Kamis, 05 Maret 2015

Menggelorakan Cinta Kebangsaan



Maka nikmat Tuhan mu yang mana lagi yang engkau dustakan? Hidup di negeri yang begitu kaya. Limpahan laut luas yang menyegarkan mata, daratan hijau yang menenangkan hati. Gugusan pulau-pulau menawan yang membentang dari Merauke hingga ke Sabang. Belum lagi ratusan juta manusia dengan beragam khazanah, berjuang bersama untuk menjadi “manusia-manusia Indonesia”. Indonesia adalah sebuah anugerah dari Tuhan. Sudahkah kita mensyukurinya? ataukah kita masih menolak dan mengingkarinya?
Wawasan Kebangsaan dan Kecintaan Terhadap Indonesia.
Bangsa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa dan sejarahnya. Bangsa merupakan sekelompok manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan memiliki rasa persatuan yang timbul karena kesamaan pengalaman sejarah, serta memiliki cita-cita bersama yang ingin dilaksanakan. Sedangkan kebangsaan merupakan sifat atau ciri yang menandai golongan suatu bangsa. Kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cinta yang melahirkan jiwa kebersamaan pemiliknya.
Konsep mengenai wawasan kebangsaan pertama kali muncul saat negara Indonesia sedang mengalami penjajahan, pada masa itu perjuangan kemerdekaan dilakukan dengan cara kedaerahan, bersifat lokal dan ternyata tidak membawa hasil nyata karena belum adanya persatuan dan kesatuan. Barulah kemudian dengan adanya kebangkitan nasional yang dipertegas dengan kelahiran Sumpah Pemuda pada tahun 1928 memunculkan kesadaran bahwa untuk mencapai kemerdekaan dibutuhkan perjuangan yang bersifat nasional dan berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia.
Wawasan kebangsaan Indonesia merupakan wujud penolakan atas segala bentuk diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, golongan agama, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan Indonesia bertujuan untuk membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan yang pada akhirnya berujung pada sikap kecintaan terhadap Indonesia. Diharapkan konsep kebangsaan dapat menumbuhkan kemauan pada “manusia-manusia Indonesia” untuk merawat, memelihara dan melindungi bangsa kita dari segala bentuk bahaya yang mengancam, termasuk bahaya penjajahan dimasa lampau, sekarang maupun dimasa mendatang.
Globalisasi, Penjajahan Masa Kini dan Lunturnya Cinta Kebangsaan.
Globalisasi merupakan salah satu tantangan terbesar bangsa Indonesia di masa kini. Globalisasi yang dianggap sebagai alat pemersatu dunia dapat mengancam tatanan kehidupan masyarakat terlebih akan hilangnya nilai-nilai pemersatu bangsa seperti wawasan kebangsaan dan kecintaan terhadap Indonesia. Selain globalisasi, penjajahan masa kini terwujud dalam berbagai bentuk dan cara, sebut saja kemiskinan, ketimpangan sosial, ketergantungan produk impor dan utang luar negeri yang semakin menumpuk. Budaya koruptif serta perilaku hedonis yang menjangkiti semua ka­langan menjadi bukti nyata masih kuatnya cengkeraman penjajahan di Indonesia.
Terlebih lagi adanya kelunturan cinta kebangsaan dan kebanggaan sebagai “manusia-manusia Indonesia” menandakan bahwa secara terencana, terstruktur, sistematis, dan masif kita semakin menjauh dari akar nilai-nilai luhur budaya bangsa. Tak sedikit berita yang memperlihatkan kelunturan rasa nasionalisme kebangsaan kita, peristiwa seperti perang antar suku, pemberontakan, tawuran antar warga menunjukkan semakin pudarnya sifat keindonesiaan kita. Akan menjadi sebuah bencana apabila degradasi ini akan terus berlanjut sehingga kecintaan dan kebanggaan kita akan semakin luntur dan berganti dengan budaya baru.
Semakin banyak saja masyarakat Indonesia yang mengadopsi budaya bangsa lain. Mereka cenderung malu mendengarkan dan melestarikan musik tradisional dan lebih memilih untuk mendengar musik kpop maupun barat. Anak muda merasa lebih keren kalau bisa makan di restoran fast food menikmati pizza atau burger dibanding menikmati makanan tradisional yang jelas jauh lebih nikmat dan sehat. Belum lagi kasus pencurian dan klaim berbagai kebudayaan kita oleh bangsa lain seperti tempe, tari pendet, bahkan lagu “rasa sayange” yang diklaim oleh negara tetangga. Kita baru marah saat kasus pencurian kebudayaan itu sedang marak-maraknya, namun selang beberapa saat kemudian kita sudah lupa tentang kasus kemarin dan kita baru kembali marah saat yang lain ikut diklaim tanpa melalukan tindakan pencegahan.
Menggelorakan Cinta Kebangsaan
            Cinta merupakan anugerah lain yang diberikan oleh Tuhan. Hanya kekuatan cinta yang mampu mendamaikan dunia, meredakan amarah dan membuat kebahagiaan bagi setiap orang. Salah satu solusi yang mampu membuat kita bertahan di tengah globalisasi adalah dengan menggelorakan cinta kebangsaan. Kita perlu menyuburkan kembali rasa kecintaan terhadap bunga Indonesia yang semakin gersang dan layu, kita perlu menambahkan pupuk, menyiram, merawat dan melindunginya dari segala ancaman yang dapat membuatnya mati.
Hal sederhana yang bisa dengan mudah kita lakukan mulai saat ini adalah terus memupuk rasa bangga menjadi orang Indonesia, menggelorakan rasa cinta kebangsaan. Menanamkan pola pikir untuk mencintai tanah air, suku bangsa dan bahasa Indonesia yang luhur. Menunjukkan sifat Indonesia yang penuh adab santun, toleransi, dan cinta damai. Menjunjung tinggi bahasa dan budaya Indonesia sebagai tanda martabat kita. Terus memperkuat karakter dan kepribadian sebagai bangsa yang merdeka, unggul, mandiri dan berdaulat. Dengan tegas menolak paham-paham yang tidak sesuai dengan nasionalisme kita. Belajar mencintai produk lokal, memainkan dan mendengarkan musik tradisional, tidak malu makan jajanan dan kuliner tradisional, menghargai dan mengembangkan warisan tradisional bangsa. Membeli dan menggunakan produk dalam negeri. Mengapresiasi karya-karya seni dan produksi “manusia-manusia Indonesia”. Dan hal yang paling penting adalah dengan selalu bersyukur, mensyukuri kelahiran kita di Indonesia, negeri yang indah dan berkelimpahan, dimana semua hal yang kita inginkan dapat dengan mudah terpenuhi. Jadi jangan pernah berpaling! Kecuali kalau kau memang benar-benar sudah tak cinta lagi.


Bahan Bacaan:
Enthus Susmono. Mengindonesiakan Indonesia. Suara Merdeka edisi 21 Agustus 2014
Herni Susanti. 2014. Makna Kebangkitan Nasional. Okezone News edisi 20 Mei 2014.
Yudi Latif. Kelahiran Kekuatan Mencintai. Kompas edisi 15 Januari 2013.

Jumat, 26 Desember 2014

Beasiswa DataPrint 2014

Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun keempat. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2013, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa.  Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.
Di tahun 2014 sebanyak 700 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.
Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik kolom PENDAFTARAN pada web ini!
Pendaftaran periode 1 : 7 Februari – 30 Juni 2014
Pengumuman                : 10 Juli 2014

Pendaftaran periode 2   : 1 Juli – 31 Desember 2014
Pengumuman                : 12 Januari 2015

info lebih lanjut kunjungi website beasiswa DataPrint www.beasiswadataprint.com  dan website DataPrint www.dataprint.co.id

PERIODE
JUMLAH PENERIMA BEASISWA
@ Rp 1.000.000 @ Rp 500.000 @ Rp 250.000
Periode 1
50 orang
50 orang
250 orang
Periode 2
50 orang
50 orang
250 orang

Sabtu, 20 September 2014

Saya, Mereka dan Trans Studio dalam Suatu Keterhubungan.



Connected! Ya, kata itu yang saya ucapkan ketika modem yang saya gunakan mampu menghubungkan saya dengan teman-teman melalui sosial media. Meski berada diwilayah pedalaman, tapi kebutuhan untuk mengecek beberapa pemberitahuan di akun sosial rasanya sudah menjadi kebutuhan yang harus dan kudu dipenuhi. Mama sudah berkali-kali bilang klau sosial media itu berbahaya, “jangan selalu main facebook, jangan sampai kebablasan main twitter! Pentingkan belajar daripada ngeblog!” begitu katanya. Suka tidak suka, perkataan Mama memang ada benarnya. Masih teringat diingatan saya beberapa waktu yang lalu, seorang mahasiswi S2 sampai eksis diseluruh media elektronik dan tv nasional karena nyaris masuk bui gara-gara mencaci-maki suatu kota lengkap dengan masyarakatnya. Tapi bermain sosial media memang tak ada salahnya kawan. Akun sosial media itu seperti pisau, klau penjahat yang pakai untuk membunuh ya jelas salah, tapi kalau yang pake Mama buat memasak ya jelas kenyang pada ujung-ujungnya.  Hahha.
Tuhan pasti punya rencana, lewat hamba-hamba cerdasnya seperti Zuckerberg, Jack Dorsey dan Larry Page, Tuhan memberikan kemampuan untuk mengembangkan sistem informasi dan teknologi yang menghasilkan sebuah program sosial media yang membantu memenuhi kebutuhan umat manusia. Sebuah media yang mampu menghubungkan kamu yang jauh dibelahan dunia sana dengan saya yang berada disini, disebuah negeri indah bernama Indonesia. Masalahnya ada pada pengguna, sering kali manusia menggunakan akun sosial media untuk kejahatan, melakukan penipuan, penculikan, perjudian online, mencaci-maki, twitwar, dan berbagai kejahatan lainnya yang dapat menimbulkan stigma negatif pada sosial media. Haruskah kita mengikuti jejak mereka? Ya jelas jangan dong! Sosial media dibuat untuk memudahkan komunikasi, terhubung dengan orang-orang baru tanpa dibatasi ruang dan waktu, mendekatkan dengan orang-orang yang sudah pernah ditemui, jadi jelas salah kalau kita menggunakannya untuk menyebar kebencian dan kejahatan. Lebih baik kita spread love, menyebarkan kebahagiaan, memutus rasa rindu, menjalin silaturrahmi, dan membuat kebermanfaatan satu sama lain melalui sosial media.
****
Masa transisi dari jenjang SMA ke Perguruan Tinggi jelas menjadi masa yang paling membuat gelisah bagi generasi muda. Terang saja, dari seperjuta sekian anak SMA yang pengen kuliah yang akan diterima di perguruan tinggi cuma sepersekian ratus ribu. Jelas dong mereka akan melakukan berbagai cara untuk masuk perguruan tinggi impian, mengejar cita-cita kecil untuk masa depan yang lebih cerah. Saya menjadi salah satu dari sepersekian orang yang berjuang dimasa ini. Untuk memudahkan langkah saya ke perguruan tinggi saya melakukan berbagai cara, termasuk mengikuti bimbingan belajar. Merantau dan mengungsi ke ibukota provinsi untuk mendapatkan persiapan masuk perguruan tinggi. Disini, disebuah kota (Makassar: read) yang meskipun sudah pernah kujajaki namun belum kukenal secara mendalam. Hidup diasrama bersama orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah ditemui. Sulit memang, sangat sulit, apalagi untuk orang seperti saya yang cukup kaku didunia nyata. Saking kakunya saat awal pertemuan saya hanya mengenal 2 orang teman kelas, itupun karena kami berasal dari daerah yang sama. Tapi Tuhan memang adil, orang-orang yang kaku seperti saya selalu diberi kelebihan lain. Aktif dan cenderung agresif didunia maya. Entahlah, mungkin karena sulit mengungkapkan ekspresi didunia nyata jadi dunia maya selalu menjadi pelampiasan uneg-uneg akan beban hidup yang sunggu terlalu berat ini.
Anda diundang untuk bergabung ke group “Pejuang Mimpi Kelas  A”. Pemberitahuan itu masuk ke akun saya, cek per cek ternyata itu adalah grup yang sengaja dibuat oleh tutor bimbel kami untuk memudahkan komunikasi peserta bimbel. Cukup senang, disini saya bisa mulai mengenal teman-teman kelas saya melalui foto alay mereka yang terpajang di foto profil. Saya juga mulai aktif menyapa dan membalas komentar teman-teman baru saya ini, meskipun hanya lewat sosial media. Ya pada akhirnya waktu jua yang mempertemukan, saya yang hanya aktif berkomunikasi di sosial media mulai membentuk komunikasi secara nyata, berbicara dan mulai berdiskusi dengan teman sekelas, bahkan lama-kelamaan saya menjadi agak jahil dan sering dijadikan tempat curhat teman-teman yang lain. Begitulah ceritanya, bagaimana seseorang yang kaku seperti saya mampu ter-connected dengan orang-orang baru melalui sosial media.
Dokumentasi : Upik Abu
 Pada akhir masa bimbel kami mendapat kesempatan untuk mengikuti try out dan liburan di Trans Studio Mall Makassar. Katanya ini sebagai reward sekaligus penyegaran sebelum menghadapi soal-soal SNMPTN yang sulit dan melelahkan. Tapi bagi kami ini lebih dari itu, kesempatan bermain bersama teman bimbel di Trans Studio menjadi ajang pelepasan dan perpisahan. Setelah “ini” kami akan berpisah satu sama lain, memilih dan berjuang diperguruan tinggi impian masing-masing. Merantau ke tempat lain yang mengharuskan kami tidak akan berjumpa dalam waktu yang cukup lama. Dan benar saja, setelah pengumuman kelulusan teryata kami akan betul-betul berpisah, beberapa teman saya ada yang kuliah di Jawa. Seorang kuliah di UI, 2 orang di IPB, ada juga yang berkuliah di Bandung, selebihnya berkuliah di Makassar tapi tersebar dibeberapa perguruan tinggi yang ada disini. Yah bagaimanapun life must goon! Hidup harus terus diperjuangkan, bagaimanapun kami tetap ter-connected  melalui group kami di sosial media. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Tepat setahun kami berjuang, kami memutuskan untuk temu kangen di Trans Studio, membuka lembaran memori kami tentang bagaimana haru-birunya perjuangan kami untuk menjadi seperti apa yang kami capai sekarang. Disini saya betul-betul menyadari kalau saya, mereka dan Trans Studio telah terhubung satu sama lain, kami yang sebelumnya tidak saling mengenal bisa menjadi sangat intimate seperti ini. Tapi sayang, kami tidak dalam formasi yang lengkap. Jadwal kuliah yang padat dan sulitnya menentukan jadwal liburan yang cocok menjadi kendala pertemuan kami. Tapi yah bagaimanapun kami tetap bahagia, semangat dan komunikasi kami tetap terkoneksi satu sama lain melalui sosial media. Meski kami dipisahkan jarak dan waktu, kami dapat terhubung kapan saja kami mau. Bahkan dengan kemajuan skype dan video call kami bahkan dapat bertemu face to face meski tidak pada tempat yang sama. Semangat teman-teman! Ayo kejar mimpi-mimpi kita dan pulang mengabdi kekampung halaman. :)
****
            Trans Studi Makassar merupakan salah satu destinasi wisata kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan. Merupakan taman hiburan indoor terbesar kedua di Indonesia setelah Trans Studio Bandung. Trans Studio menawarkan berbagai wahana permainan, hiburan dan berbagai pertunjukan yang seru. Tak jarang pula TransTv dan Trans7 melakukan syuting ditempat ini, selain itu artis ibukota didatangkan pada waktu tertentu untuk memanjakan para pengunjung. Mengingat besarnya jumlah pengujung yang datang ke Trans Studio, maka secara langsung tempat ini memiliki peran yang cukup penting dalam menghubungkan orang-orang. Trans Studio dapat menjadi tempat pertemuan keluarga, kerabat, teman atau bahkan kekasih. Trans Studio secara langsung menjadi sarana yang mempertemukan orang-orang baru maupun kenalan, menjadi tempat melepas kerinduan, ajang reuni, menjadi tempat berbagi kebahagiaan dan cinta dengan orang-orang yang disayangi. Tak jarang ada yang tanpa sengaja bertemu dengan teman masa kecil atau bahkan menemukan cinta sejatinya di Trans Studio. Bagi saya Trans Studio memiliki peranan penting dalam menghubungkan saya dengan teman-teman baru, menjadi tempat lepas kangen dan awal dimulainya mimpi-mimpi kami.

Dokumentasi : Upik Abu
Harapan saya kedepannya Trans Studio Makassar harus lebih banyak berbenah agar tidak kalah saing dengan Trans Studio Bandung. Saat awal didirikan animo wisatawan dari luar Sul-Sel cukup tinggi, namun begitu Trans Studio Bandung ada, masyarakat Jawa lebih memilih untuk ke Bandung daripada ke Makassar. Oleh karena itu Trans Studio Makassar harus memiliki satu wahana andalan yang menjadi nilai tambahnya, wahana yang membuat orang Bandung mau mengeluarkan uang banyak untuk ke Makassar meskipun di Bandung sendiri ada Trans Studio. Salah satu jalannya mungkin dengan cara mengolah dan menggali kearifan lokal masyarakat Sulawesi Selatan yang kemudian dimodifikasi dan dikombinasikan dengan teknologi modern dan dituangkan kedalam sebuah wahana bermain yang keren. Selain itu Trans Studio mesti lebih sering terjung ke masyarakat, ikut andil dalam berbagai kegiatan sosial dan program charity, membentuk hubungan yang baik dengan penyewa, pesaing dan pengunjung sehingga saat pertama kali mendengar kata Trans Studio maka kata “connected” bisa langsung muncul dibenak mereka. Ya, karena Trans Studio mampu meninggalkan kesan bahwa kita memang betul-betul terhubung setelah mengunjunginya. Selamat Ulang Tahun Trans Studio Mall yang ke-4. Sukses selalu dan tetap menghubungkan orang-orang yang mengunjungiMu!
 
Peta Wahan Bermain di Trans Studio (Sumber: wikipedia)

Kamis, 11 September 2014

Tak Kenal Maka Tak Sayang. Maka Kenalilah Takabonerate, Kunjungi dan Nikmati Keindahannya!

Takabonerate. Menyebutkannya saja sudah sukup sulit untuk dilakukan, apalagi mengunjunginya yang bahkan tempatnya saja tidak saya ketahui. Berawal dari rasa penasaran, saya pun bergerak untuk mencari tahu mengenai apa dan bagaimana Takabonerate ini. Saya begitu kaget begitu mengetahui kalau lebih dari 80ribu hasil pencarian setiap 0,37 detik terkait Takabonerate ini, wajah saya bahkan sangat malu saat mengetahui kalau ternyata Takabonerate merupakan salah satu wisata laut di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan yang ternyata sebuah Kabupaten yang bertetangga dengan tempat tinggal saya, Kabupaten Bulukumba. Ah, begitu tertinggalnya saya. Di saat puluhan ribu orang asing diluar sana sudah tahu mengenai tempat ini sedangkan saya yang begitu dekat dengan tempat ini malah baru mau mencari tahu saking tertinggalnya. Ribuan turis mancanegara dan turis lokal diluar Sulawesi bahkan jauh-jauh mengunjungi tempat ini, sedangkan saya nasib baik mengunjungi, sekedar tahu saja sudah bersyukur.
*****
Cerita diatas terjadi beberapa tahun yang lalu, saat saya masih berada dibangku SMA. Beberapa bulan setelah kejadian tersebut saya mendapat kesempatan berharga untuk mengunjungi langsung wisata laut Takabonerate. Sungguh benar adanya, opini puluhan traveler dan blogger yang menjuluki tempat ini sebagai surga lautnya Indonesia memang opini yang faktual dan nyata. Takabonerate, taman nasional yang memiliki pulau karang (atol) lebih dari 22ribu hektar merupakan pulau karang terluas ketiga di dunia setelah kepulauan Marshall dan Maladewa. Taman nasional ini memiliki ratusan jenis terumbu karang dan spesies ikan cantik didunia. Bukan hanya itu, taman laut ini memiliki gugusan gosong karang dan rataan terumbu karang yang sebagian menyembul dari bawah laut, bahkan ketika air laut surut kita dapat melihat cekungan daratan kecil yang akan membentuk gugusan pulau karang yang indah. 

Takabonerate via Satelit (Sumber: google)
 Takabonerate dengan gugusan pulau berjumlah 123 buah menarik minat wisatawan dunia dengan kehadirannya sebagai salah satu dari bagian Segitiga Terumbu Karang Dunia. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut, Pemerintah Sulawesi Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Selayar menyelenggarakan Takabonerate Island Expedition setiap tahunnya untuk menarik minat pengungjung yang lebih banyak. Berbagai pertunjukan bahari, tarian tradisional, perlombaan mancing dan berbagai kegiatan konservasi laut diselenggarakan untuk menyemarakkan acara ini. 
Diving di Takabonerate (sumber: http://www.festivaltakabonerate.com)
Salah satu hal unik yang saya rasakan saat berkunjung ke Takabonerate adalah keramahan masyarakat setempat. Mengingat tingginya jumlah wisatawan saat festival dilaksanakan maka wisatawan juga bisa meminta bantuan masyarakat setempat untuk menginap beberapa hari ditempat mereka.  Masyarakat Takabonerate sangat ramah dan menyambut baik setiap tamu yang datang, sifat mereka yang terbuka dan mudah bergaul juga membuat tamu merasa aman dan nyaman seperti dirumah sendiri. Rasanya sangat iri dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Takabonerate ini. Mereka yang tinggal di pulau-pulau berpasir putih, lautan yang jernih, langit biru, makanan laut yang nikmat, angin sepoi-sepoi dan lingkungan yang tentram. Bahagia sekali rasanya bisa berkunjung disalah satu destinasi kebanggaan masyarakat Sulawesi ini, keindahan dan kebahagiaannya belum bisa terlupakan. Bersyukur sekali Tuhan memberi saya kesempatan untuk mengenal, mengunjungi dan menimati keindahan Takabonerate, dan terima kasih atas rasa penasaran ini yang mengantarkan saya dari yang sebelumnya tak tahu menjadi kenal. Sebab tak kenal maka tak sayang kawan! Mau tau tempat wisata indah lainnya di Pulau Sulawesi? Ayo kunjungi Traveling Celebes.
 
Pulau Tinabo, salah satu gugusan pulau Takabonerate (Sumber:http://tntakabonerate.com/)

Sabtu, 12 Oktober 2013

Keberpihakan bagi Peternak Rakyat

Davy Hendri ; Dosen IAIN Imam Bonjol Padang,
Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
MEDIA INDONESIA, 17 September 2013

        KISRUH harga daging sapi mencapai klimaks dengan terbitnya Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 699 Tahun 2013 tentang Stabilisasi Harga Daging. Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan kebijakan operasional mengenai perubahan tata niaga impor daging sapi, yang semula berbasis kuota menjadi berbasis harga. Kebijakan itu membuka selebarnya pintu impor sapi hidup dan daging sapi sehingga diharapkan harga daging di dalam negeri yang selama ini bertengger di harga Rp90.000-an akan turun menjadi sekitar Rp76.000-an per kilogram.
     Keputusan pemerintah untuk menempuh kebijakan ini pun tidak dirumuskan dengan mudah. Pertimbangan pemerintah bukan sekadar dalam lingkup industri sapi. Bukan hanya melindungi keberlangsungan usaha pedagang sebagai distributor, melainkan juga pelaku usaha sebagai konsumen antara dan rumah tangga sebagai konsumen akhir daging sapi dalam skala luas.
Lebih jauh dari itu. Kenaikan harga daging sapi secara dramatis dalam rentang waktu relatif pendek berpotensi memberikan sumbangan signifikan terhadap inflasi nasional. Padahal keterpurukan nilai rupiah saat ini sudah menggerek angka inflasi secara signifikan. Tanpa kontrol ketat terhadap inflasi, tidak tertutup kemungkinan tragedi resesi ekonomi nasional pada 1997 dapat terulang.

Tragedi peternak
          Ironisnya, walaupun keran impor dibuka lebar, harga daging sapi bergeming. Hingga saat ini, peternak masih belum akan mau menjual sapi mereka. Harapan peternak rakyat untuk memperoleh profit tersisa dari booming demand yang diperkirakan terjadi menjelang Lebaran kurban. Sementara itu para feedloader yang mengimpor sapi bakalan saat ini tentu mengharapkan margin besar dari kenaikan bobot ADG (average daily gain). Sisi lain kebijakan ini, peternak sebagai produsen utama daging sapi berpotensi besar merugi. Benar adanya bahwa kenaikan total suplai yang jauh tertinggal dari lonjakan demand akan semakin mendorong kenaikan harga daging sapi. Meski demikian, harapan untuk menikmati profit bagi peternak rakyat dirampas oleh realitas pasar. Harga daging sapi impor relatif lebih murah sehingga bayangan profit yang akan diperoleh pada masa Lebaran kurban itu tiba mungkin bisa hanyut disapu banjir impor sapi. Lebih tragis lagi, sebagian dari mereka terancam bangkrut. Potensi bangkrut itu menghantui kelompok tani yang telah memanfaatkan fasilitas kredit bersubsidi (subsidi bunga) dari pemerintah melalui program Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE).
       Jika harga jual daging pada saat Lebaran kurban nantinya minimal sama dengan harga sekarang, ada kemungkinan mereka mampu bertahan dan melunasi kredit. Sebaliknya, jika harapan tadi meleset, para peternak rakyat akan rontok. Utang tidak terbayar. Dampaknya kemudian bank dan lembaga keuangan lainnya akan semakin menjauhi para petani. Industri peternakan rakyat akan menukik ke titik nadir, kembali ke level subsistence. Swasembada sapi hanya akan tinggal mimpi. Pada akhirnya, negeri ini akan terjatuh dalam jebakan foodtrap.

Jalan Tengah
      Tidakkah kita belajar bahwa kebergantungan pada suatu komoditas di tengah ketidakmampuan menyediakan komoditas substitusi lainnya ialah kesalahan fatal?. Bukankah kita sendiri yang menggagas konsep swasembada pangan? Bukankah kredit KKPE merupakan dana publik yang harus diselamatkan? Jika kita sepakat menjawab ya, kesejahteraan peternak rakyat juga harus mendapat perhatian serius. Tidak selalu semua kebutuhan yang tidak dapat kita produksi akan tersedia dan dapat dipenuhi dengan cara impor dari luar negeri setiap saat kita membutuhkannya. Sudah menjadi hukum besi ekonomi bahwa pada saat krisis (kekurangan produksi), semua negara akan mengutamakan kepentingannya.
          Oleh karena itu, pendulum keberpihakan harus bergeser ke tengah. Perbaikan kebijakan dan program secara terintegrasi harus dimulai dari hulu ke hilir. Pada sisi hulu, saat ini impor adalah harga mati guna menambah kuantitas dan kualitas stok suplai di masa datang. Namun, hal itu harus dilakukan secara terbatas baik jumlah, distribusi, maupun jangka waktunya. Dengan satu catatan tambahan penting bahwa peternak rakyat juga diberi peluang untuk memperolehnya. Pada tataran mekanisme dan kelembagaan, hal itu bisa dilakukan dengan revitalisasi dan perluasan peran Bulog.
         Perbanyakan dan penguatan kelompok peternak rakyat juga merupakan strategi penting. Bila peternak rakyat menguasai keterampilan feeding yang baik sehingga ADG berat badan sapi bisa meningkat secara signifikan sebesar 50%, misal dari rata-rata 0,8 kg/ekor/hari menjadi 1 kg/ekor/hari, maka impor tentu akan berkurang sebesar itu juga. Strategi jalan tengah itu harus ditempuh demi keadilan ekonomi bagi semua pelaku. Sesuai dengan jiwa subsidi, yang seharusnya mengalir dari the have ke the have not, bukan dari peternak rakyat di perdesaan kepada konsumen kaya di perkotaan. 

Ada Apa Dengan Cinta (?)



Kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi, sepi dan sendiri
aku benci
Aku ingin bingar
aku mau di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga
jika ku sendiri
Pecahkan saja gelasnya
biar ramai
biar mengaduh sampai gaduh

Ah.. ada malaikat menyulam
jaring laba-laba belang
di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai