Kategori Pelajar
UPAYA PENANGGULANGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH
DI DAERAH PESISIR STUDI KASUS PESISIR PANTAI BULUKUMBA
Esai ditulis untuk diikutkan dalam
“Lomba Esai Pelajar dan Mahasiswa KSAN 2011 ″
DISUSUN OLEH :
M. ASFAR SYAFAR
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BULUKUMBA,
SMA NEGERI 1 BULUKUMBA
2011
Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau yang tersebar di seluruh nusantara dengan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat adalah kurangnya ketersediaan air bersih. Kekurangan air bersih ini dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Padahal air bersih merupakan kebutuhan paling penting untuk menunjang aktivitas makhluk hidup. Kurangnya ketersediaan air bersih secara kuantitatif disebabkan karena 97 % air di bumi merupakan air laut, sehingga dengan kadar garam sekitar 35000 mg/l menyebabkan air tersebut tidak dapat langsung dipergunakan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Selain itu kadar air tawar juga semakin menurun karena pembangunan yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga memperkecil daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin menipis karena diambil terus menerus sehingga semakin banyak air laut yang meresap kedalam tanah menggantikan posisi air tawar tersebut.
Menghadapi kebutuhan air bersih yang semakin meningkat, diperlukan fasilitas penyediaan air bersih yang dapat menjangkau pemukiman penduduk, khususnya bagi penduduk yang bermukim disekitar pesisir. Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir memiliki tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pemeliharaannya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya. Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari fasilitas pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar penyediaan air bersih dapat dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh penduduk. Salah satu daerah pesisir yang memiliki kualitas penyediaan air bersih yang minim adalah Kabupaten Bulukumba.
o Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah pesisir dengan ketersediaan air bersih yang minim
Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Selatan yang luas wilayahnya sekitar 1.154,67 km2 yang terdiri dari 22,22% daerah pantai, 0,79% daerah lembah, 15,87% daerah perbukitan, dan 61,60% merupakan dataran. Secara kewilayahan kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi yaitu dataran tinggi pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompo Battang, dataran rendah, pantai dan laut lepas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan sensus penduduk 2010) yang tersebar di 10 kecamatan, 24 kelurahan, serta 123 desa. Adapun ke 10 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa. Dari ke-10 kecamatan tersebut tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir yang dimanfaatkan sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan. (Wikipedia)
Dari kondisi geografis Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari 22,22% daerah pantai tersebut memberi gambaran bahwa Kabupaten Bulukumba terletak hampir di sepanjang pesisir pantai. Inilah yang membuat sebagian besar penduduk Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai memilih profesi sebagai nelayan dan buruh rumput laut, yang mana kebanyakan dari nelayan ini adalah nelayan yang berpendapatan rendah yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan yang kuat mengapa nelayan di sepanjang pesisir pantai ini memiliki akses air bersih yang rendah dan sanitasi yang buruk.
Nelayan tersebut lebih memilih menggunakan air tanah (sumur) dibanding mendapat pasokan dari PDAM dikarenakan biaya pemasangan yang relatif mahal. Masalah yang selanjutnya timbul adalah adanya perubahan rasa, aroma, dan warna air sumur di daerah pesisir Kabupaten Bulukumba akibat dari semakin kecilnya daerah resapan air hujan dan semakin menipisnya kandungan air tanah akibat pembangunan berkelanjutan yang tanpa batas. Yang mana sumur yang mereka buat kebanyakan berair asin (payau), memiliki aroma yang tidak enak dan berwarna kekuningan karena dekat daerah pantai. Hal ini membuat penduduk yang bermukim disekitar pesisir terpaksa mengkomsumsi air tidak layak tersebut. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena dengan mengkomsumsi air berkadar garam tinggi (air payau) dapat menyebabkan terjadinya penyakit diare, mual, muntaber, pusing, gangguan pencernaan, dan berbagai gangguan kulit seperti kudisan dan bisul.
o Ada solusi, tapi tidak efektif
Untuk permasalahan penduduk yang bermukim di pesisir pantai tersebut sebenarnya sudah ada solusinya , yaitu dengan melakukan pemurnian air laut. Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah proses pemisahan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar, antara lain:
1.Penyulingan
Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.
2.Osmosis Balik (Reverse Osmosis)
Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemat tempat,dan menghemat energi.
3.Evaporator
Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain: penguapan dengan multi guna yaitu air laut yang direbus untuk penguapan. Sehingga uap itu akan terkumpul menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut skala besar. Disamping itu juga terdapat proses tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik yaitu cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil.
Dari uraian diatas, kita dapat mengetahui berbagai cara untuk melakukan pemurnian air laut menjadi air tawar. Akantetapi apakah proses desalinasi diatas efektif diterapkan untuk penduduk pesisir? Apakah ini solusi yang jitu untuk menghadapi permasalahan ketersediaan air bersih bagi masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai? Jawabannya adalah tidak, mengapa? Karena seperti yang diterangkan diatas bahwa masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai didominasi oleh nelayan berpendapatan rendah dan masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini tentunya menjadi alasan yang kuat bahwa ke-tiga proses desalinasi tersebut tidak cocok diterapkan di masyarakat Kabupaten Bulukumba yang bermukim di pesisir pantai karena cara tersebut membutuhkan biaya yang tinggi karena menggunakan bahan kimia dan prosesnya yang rumit. Disamping itu juga terjadi kesenjangan antara pemerintah dan rakyatnya, pemerintah sangat tidak peduli dan acuh terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh rakyatnya saat ini. Sehingga sangat tidak mungkin terjalin kerja sama untuk menarik investor agar menginvestasikan uangnya untuk membantu kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menyediakan akses air bersih yang layak.
o Merumuskan solusi, menghadapi tantangan
Untuk menghadapi permasalahan ini kita membutuhkan solusi yang jitu sekaligus efektif, Nah, coba kita tinjau kembali! Bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan bisa dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air tanah yang layak? Fakta membuktikan bahwa arang dan sekam padi mampu menetralkan air asin (payau) menjadi air berpH normal (pH 7) sehingga menjadi air yang layak komsumsi. Disamping itu kita tidak perlu takut kekurangan bahan baku tersebut karena sekam padi dan arang tergolong limbah yang banyak tersedia dimana-mana. Apalagi berdasarkan studi pustaka yang telah saya lakukan ternyata arang dan sekam padi telah teruji keandalannya sebagai salah satu bahan filter untuk pengolahan air yang tercemar oleh bakteri coli, logam berat (Cu dan Cr), memperbaiki warna, dan tingkat kejernihan air
Nah, sekarang sudah jelas bagaimana buruknya penyediaan air bersih bagi masyarakat pesisir Kabupaten Bulukumba, bagaimana melakukan melakukan pemurnian air laut menjadi air tawar, serta bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan bisa dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air tanah yang layak. Sekarang, yang dibutuhkan adalah sebuah pemikiran yang maju untuk menciptakan sebuah inovasi baru demi menyediakan air bersih yang layak yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Maka berdasarkan masalah tersebut maka saya mencoba melakukan eksperimen sederhana yang adapun hasilnya yaitu:
Parameter Filter sekam padi Filter arang Filter Campuran
sekam padi dan arang
Banyaknya air 1 liter 1 liter 1 liter
Warna Jernih Agak jernih Jernih
Rasa Agak asin tawar Tawar
Aroma Agak berbau Tidak berbau Tidak berbau
pH 7,35 7 7,1
Sumber: data primer. Uji laboratorium sangat dibutuhkan
Ternyata pada filter sekam padi dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, sedangkan rasanya tidak terjadi perubahan karena tetap asin, hal ini disebabkan oleh pori sekam padi yang lebih besar dibanding arang. Dan aromanya masih agak berbau dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,35 (basa).
Sedangkan pada filter arang dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, begitu pula dengan rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar, sedangkan dicium dari aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7 (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.
Sedangkan pada filter campuran sekam padi dan arang dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, begitu pula dengan rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar, sedangkan dicium dari aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,1 yang dibulatkan menjadi pH 7 (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.
Berdasarkan eksperimen sederhana yang telah saya lakukan, didapatkan kesimpulan bahwa air hasil penyaringan yang paling baik adalah air hasil saringan pada filter campuran sekam padi dan arang, yang mana kualitas warna yang dihasilkan jernih, rasanya tawar, tidak berbau, dan berada pada pH yang normal. Yang mana hal ini dihasilkan oleh pori arang yang mampu menyerap bau, dan adanya sekam padi yang mampu meningkatkan kejernihan air sehingga menjadi air bersih yang layak dikomsumsi dan digunakan oleh masyarakat pesisir khususnya di pesisir Kabupaten Bulukumba. Disamping itu bahan diatas lebih efiesien, murah, mudah didapat, dan tersedia dalam jumlah banyak, sehingga tidak akan menyulitkan masyarakat pesisir.
Selain itu dibutuhkan solusi teknologi untuk penerapan filter sekam padi dan arang ini, yang mana dengan membuat filter air sederhana yang menggunakan pipa dari sumur ke bak filter penyaringan, yang mana filter penyaringannya terbagi atas beberapa filter seperti batu kerikil, sekam padi, pasir, arang yang selanjutnya dialirkan keluar melalui kerang. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan masyarakat pesisir karena biaya yang diperlukan murah, efisien, perawatannya mudah dan memanfaatkan limbah. Adapun rancangan desain yang coba ditawarkan yaitu
Maka dengan begitu masyarakat pesisir tidak perlu lagi pusing memikirkan masalah ketersediaan air bersih, mereka bisa mengolah air payau di sumur mereka untuk diolah menjadi air tawar yang layak komsumsi, tentunya dengan biaya yang murah. Dan tentunya hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir serta akan menciptakan pola hidup bersih yang baik dan akan meningkatkan kesehatan masyarakat untuk terhindar dari berbagai penyakit pencernaan seperti diare.
Sekarang yang dibutuhkan adalah terjun langsung ke lapangan, memberikan sosialisasi terhadap masalah ini, memberikan solusi, pemahaman dan mencoba menerapkan solusi tersebut kepada masyarakat, karena praktek lebih baik dibanding hanya teori. Idealnya, mengapa kita harus menunda-nunda sebuah kesempatan emas untuk masa depan yang lebih cerah selagi hari ini masih ada waktu. Kesadaran untuk menolong sesama yang sedang kesusahan harus dipupuk sejak dini.
Kesimpulannya, pemanfaatan berbagai limbah dan bahan yang melimpah dan murah di Indonesia terutama arang dan sekam padi dapat menjadi solusi permasalahan yang kompleks dimasyarakat, misalnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat pesisir, permasalahan kesehatan karena air minum yang tidak layak dsb. Jadi, untuk apa berlepas diri karena benturan ekonomi apabila terdapat solusi dengan harga yang murah, terjangkau, dan mudah didapat, banyak hal yang bisa dioptimalkan pemanfaatnnya didalam negeri kita tercinta ini. Buktikan pada dunia bahwa kita adalah bangsa yang mandiri, bangsa yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk masalah penyediaan air bersih sekalipun. Maju terus Indonesiaku ! Mari tingkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan taraf kesehatan masyarakat pesisir dengan menyediakan air bersih dan sanitasi yang layak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar