Jumat, 16 Oktober 2015

Kala Local Brand Menggoda, Aku Pun Berpindah Hati #SmescoNV



Teaja baju begitu, mauku saya yang merk billabong atau planet surf! (saya tidak mau baju begitu, saya maunya yang merk billabong atau planet surf). Ini adalah kalimat yang saya dapati ketika menemani adik saya berbelanja baju di salah satu toko di Makassar. Ya! adik saya gengsi memakai brand lokal dan ikut-ikutan menggunakan merk luar, biar gaul katanya, ikut trend dengan kawan-kawan yang lain. Tapi eh, itu dulu. Beberapa tahun silam, sebelum distro-distro menyerbu tempat kelahiran saya. Kami harus jauh-jauh ke Makassar untuk mencari pakaian model terbaru yang sedang hits.

Distro menyerang, Produk Impor meradang.
Distro merupakan singkatan dari Distribution Store atau Distribution Outlet, semacam toko yang menerima titipan dari berbagai macam brand clothing company lokal, umumnya mereka memproduksi sendiri produknya, dibuat terbatas dengan harga yang ramah di kantong anak muda. Distro yang memang menyasar konsumen anak muda sangat tahu bagaimana sifat anak muda sekarang yang selalu ingin tampil trendi, berbeda dan anti mainstream sehingga dibuatlah produk-produk yang limited edition dan kekinian.

Distro sendiri merupakan usaha yang hampir keseluruhan pelakunya adalah generasi muda, dari produsen, penjual bahkan pembelinya sendiri pun dari anak muda. Perkembangan distro yang sangat pesat secara tidak langsung menumbuhkan kecintaan anak muda pada brand- brand lokal. Anak muda semakin sadar kalau produk-produk distro yang asli buatan anak negeri ternyata tidak kalah keren dan kreatif dari produk luar. Secara perlahan anak muda mulai beralih dan melirik brand-brand lokal yang ada di distro. Produk luar negeri yang umumnya dibuat dalam jumlah unlimited pun mulai ditinggalkan anak muda, katanya modelnya pasaran, belum lagi maraknya penjiplakan produk luar, munculnya produk-produk kawe semakin mendorong anak muda beralih ke produk-produk lokal. Hal ini tentunya sangat baik dalam menanamkan rasa kecintaan pada produk Indonesia, mendorong peningkatan ekonomi bangsa, dan memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Jollorock, Bulukumba Keren dan Kearifan Lokal.
Salah satu local brand yang banyak diminati di Sulawesi Selatan saat ini adalah brand Jollorock. Brand ini sendiri bukanlah asli berasal dari Ibu Kota Provinsi, melainkan local brand yang berasal dari Bulukumba, Kabupaten yang terletak di wilayah paling selatan Pulau Sulawesi. Bagaimana local brand yang pusat produksinya berjarak ± 200 Km dari Kota Makassar ini mampu melakukan penetrasi pasar hingga ke pusat kota? Menjadi salah satu local brand yang diminati anak muda SulSel? Berikut ulasannya.

Jollorock sendiri merupakan pengembangan dari kata joloro atau jolloro (bahasa bugis) yang berarti jenis perahu berpapan yang umumnya digunakan untuk memancing maupun sarana transportasi masyarakat Bugis, perahu ini memiliki bodi ramping yang mampu memotong ombak dan bergerak lincah di atas laut. Kemudian kata ini dimodifikasi dengan kata rock mengacu pada salah satu aliran musik yang disukai anak muda. Melalui penamaan brand ini kita dapat melihat inovasi dan originalitas anak muda dalam melestarikan kebudayaan lokal yang dikolaborasi dengan selera dan watak anak muda yang kekinian.

Pada awalnya Jollorock hanya melakukan produksi secara kecil-kecilan dan mengandalkan media sosial sebagai saranan pemasaran, namun lambat laun seiring meningkatnya minat masyarakat khususnya anak muda terhadap brand ini maka dibangunlah distribution store Jollorock yang beralamat di Jl. Dr. Moh. Hatta No.75 Bulukumba. Brand ini mengangkat tagline #BulukumbaKeren dengan menyisipkan nilai-nilai lokal dan kearifan masyarakat Bugis pada produk yang dibuat. Adapun beberapa produk Jollorock dapat dilihat pada gambar berikut:








Sumber foto: https://instagram.com/jollorock/
Selain mengangkat tema-tema yang unik dan kekinian, Jollorock mengusung nilai budaya setempat sebagai ajang promosi budaya sekaligus melestarikan kearifan lokal, contohnya: kebanggaan masyarakat Bugis sebagai pelaut, Pasang (petuah) orang-orang terdahulu, ataupun kearifan masyarakat Kajang yang dikenal sebagai salah satu masyarakat adat yang sangat ketat menjaga dan melindungi peradabannya. Melalui produk- produknya, Jollorock tidak hanya local brand yang sekedar mencari keuntungan, melainkan promosi budaya dan misi pelestarian pun secara tidak langsung mereka jalankan. Selain itu konsistensi Jollorock juga nampak dari design dan edisi produk yang selalu dibuat berbeda setiap bulannya, bahkan konsep limited yang disukai anak muda juga dipertahankan dengan hanya mengeluarkan 12 buah disetiap edisi yang dipasarkan. Kualitas bahan, proses produksi dan pelayanan juga dijalankan secara ketat untuk menghasilkan produk yang bernilai saing sehingga mampu mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai salah satu produk Indonesia yang berkualitas.

Jollorock menjadi salah satu bukti bagaimana local brand yang berasal dari pelosok mampu bersaing dan mengalahkan produk-produk impor dalam memikat hati anak muda. Seperti halnya usaha yang dilakukan SMESCO, penulis percaya selama produk dalam negeri berkualitas, original dan inovatif pasti tidak akan kalah saing dengan produk luar. Yang terpenting perlu membangun kepercayaan dan rasa cinta masyarakat Indonesia agar bangga menggunakan local brand Indonesia. Sekarang adik saya makin bangga menggunakan produk Indonesia, katanya local brand Indonesia lebih keren. Kamu kapan?

2 komentar: