‘’Alhamdulillah, kami
juara pak. Kami mendapat hadiah Rp 20 juta.’’ Demikian ucapan dari
balik telepon yang saya terima Selasa siang, 30 November 2010.
Suara itu adalah suara dari Arif Kusmianto, guru pendamping pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba yang mengikuti final Youth National Science and Technology Award 2010 atau Apresiasi dan Festival Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek 2010, yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, di Jakarta, 28-30 November 2010.
Kami, saya dan Arif Kusmianto, baru berkenalan pada pagi hari yang sama melalui sms yang dilanjutkan dengan bicara lewat telepon. Saya jelaskan bahwa saya adalah alumni SMA 1 Bulukumba dan kebetulan mengelola blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.
Saya katakan bahwa saya ingin mengikuti segala yang terjadi dan perkembangan pencapaian pelajar Bulukumba yang mengikuti final acara tersebut untuk selanjutnya saya beritakan atau saya ulas di blog yang saya kelola.
Saya juga memberikan dorongan semangat dan mendoakan semoga pelajar Bulukumba yang didampinginya berhasil keluar sebagai juara. Mendengar ucapan saya, Arif Kusmianto mengucapkan terima kasih dan kemudian mengutarakan uneg-unegnya.
‘’Sebenarnya kami menghadapi banyak kendala, terutama kendala dana. Kami hanya mendapat dana Rp 6 juta dari sekolah, sedangkan Bupati Bulukumba hanya memberikan bantuan Rp 500 ribu. Selebihnya bantuan dari orangtua siswa dan guru-guru,’’ ungkapnya.
Terus terang saya kaget mendengar pengakuan tersebut. Kaget karena saya tahu bahwa dana sebesar itu terlalu sedikit dan pasti tidak cukup untuk membeli tiket pesawat Makassar-Jakarta pergi pulang untuk tujuh orang.
Arif Kusmianto ke Jakarta mendampingi enam pelajar yang semuanya dari SMA Negeri 1 Bulukumba, yaitu Syafrina, Erna Ervianti, Nur Rizky Dianti (ketiganya mempresentasekan karya berjudul ISJOil atau Infus Stove Jebuska Oil), M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah (mereka mempresentasekan karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien).
Saya juga kaget dan hampir tidak percaya ketika beliau mengatakan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan hanya memberikan bantuan sebesar Rp 500 ribu.
‘’Inilah kendala yang kami alami di Bulukumba. Kami kesulitan melakukan pembinaan karena minimnya dana yang disediakan pemerintah. Anggota dewan (DPRD Bulukumba) juga sepertinya tidak peduli,’’ ungkap Arif.
Mendengar keluhan dan pengakuan tersebut, saya langsung berjanji akan menyampaikannya kepada Bupati Bulukumba dan anggota DPRD Bulukumba. Saya katakan, kalau tidak bisa saya sampaikan secara langsung, minimal saya sampaikan melalui media massa, khususnya melalui blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.
Saya lalu meminta beliau tenang dan berkonsentrasi menghadapi lomba. Kemudian sekali lagi saya berikan dorongan semangat dan mendoakan semoga adik-adik pelajar pelajar Bulukumba yang didampinginya berhasil keluar sebagai juara.
Beberapa jam kemudian, Arif Kusmianto menelepon dan menyampaikan bahwa mereka berhasil keluar sebagai juara.
Pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba yang secara tidak langsung mewakili Sulsel dan kawasan timur Indonesia, terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas Syafrina, Erna Ervianti, dan Nur Rizky Dianti yang mengusung berjudul ISJOil atau Infus Stove Jebuska Oil. Kemudian kelompok kedua terdiri atas M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah yang mengusung karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien.
‘’Yang juara adalah kelompoknya Uswah Hanafi, M. Asfar Syarar, dan Nurfadilah,’’ jelas Arif Kusmianto.
Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam situs resminya (www. kemenpora.go.id), Selasa, 30 November 2010, memberitakan bahwa Kemenpora memberikan penghargaan kepada lima pemenang Youth National Science and Technology Award 2010, Selasa (30/11) yang merupakan hasil seleksi dari 66 proposal karya yang masuk sebelum disaring menjadi 15 nominator.
Kelima pemenang tersebut adalah Zulfikar Syam Bani Ulhaq, Pratiwi Puspa Hervina dan Tenta Hertian Hendyatama (Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang), Boimin (asisten dosen Universitas Brawijaya, Malang), Nova Suparmanto (Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta), I Gede Yuhana Dharma Sasmita (Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Yogyakarta), serta Uswah Hanafi, M. Asfar Syarar, dan Nurfadilah (SMAN I Bulukumba).
Tradisi Juara
Keberhasilan para pelajar Bulukumba tersebut sekaligus memertahankan ‘’tradisi’’ juara para pelajar ‘’butta panrita lopi’’. Sudah banyak siswa Bulukumba yang berhasil mengukir prestasi di tingkat nasional.
Mereka yang telah mengukir prestasi sebelumnya, antara lain Dewi Lestari Amaliah yang keluar sebagai juara kedua Lomba Penulisan Artikel – Gerakan Anti Narkoba dan Aids di Sekolah (GANAS) Kemendiknas RI tahun 2009, dan Zahrah Rahmani Rahmiyah yang keluar sebagai Juara I Lomba Esai Jagung yang diselenggarakan IPB Bogor, di Puspitek Serpong, Jakarta, tahun 2009.
Setahun sebelumnya, Kementerian Negara Riset dan Teknologi menyerahkan hadiah kepada Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah, SMAN 1 Bulukumba yang keluar sebagai pemenang pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008, bertema Inovasi Untuk Pemberdayaan Industri dan diikuti 450 peserta dari seluruh Indovesia.
Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah mengusung karya berjudul ”Minyak Biji Kelumpang (Sterculia foetida), bahan bakar alternatif dan pemanfaatan cangkang sebagai briket dengan penerapan dwifunction tools menggunakan prinsip double gear.”
(artikel ini sudah saya muat di blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/, pada 30 November 2010, http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2010/11/pelajar-bulukumba-kembali-ukir-prestasi.html)
Suara itu adalah suara dari Arif Kusmianto, guru pendamping pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba yang mengikuti final Youth National Science and Technology Award 2010 atau Apresiasi dan Festival Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek 2010, yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, di Jakarta, 28-30 November 2010.
Kami, saya dan Arif Kusmianto, baru berkenalan pada pagi hari yang sama melalui sms yang dilanjutkan dengan bicara lewat telepon. Saya jelaskan bahwa saya adalah alumni SMA 1 Bulukumba dan kebetulan mengelola blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.
Saya katakan bahwa saya ingin mengikuti segala yang terjadi dan perkembangan pencapaian pelajar Bulukumba yang mengikuti final acara tersebut untuk selanjutnya saya beritakan atau saya ulas di blog yang saya kelola.
Saya juga memberikan dorongan semangat dan mendoakan semoga pelajar Bulukumba yang didampinginya berhasil keluar sebagai juara. Mendengar ucapan saya, Arif Kusmianto mengucapkan terima kasih dan kemudian mengutarakan uneg-unegnya.
‘’Sebenarnya kami menghadapi banyak kendala, terutama kendala dana. Kami hanya mendapat dana Rp 6 juta dari sekolah, sedangkan Bupati Bulukumba hanya memberikan bantuan Rp 500 ribu. Selebihnya bantuan dari orangtua siswa dan guru-guru,’’ ungkapnya.
Terus terang saya kaget mendengar pengakuan tersebut. Kaget karena saya tahu bahwa dana sebesar itu terlalu sedikit dan pasti tidak cukup untuk membeli tiket pesawat Makassar-Jakarta pergi pulang untuk tujuh orang.
Arif Kusmianto ke Jakarta mendampingi enam pelajar yang semuanya dari SMA Negeri 1 Bulukumba, yaitu Syafrina, Erna Ervianti, Nur Rizky Dianti (ketiganya mempresentasekan karya berjudul ISJOil atau Infus Stove Jebuska Oil), M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah (mereka mempresentasekan karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien).
Saya juga kaget dan hampir tidak percaya ketika beliau mengatakan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan hanya memberikan bantuan sebesar Rp 500 ribu.
‘’Inilah kendala yang kami alami di Bulukumba. Kami kesulitan melakukan pembinaan karena minimnya dana yang disediakan pemerintah. Anggota dewan (DPRD Bulukumba) juga sepertinya tidak peduli,’’ ungkap Arif.
Mendengar keluhan dan pengakuan tersebut, saya langsung berjanji akan menyampaikannya kepada Bupati Bulukumba dan anggota DPRD Bulukumba. Saya katakan, kalau tidak bisa saya sampaikan secara langsung, minimal saya sampaikan melalui media massa, khususnya melalui blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.
Saya lalu meminta beliau tenang dan berkonsentrasi menghadapi lomba. Kemudian sekali lagi saya berikan dorongan semangat dan mendoakan semoga adik-adik pelajar pelajar Bulukumba yang didampinginya berhasil keluar sebagai juara.
Beberapa jam kemudian, Arif Kusmianto menelepon dan menyampaikan bahwa mereka berhasil keluar sebagai juara.
Pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba yang secara tidak langsung mewakili Sulsel dan kawasan timur Indonesia, terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas Syafrina, Erna Ervianti, dan Nur Rizky Dianti yang mengusung berjudul ISJOil atau Infus Stove Jebuska Oil. Kemudian kelompok kedua terdiri atas M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah yang mengusung karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien.
‘’Yang juara adalah kelompoknya Uswah Hanafi, M. Asfar Syarar, dan Nurfadilah,’’ jelas Arif Kusmianto.
Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam situs resminya (www. kemenpora.go.id), Selasa, 30 November 2010, memberitakan bahwa Kemenpora memberikan penghargaan kepada lima pemenang Youth National Science and Technology Award 2010, Selasa (30/11) yang merupakan hasil seleksi dari 66 proposal karya yang masuk sebelum disaring menjadi 15 nominator.
Kelima pemenang tersebut adalah Zulfikar Syam Bani Ulhaq, Pratiwi Puspa Hervina dan Tenta Hertian Hendyatama (Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang), Boimin (asisten dosen Universitas Brawijaya, Malang), Nova Suparmanto (Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta), I Gede Yuhana Dharma Sasmita (Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Yogyakarta), serta Uswah Hanafi, M. Asfar Syarar, dan Nurfadilah (SMAN I Bulukumba).
Tradisi Juara
Keberhasilan para pelajar Bulukumba tersebut sekaligus memertahankan ‘’tradisi’’ juara para pelajar ‘’butta panrita lopi’’. Sudah banyak siswa Bulukumba yang berhasil mengukir prestasi di tingkat nasional.
Mereka yang telah mengukir prestasi sebelumnya, antara lain Dewi Lestari Amaliah yang keluar sebagai juara kedua Lomba Penulisan Artikel – Gerakan Anti Narkoba dan Aids di Sekolah (GANAS) Kemendiknas RI tahun 2009, dan Zahrah Rahmani Rahmiyah yang keluar sebagai Juara I Lomba Esai Jagung yang diselenggarakan IPB Bogor, di Puspitek Serpong, Jakarta, tahun 2009.
Setahun sebelumnya, Kementerian Negara Riset dan Teknologi menyerahkan hadiah kepada Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah, SMAN 1 Bulukumba yang keluar sebagai pemenang pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah Pelajar 2008, bertema Inovasi Untuk Pemberdayaan Industri dan diikuti 450 peserta dari seluruh Indovesia.
Akmal dan Nurhidayat Alam Fitrah mengusung karya berjudul ”Minyak Biji Kelumpang (Sterculia foetida), bahan bakar alternatif dan pemanfaatan cangkang sebagai briket dengan penerapan dwifunction tools menggunakan prinsip double gear.”
(artikel ini sudah saya muat di blog http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/, pada 30 November 2010, http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/2010/11/pelajar-bulukumba-kembali-ukir-prestasi.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar