, penculikan, perjudian online, mencaci-maki, twitwar, dan berbagai kejahatan lainnya yang dapat menimbulkan stigma negatif pada sosial media. Haruskah kita mengikuti jejak mereka? Ya jelas jangan dong! Sosial media dibuat untuk memudahkan komunikasi, terhubung dengan orang-orang baru tanpa dibatasi ruang dan waktu, mendekatkan dengan orang-orang yang sudah pernah ditemui, jadi jelas salah kalau kita menggunakannya untuk menyebar kebencian dan kejahatan. Lebih baik kita spread love, menyebarkan kebahagiaan, memutus rasa rindu, menjalin silaturrahmi, dan membuat kebermanfaatan satu sama lain melalui sosial media.
****
Masa transisi dari jenjang SMA ke Perguruan Tinggi jelas menjadi masa yang paling membuat gelisah bagi generasi muda. Terang saja, dari seperjuta sekian anak SMA yang pengen kuliah yang akan diterima di perguruan tinggi cuma sepersekian ratus ribu. Jelas dong mereka akan melakukan berbagai cara untuk masuk perguruan tinggi impian, mengejar cita-cita kecil untuk masa depan yang lebih cerah. Saya menjadi salah satu dari sepersekian orang yang berjuang dimasa ini. Untuk memudahkan langkah saya ke perguruan tinggi saya melakukan berbagai cara, termasuk mengikuti bimbingan belajar. Merantau dan mengungsi ke ibukota provinsi untuk mendapatkan persiapan masuk perguruan tinggi. Disini, disebuah kota (Makassar: read) yang meskipun sudah pernah kujajaki namun belum kukenal secara mendalam. Hidup diasrama bersama orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah ditemui. Sulit memang, sangat sulit, apalagi untuk orang seperti saya yang cukup kaku didunia nyata. Saking kakunya saat awal pertemuan saya hanya mengenal 2 orang teman kelas, itupun karena kami berasal dari daerah yang sama. Tapi Tuhan memang adil, orang-orang yang kaku seperti saya selalu diberi kelebihan lain. Aktif dan cenderung agresif didunia maya. Entahlah, mungkin karena sulit mengungkapkan ekspresi didunia nyata jadi dunia maya selalu menjadi pelampiasan uneg-uneg akan beban hidup yang sunggu terlalu berat ini.
Anda diundang untuk bergabung ke group “Pejuang Mimpi Kelas  A”. Pemberitahuan itu masuk ke akun saya, cek per cek ternyata itu adalah grup yang sengaja dibuat oleh tutor bimbel kami untuk memudahkan komunikasi peserta bimbel. Cukup senang, disini saya bisa mulai mengenal teman-teman kelas saya melalui foto alay mereka yang terpajang di foto profil. Saya juga mulai aktif menyapa dan membalas komentar teman-teman baru saya ini, meskipun hanya lewat sosial media. Ya pada akhirnya waktu jua yang mempertemukan, saya yang hanya aktif berkomunikasi di sosial media mulai membentuk komunikasi secara nyata, berbicara dan mulai berdiskusi dengan teman sekelas, bahkan lama-kelamaan saya menjadi agak jahil dan sering dijadikan tempat curhat teman-teman yang lain. Begitulah ceritanya, bagaimana seseorang yang kaku seperti saya mampu ter-connected dengan orang-orang baru melalui sosial media.
Dokumentasi : Upik Abu
 Pada akhir masa bimbel kami mendapat kesempatan untuk mengikuti try out dan liburan di Trans Studio Mall Makassar. Katanya ini sebagai reward sekaligus penyegaran sebelum menghadapi soal-soal SNMPTN yang sulit dan melelahkan. Tapi bagi kami ini lebih dari itu, kesempatan bermain bersama teman bimbel di Trans Studio menjadi ajang pelepasan dan perpisahan. Setelah “ini” kami akan berpisah satu sama lain, memilih dan berjuang diperguruan tinggi impian masing-masing. Merantau ke tempat lain yang mengharuskan kami tidak akan berjumpa dalam waktu yang cukup lama. Dan benar saja, setelah pengumuman kelulusan teryata kami akan betul-betul berpisah, beberapa teman saya ada yang kuliah di Jawa. Seorang kuliah di UI, 2 orang di IPB, ada juga yang berkuliah di Bandung, selebihnya berkuliah di Makassar tapi tersebar dibeberapa perguruan tinggi yang ada disini. Yah bagaimanapun life must goon! Hidup harus terus diperjuangkan, bagaimanapun kami tetap ter-connected  melalui group kami di sosial media. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tepat setahun kami berjuang, kami memutuskan untuk temu kangen di Trans Studio, membuka lembaran memori kami tentang bagaimana haru-birunya perjuangan kami untuk menjadi seperti apa yang kami capai sekarang. Disini saya betul-betul menyadari kalau saya, mereka dan Trans Studio telah terhubung satu sama lain, kami yang sebelumnya tidak saling mengenal bisa menjadi sangat intimate seperti ini. Tapi sayang, kami tidak dalam formasi yang lengkap. Jadwal kuliah yang padat dan sulitnya menentukan jadwal liburan yang cocok menjadi kendala pertemuan kami. Tapi yah bagaimanapun kami tetap bahagia, semangat dan komunikasi kami tetap terkoneksi satu sama lain melalui sosial media. Meski kami dipisahkan jarak dan waktu, kami dapat terhubung kapan saja kami mau. Bahkan dengan kemajuan skype dan video call kami bahkan dapat bertemu face to face meski tidak pada tempat yang sama. Semangat teman-teman! Ayo kejar mimpi-mimpi kita dan pulang mengabdi kekampung halaman. :)
****
            Trans Studi Makassar merupakan salah satu destinasi wisata kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Merupakan taman hiburan indoor terbesar kedua di Indonesia setelah Trans Studio Bandung. Trans Studio menawarkan berbagai wahana permainan, hiburan dan berbagai pertunjukan yang seru. Tak jarang pula TransTv dan Trans7 melakukan syuting ditempat ini, selain itu artis ibukota didatangkan pada waktu tertentu untuk memanjakan para pengunjung. Mengingat besarnya jumlah pengujung yang datang ke Trans Studio, maka secara langsung tempat ini memiliki peran yang cukup penting dalam menghubungkan orang-orang. Trans Studio dapat menjadi tempat pertemuan keluarga, kerabat, teman atau bahkan kekasih. Trans Studio secara langsung menjadi sarana yang mempertemukan orang-orang baru maupun kenalan, menjadi tempat melepas kerinduan, ajang reuni, menjadi tempat berbagi kebahagiaan dan cinta dengan orang-orang yang disayangi. Tak jarang ada yang tanpa sengaja bertemu dengan teman masa kecil atau bahkan menemukan cinta sejatinya di Trans Studio. Bagi saya Trans Studio memiliki peranan penting dalam menghubungkan saya dengan teman-teman baru, menjadi tempat lepas kangen dan awal dimulainya mimpi-mimpi kami.

Dokumentasi : Upik Abu
Harapan saya kedepannya Trans Studio Makassar harus lebih banyak berbenah agar tidak kalah saing dengan Trans Studio Bandung. Saat awal didirikan animo wisatawan dari luar Sul-Sel cukup tinggi, namun begitu Trans Studio Bandung ada, masyarakat Jawa lebih memilih untuk ke Bandung daripada ke Makassar. Oleh karena itu Trans Studio Makassar harus memiliki satu wahana andalan yang menjadi nilai tambahnya, wahana yang membuat orang Bandung mau mengeluarkan uang banyak untuk ke Makassar meskipun di Bandung sendiri ada Trans Studio. Salah satu jalannya mungkin dengan cara mengolah dan menggali kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan yang kemudian dimodifikasi dan dikombinasikan dengan teknologi modern dan dituangkan kedalam sebuah wahana bermain yang keren. Selain itu Trans Studio mesti lebih sering terjung ke masyarakat, ikut andil dalam berbagai kegiatan sosial dan program charity, membentuk hubungan yang baik dengan penyewa, pesaing dan pengunjung sehingga saat pertama kali mendengar kata Trans Studio maka kata “connected” bisa langsung muncul dibenak mereka. Ya, karena Trans Studio mampu meninggalkan kesan bahwa kita memang betul-betul terhubung setelah mengunjunginya. Selamat Ulang Tahun Trans Studio Mall yang ke-4. Sukses selalu dan tetap menghubungkan orang-orang yang mengunjungiMu!
 
Peta Wahan Bermain di Trans Studio (Sumber: wikipedia)