Kamis, 10 Oktober 2013

Makalah Bahasa Indonesia : Pengertian Kalimat, bagian-bagian kalimat dan kalimat tunggal



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Bahasa adalah sarana berpikir baik untuk menyampaikan pesan kepada orang lain maupun untuk menerima pesan dari orang lain. Pikiran yang disampaikan dalam pembicaraan atau tulisan diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun menurut kaidah tertentu. Bahasa sebagai symbol yang bermakna terdiri atas satuan- satuan tertentu yang secara fungsional saling berhubungan sebagai suatu system. Satuan terkecil yang mengandung makna berupa kata atau frasa (kelompok kata), sedangkan satuan yang lebih besar yang mengandung pikiran berupa kalimat.
             Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Lengkap dengan makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan bahasa sebagai sarana berpikir dan berkomunikasi banyak ditentukan oleh penguasaan kaidah kalimat yang didukung oleh kosakata yang memadai.
Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pengertian kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang  pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.




I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu
1.     Bagaimana pengertian kalimat?
2.     Bagaimana bagian- bagian kalimat?
3.     Bagaimana jenis kalimat tunggal?
I.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.        Untuk mengetahui pengertian kalimat
2.        Untuk mengetahui bagian- bagian kalimat
3.        Untuk mengetahui bentuk kalimat tunggal
I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1.        Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai pengertian dan bagian- bagian kalimat serta jenis kalimat tunggal
2.        Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah














BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran (Widjono, 2007). Kalimat dapat dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal mengandung satu subjek dan prediket, satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital, diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Adapun ciri- ciri kalimat yaitu :
a.         Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
b.        Sekurang-kurangnya terdiri dari atas subjek dan prediket.
c.         Predikat transitif disertai objek, prediket intransitif dapat disertai pelengkap.
d.        Mengandung pikiran yang utuh.
e.         Mengandung urutan logis, setiap kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi (subjek, prediket, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya.
f.         Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas.
g.        Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna pikiran yang saling berhubungan.



II. 2 Bagian- Bagian Kalimat
Bagian- bagian kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku terdiri dari sekurang-kurangnya atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir. Adapun bagian- bagian kalimat secara rinci yaitu:
II.2.1 Subjek
Fungsi subjek merupakan pokok dalam sebuah kalimat. Pokok kalimat itu dibicarakan atau dijelaskan oleh fungsi kalimat lain, yaitu predikat. Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
a.    Jawaban apa atau siapa,
b.    Dapat didahului oleh kata bahwa,
c.    Berupa kata atau frasa benda (nomina)
d.   Dapat diserta kata ini atau itu,
e.    Dapat disertai pewatas yang,
f.     Tidak didahului preposisi di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dan lain-lain,
g.    Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Hubungan subjek dan prediket dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S          P
Ibu memasak.
S          P
II.2.2 Predikat
Predikat merupakan unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok kalimat atau subjek. Hubungan predikat dan pokok kalimat dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini.
Adik bermain.
S          P
Adik adalah pokok kalimat
bermain adalah yang menjelaskan pokok kalimat.
Ibu memasak.
S          P
Ibu adalah pokok kalimat
memasak adalah yang menjelaskan pokok kalimat. Prediket mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Bagian kalimat yang menjelaskan pokok kalimat,
b.    Dalam kalimat susun biasa, prediket berada langsung di belakang subjek,
c.    Prediket umumnya diisi oleh verba atau frasa verba,
d.   Dalam kalimat susun biasa (S-P) prediket berintonasi lebih rendah,
e.    Prediket merupakan unsur kalimat yang mendapatkan partikel –lah,
f.     Prediket dapat merupakan jawaban dari pertanyaan apa yang dilakukan (pokok kalimat) atau bagaimana (pokok kalimat).
II.2.3 Objek
Fungsi objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif. Objek dapat dikenali dengan melihat verba transitif pengisi predikat yang mendahuluinya seperti yang terlihat pada contoh di bawah ini.
Dosen menerangkan materi.
S                      P          O
menerangkan adalah verba transitif.
Ibu menyuapi adik.
S          P         O
Menyuapi adalah verba transitif. Objek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Berupa nomina atau frasa nominal
b.    Berada langsung di belakang predikat (yang diisi oleh verba transitif)
c.    Dapat diganti enklitik –nya, ku atau –mu
d.   Objek dapat menggantikan kedudukan subjek ketika kalimat aktif transitif dipasifkan

II.2.4 Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Pelengkap (pel.) bentuknya mirip dengan objek karena sama-sama diisi oleh nomina atau frasa nominal dan keduanya berpotensi untuk berada langsung di belakang predikat. Kemiripan antara objek dan pelengkap dapat dilihat pada contoh berikut.
Bu Minah berdagang sayur di pasar pagi.
S                      P          pel.     ket.
Bu Minah menjual sayur di pasar pagi.
S                      P         O        ket.
Pelengkap mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks ber dan predikat pasif yang diisi oleh verba yang dilekati oleh prefiks di- atau ter
b.    Pelengkap merupakan fungsi kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba dwitransitif pengisi predikat
c.    Pelengkap merupakan unsur kalimat yang kehadirannya mengikuti predikat yang diisi oleh verba adalah, ialah, merupakan, dan menjadi
d.   Dalam kalimat, jika tidak ada objek, pelengkap terletak langsung di belakang predikat, tetapi kalau predikat diikuti oleh objek, pelengkap berada di belakang objek
e.    Pelengkap tidak dapat diganti dengan pronomina –nya
f.     Satuan bahasa pengisi pelengkap dalam kalimat aktif tidak mampu menduduki fungsi subjek apabila kalimat aktif itu dijadikan kalimat pasif
II.2.5 Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan keterangan kepada seluruh kalimat. Sebagian besar unsur keterangan merupakan unsur tambahan dalam kalimat. Keterangan sebagai unsur tambahan dalam kalimat dapat dilihat pada contoh berikut.
Ibu membeli kue di pasar.
S          P          O Ket. Tempat
Ayah menonton TV tadi pagi.
S          P             O  Ket. waktu
Keterangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Umumnya merupakan keterangan tambahan atau unsur yang tidak wajib dalam kalimat
b.    Keterangan dapat berpindah tempat tanpa merusak struktur dan makna kalimat
c.    Keterangan diisi oleh adverbia, adjektiva, frasa adverbial, frasa adjektival, dan klausa terikat
Berdasarkan maknanya keterangan dapat dibedakan atas :
a.    Keterangan tempat, yaitu keterangan yang mengandung makna tempat. Keterangan tempat diawali oleh preposisi di, ke, dari (di) dalam
b.    Keterangan waktu, yaitu keterangan yang mengandung makna waktu. Keterangan waktu diawali oleh preposisi pada, dalam, se-, sepanjang, selama, sebelum, sesudah. Selain itu ada keterangan waktu yang tidak diawali oleh preposisi, misalnya sekarang, besok, kemarin, nanti.
c.    Keterangan alat, yaitu keterangan yang mengandung makna alat. Keterangan alat diawali oleh preposisi dengan dan tanpa.
d.   Keterangan cara, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya, bermakna cara dalam melakukan kegiatan tertentu. Keterangan cara ditandai oleh preposisi dengan, secara, dengan cara, dengan jalan, tanpa.
e.    Keterangan tujuan, yaitu keterangan yang dalam hubungan antar unsurnya mengandung makna tujuan. Keterangan tujuan ditandai oleh preposisi agar, supaya, untuk, bagi, demi.
f.     Keterangan penyerta, yaitu keterangan yang berdasarkan relasi antarunsurnya yang membentuk makna penyerta.
g.    Keterangan perbandingan, yaitu keterangan yang relasi antar unsurnya membentuk makna perbandingan. Keterangan perbandingan ditandai oleh preposisi seperti, bagaikan, laksana,
h.    Keterangan sebab, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna sebab. Keterangan sebab dtandai oleh konjungtor sebab dan karena
i.      Keterangan akibat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna akibat. Keterangan akibat ditandai oleh konjungtor sehingga dan akibatnya
j.      Keterangan syarat, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna syarat. Keterangan syarat ditandai oleh konjungtor jika dan apabila
k.    Keterangan pengandaian, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna pengandaian. Keterangan pengandaian ditandai oleh konjungtor andaikata, seandainya dan andaikan
l.      Keterangan atributif, yaitu keterangan yang relasi antarunsurnya membentuk makna penjelasan dari suatu nomina.

II.3 Jenis Kalimat Tunggal
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
II.3.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan it, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar. Mari kita lihat sekali lagi pola-pola kalimat dasar tersebut.
Mahasiswa berdiskusi
                 S                 P
Dosen  ramah
               S          P
Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
S                                  P
Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing hendaklah dibaca sebagai berikut
a)      Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P) kata kerja (berdiskusi).
b)      Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata sifat (ramah).
c)      Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) dan berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah).
Ketiga pola kalimat di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali unsur utamanya.
Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat
Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.
S                                  P                                 K
Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III. Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan keterangan tempat di akhir kalimat.
Kalimat 2, yaitu Dosen itu ramah dapat diperluas menjadi
Dosen itu selalu ramah setiap hari.
S                      P                     K
Kalimat 3, yaitu Harga buku itu sepulu ribu rupiah dapat diperluas pula dengan kalimat
Harga buku besar itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S                                                          P
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih.


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
          Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a)    Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
b)   Adapun bagian- bagian kalimat terdiri atas: subyek, prediket, objek, pelengkap dan keterangan
c)    Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Merupakan unsur kalimat dasar yang sederhana

III.2 Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana pengertian sebuah kalimat, bagian- bagiannya dan jenis kalimat tunggal









2 komentar: